kabupaten butu

Masjid Tua di Teluk Kaiely

Masjid Tua Kayeli atau didokumen Belanda di tulis Moskee Kajeli  (dengan ejaan lama) antara tahun 1890-1940, kini dikenal sebagai Masjid Nurul Iman di Desa Masarete Teluk Kaiely.

Masjid Nurul Iman merupakan salah
satu masjid tua pulau Buru provinsi Maluku. Lokasinya berada di desa Masarete kecamatan
Teluk Kaiely (Kayeli) kabupaten Buru Provinsi Maluku.

Foto dari Tropenmuseum Belanda antara tahun 1890-1940
merupakan dokumentasi tertua tentang masjid ini, disebut dengan Moskee Kajeli
atau Masjid Kayeli dalam ejaan lama, merujuk kepada tempatnya berada di Teluk
Kayeli atau Kaiely.
 

      Masjid Tua Kaiely (Masjid Nurul
Iman) Masarete
Masarete, Teluk Kaiely, Buru, Maluku
https://maps.app.goo.gl/k3XsP2GV24ZEA7Cz8

 

 

Masjid tua Kayeli ini merupakan peninggalan
sejarah persebaran Islam di Pulau Buru. Berdasarkan data objek cagar budaya,
masjid ini diperkirakan didirikan pada tahun 1890-an. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru, Ibu Je Ibrahim, masjid tua
tersebut telah berganti nama menjadi Masjid Nurul Iman, yang berlokasi di Desa
Masarete, Kecamatan Teluk Kaiely.

 

Masjid ini hingga kini masih
terus dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah shalat berjemaah dan
aktivitas kemasyarakatan. Meskipun telah mengalami perubahan beberapa struktur
bangunan dari bentuk aslinya, corak bangunan masih menampakkan nuansa tua dan
kuno.

 

Masjid Tua Kaiely masa kini dikenal sebagai Masjid Nurul Iman Desa Masarete.

Bentuk bangunannya tidak jauh
berubah dari bangunan awal, struktur atap mempertahankan bentuk atap limas
bersusun tiga dengan Tiang Alif di puncak masjid yang menjadi ciri khas utama
masjid masjid di Maluku.

 

Pada mulanya, dinding dan atap
masjid terbuat dari rumbia atau daun pohon sagu, tetapi kini telah berganti
terbuat dari seng dan berdinding tembok. Masjid berukuran 9 x 13 meter ini
didominasi warna merah dan putih. Filosofi warna merah dan putih menggambarkan
agama dan adat istiadat yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat
setempat.

 

Tiang Alif di masjid Nurul Iman
ini telah dilakukan penggantian pada Kamis 19 September 2024 yang lalu dengan
prosesi adat dihadiri para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan keluarga besar
masyarakat Desa Masarete.

 

Masjid Nurul Iman Desa Masarete.

Kegiatan itu merupakan pengganti
Tiang Alif lama yang telah rusak dan menjadi bagian penting dari tradisi
masyarakat setempat. Pemasangan Tiang Alif di Masjid Nurul Iman bukan hanya
sekadar perbaikan fisik, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi dan ritual budaya
yang kaya akan nilai-nilai spiritual.

 

Tradisi pemasangan Tiang Alif
ini, khususnya di Maluku, termasuk di Desa Masarete, adalah bagian dari adat
dan kebudayaan yang sarat simbolisme dan makna spiritual. Disebut Tiang Alif, karena
memang menyerupai huruf Arab “Alif”, melambangkan keesaan Tuhan.
Biasanya, Tiang Alif dipasang sebagai tiang utama dalam pembangunan rumah atau
masjid, terutama di wilayah yang kental dengan tradisi Islam.

 

Dalam pelaksanaannya, prosesi
pemasangan ini dilakukan dengan upacara adat yang disertai doa-doa, pembacaan
ayat suci Al-Quran, dan makan bersama sebagai permohonan berkah dan
perlindungan dari Tuhan.

 

Penggantian Tiang Alif Masjid Nurul Iman Masete pada 19 September 2024 (foto : Kemenag Maluku)

Tradisi Masjid Tua Kaiely

 

Selain sebagai tempat beribadah,
masjid tua ini juga digunakan untuk acara-acara adat dan tradisi hari besar
yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai baletaung, seperti pada tanggal 1
Muharam dan Malam Tujuh Likur (malam ke dua puluh tujuh di bulan suci Ramadhan)

 

Akses Menuju Masjid Tua Kaiely

 

Cukup mudah menemukan masjid ini
karena lokasinya yang berada di pinggir jalan desa dan di tengah pemukiman
warga. Untuk menuju lokasi masjid, alternatif paling memungkinkan melalui transportasi
laut dari pelabuhan Namlea di Pulau Buru menuju Teluk Kaiely dengan kapal feri.

 

Sumur & tempat wudhu di Masjid Nurul Iman Masarete.

Kapal feri yang akan menuju ke
Teluk Kaiely ini memiliki jadwal keberangkatan dua kali dalam sehari, yaitu
pada pukul 08.00 dan 14.00, kecuali pada hari Jumat dan Minggu, kapal feri
hanya melayani penyeberangan pada pukul 08.00. Penyeberangan ditempuh sekitar
60 menit hingga tiba di pelabuhan Teluk Kaiely.

 

Alternatif lain menuju Teluk
Kaiely adalah menggunakan persewaan speedboat, selain jarak tempuh lebih cepat,
sensasi menerjang ombak di tengah lautan tentu akan lebih terasa. Setibanya di
Pelabuhan Teluk Kaiely, untuk menuju masjid dapat dijangkau dengan jasa ojek
sepeda motor karena sulitnya menemukan persewaan kendaraan roda empat.

 

Jarak pelabuhan menuju lokasi
masjid juga tidak terlalu jauh, hanya sekitar tiga kilometer. Sepanjang jalan
menuju lokasi masjid, akan dijumpai perkebunan sagu di sisi kanan atau kiri
jalan, rumah penduduk setempat, dan tanah lapang tempat pengembalaan ternak
penduduk Desa Masarete.***

 

       

View this post on Instagram

A post shared by Rajakelir (@rajakelir)

——————————————————————

Follow & Like akun Instagram kami
di 
@masjidinfo dan @masjidinfo.id

——————————————————————

 

Baca Juga

 

Masjid Jami’
Ambon
Sigi
Lamo – Masjid Sultan Ternate
Masjid
Raya Al-Munawar Ternate
Masjid
Wapauwe ; Masjid Tertua di Indonesia

 

Rujukan

 

       Suluh dalam akulturasi masjid
tua Indonesia Timur, Masjid Warisan Budaya di Indonesia Timur, Direktorat
Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021.

       https://maluku.kemenag.go.id/artikel/penyuluh-agama-islam-kemenag-buru-hadiri-pemasangan-tiang-alif-di-masjid-nurul-iman-desa-masarete


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top