Adventure

Melrimba Garden – Camping di Antara Hamparan Bunga

Melrimba Garden, Puncak
Melrimba Garden – Camping di Antara Hamparan Bunga. Camping di dalam kebun bunga itu sangat memanjakan mata.

Suami: “Coba cek Melrimba Garden, Bun.”

Saya:: “Buat?”


Suami: “Katanya di sana ada penginapannya juga. Mau ngamati migrasi burung
juga di sana viewnya bagus.”
Saya: “Sebentar … di cari dulu, ya.”

Awalnya kami berencana menginap di Puncak Pass Resort. Tapi karena
suami minta cek ke Melrimba, saya pun mulai mencari infonya di Google.
Kami belum pernah ke Melrimba Garden sebelumnya. Kalau sekadar lewat,
sih, udah beberapa kali. Selama ini, saya taunya Melrimba Garden adalah
kebun bunga dan juga resto. Baru tau kalau di sana juga ada camp
area.


Seperti ini tendanya, bisa untuk 4 orang. Tidur beralaskan matras


Setelah menelpon Melrimba untuk menanyakan harga dan lainnya, kami
putuskan untuk menginap di sana. Dengan rate Rp1.250K per tenda, kami
mendapatkan 4 x lunch/dinner, 4 x breakfast/snack, 4 buah sleeping bag,
2 ikat kayu bakar untuk api unggun, tempat barbeque, dan segalon air
mineral. Fasilitas lainnya adalah listrik di dalam tenda untuk mencharge
handphone tapi gak ada lampu. Kamar mandi umum dengan shower panas dan
dingin.

Kami memilih paket dinner daripada lunch karena sepertinya
lebih enak mencari makan siang kalau memang ingin makan di luar. Pilih
breakfast karena yakin banget kalau pagi pasti malas keluar
Melrimba hanya sekadar untuk cari makan hehehe. Kami juga bawa sleeping
bag sendiri walaupun di sana sudah disediakan. Khawatir sleeping bag
yang disediakan kurang bisa menahan dingin. Atau paling tidak sleeping
bag yang kami bawa bisa dijadikan bantal 🙂

Tujuan pertama kami adalah bukit gantole dan kembali merasa di php sama
burung raptor. Kami kembali gagal melihat
migrasi burung raptor. Dari bukit gantole, check in dulu di Melrimba Garden. Jaraknya
bukit gantole dengan Melrimba Garden sangat dekat. Gak sampai 10 menit
sudah sampai.

Kemudian lanjut makan siang di resto Puncak Pass Resort. Selesai makan
siang, rencananya mau lanjut ke taman bunga Cipanas. Tapi baru sampai
parkiran udah putar balik. Kayaknya tempat wisatanya jauh dari parkiran.
Males banget jalan kaki gara-gara perut kekenyangan. Anak-anak malah
setelah makan siang, langsung tidur dengan nyenyak di mobil. Mampir ke
minimarket aja, lah. Beli aneka camilan. Sebetulnya di rumah udah siapin
beberapa camilan bahkan daging buat barbeque, eh lupa dibawa!

Sesampainya di Melrimba Garden, saya rasanya ingin langsung tiduran.
Udara yang sejuk, terlebih di camp area banyak pohon besar, rasanya
membuat mata saya semakin mengantuk saja. Tapi emang susah kalau ajak
anak-anak untuk bersantai. Mereka maunya bergerak terus *elus-elus perut
yang kekenyangan dan ganjel mata yang ngantuk berat*.

Melrimba Garden dikenal sebagai taman bunga dan juga area bermain. Mata
para pengunjung akan dimanjakan dengan banyaknya bunga cantik berbagai
macam jenis. Untuk yang suka menanam bunga, di sana juga ada toko bunga.
Saya langsung mengkhayal seandainya di rumah punya banyak tanaman bunga
seperti ini. Bahagia banget kali, ya? Untuk yang hobi selfie, jangan
lupa siapkan kamera dan pakaian yang cakep. Mau bergaya ala model atau
gaya apapun juga boleh. Banyak spot bagus di sana 🙂


Aktivitas pertama kami adalah bermain panahan. Pakai alat panah beneran.
Keke ikut ekskul panahan di sekolah, jadi udah terbiasa dengan peralatan
memanah. Kalau Nai, baru kali ini dia panahan menggunakan peralatan
memanah sesungguhnya. Dulu pernah main panahan tapi masih pakai alat
sederhana.

Selesai main panahan, Keke ingin main mountain bike. Nai? Dia ingin
mengikuti kakaknya main sepeda. Bukan ikut main sepeda karena badannya
masih kecil untuk main mountain bike yang disediakan. Tapi mengikuti
kakaknya dari belakang sambil berlari. Dan itu artinya tugas saya untuk
ngejar-ngejar mereka sambil sesekali berteriak kalau mereka udah mulai
kejauhan hahaha! Suami tidak ikut karena haru angkut barang bawaan ke
tenda. Lokasi camp area memang agak ke dalam. Sedikit jauh dari
parkiran.


Saat nyasar, nemu kaktus yang tinggi begini. Coba nyasarnya gak
sendirian, udah foto-foto dulu kayaknya 😀

Awalnya, saya masih sanggup mengejar Keke dan Nai. Karena Keke sesekali
berhenti ketika saya mulai berteriak supaya jangan terlalu mengayuh
sepedanya. Lama-lama, saya makin ketinggalan. Mulai terengah-engah, mau
teriak aja udah cape, gak ada tenaga lagi. Saya mencoba motong jalan,
siapa tau bisa nyusul anak-anak. Eh, malah nyasar! Gak ketemu jalur
sepedanya. Duh, anak-anak dimana? Menjadi cemas karena sudah mulai
sore.

Karena gak juga ketemu, saya pun mulai berjalan ke tempat parkir. Pos
mountain bike ada di sana. Tapi belum ada tanda-tanda sepeda yang disewa
Keke parkir. Saya duduk di pinggir resto. Gak berapa lama kemudian, dari
kejauhan saya lihat Keke datang, Tapi Nai mana? Mulai cemas, dong.
Khawatir Nai juga ketinggalan kakaknya, lalu dia nyasar.

Saya langsung telpon suami, ternyata Nai lagi ada di tenda.
Alhamdulillah, lega. Rupanya, Nai mulai kecapean juga ngejar kakaknya.
Untungnya dia gak sok-sokan kayaknya bundanya yang coba memotong jalan
tapi malah berakhir dengan kesasar. Nai minta dianter Keke ke tenda,
kemudian Keke lanjut main sepeda sendirian.

Kami kembali berkumpul di tenda. Sore hari, mulai dingin udaranya dan
perut jadi lapar. Bikin mie instant dulu aja, lah. Untuk makan malam,
kami diberi 2 pilihan, yaitu diantar ke tenda atau langsung order di
resto. Kami memilih makan di resto. Ingin tahu suasana restonya.


Usai maghrib, kami berjalan kaki menuju resto. Agak gelap jalannya,
makanya kami dikasih senter besar dan juga walkie talkie. Walkie talkie
dipinjamkan selama kami di sana. Fungsinya untuk memanggil crew Melrimba
Garden bila ingin membutuhkan sesuatu. Senter bisa dipakai juga untuk
menerangi tenda. Tapi, tengah malam juga sudah mulai redup. Gak masalah,
karena di luar area ada lampu. Lagian gelap juga gak apa-apa, malah
(seharusnya) jadi lebih nyenyak tidurnya 😀


Restonya yang terdiri dari 2 lantai ini tidak terlalu besar tapi terasa
nyaman makan di sana. Walopun makan di resto, kami tidak punya pilihan
lain selain makan nasi timbel dan minum teh manis. Karena hanya menu itu
yang ditawarkan dalam paket camping. Boleh saja memilih menu lain,
tentunya ada charge tambahan. Biar irit, kami gak memilih menu lain.
Makan yang disediakan di paket aja hehehe. Nasi timbelnya enak, tapi
sayur asemnya sangat asin. Kebalikan dari sayur asem, teh manis
hangatnya rasanya terlalu manis.


Anak-anak udah tidur. Dunia jadi milik kita berdua *eh :p*


Selesai makan, anak-anak tidur cepat. Segala camilan dan sosis yang
rencananya mau dibakar di depan api unggun, gak kemakan sama sekali.
Anak-anak sudah sangat mengantuk. Tinggal saya dan suami yang tidur
larut malam. Sebetulnya ingin mengikuti anak-anak untuk tidur cepat.
Tapi berisik banget karena lagi ada gathering di beberapa tenda sebelah.
Mereka bikin games dan nyanyi-nyanyi. Setelah rombongan tersebut masuk
ke tenda masing-masing, kami belum bisa tidur juga. Suara mobil dan
motor yang lewat sangat kedengaran. Kami pikir camp area yang berada di
dalam itu jauh dari jalan. Ternyata semakin malam, suara kendaraan
semakin jelas terdengar. Ambil positifnya aja, deh. Kami jadi bisa
berduaan sepanjang malam untuk ngobrol hehehe. Walaupun semakin malam
udaranya cukup menggigit, untung ada api unggun yang menghangatkan.
Setelah seluruh kayu terbakar, kami pun mulai masuk tenda dan berusaha
untuk tidur 🙂


Sarapan mie instan lagi sebelum sarapan di resto 🙂


Untuk sarapan pagi, kami kembali memilih makan di resto. Hitung-hitung
sekalian olahraga pagi. Paket menu sarapan adalah seporsi nasi goreng
dan segelas teh untuk masing-masing. Belajar dari pengalaman semalam,
kami minta teh hangat tanpa gula. Nasi gorengnya enak, sayangnya kami
tidak tahu kalau ditaburi rawit. Nai jadi gak kuat makannya. Akhirnya
dia order juice dan Keke juga ikutan.




Selesai makan, kami kembali beraktivitas. Gak perlu mandi dulu hehehe.
Keke ingin main sepeda gunung lagi. Kali ini dia ingin ajak ayahnya.
Sebetulnya ayahnya rada malas. Karena abis makan, kok, disuruh sepedaan
hehehe. Tapi karena terus-terusan diminta, ayahnya gak kuasa menolak
lagi.


Sambil nunggu Keke dan ayahnya sepedaan, saya dan Nai main di
playground. Selesai bersepeda, bersama-sama menemani Nai main high rope.
Semua permainan yang kami coba, standar keamanan di Melrimba Garden
termasuk baik. Peralatannya juga bagus. Selesai main kami balik ke
tenda. Buat mandi? Enggak, buat mancing yang lokasinya di seberang camp
area. Tapi mampir ke toko bunga dulu sebelum memancing. Sekadar lihat
aja, gak beli 😀


Karena camping di sana, kami dapat 1 tiket gratis untuk mancing.
Memancing di sini adalah aktivitas terlama dan terngantuk yang pernah
kami lakukan. Mana gak dapet juga ikannya. Saya memilih balik ke tenda
karena sakit kepala. Saya berharap kalau bisa tidur sejenak, mungkin
pusing akan hilang. Ternyata gak bisa tidur sama sekali. Di sana kan
tempat wisata juga, jadi ada aja pengunjung yang lewat. Suara-suara para
wisatawan yang lewat membuat saya gak bisa beristirahat.

Mau mandi juga malas, karena kamar mandinya dipakai juga untuk
pengunjung umum. Camp area Melrimba Garden katanya bisa menampung untuk
sekitar 100 tamu. Tapi, kamar mandinya (menyatu dengan toilet) hanya ada
2. Laki-laki dan perempuan tidak dipisah. Kalau siang, pengunjung umum
bisa numpang ke kamar mandi itu juga. Kalau toilet aja di sekeliling
area Melrimba juga ada.

Usai bermain, kami makan siang. Rencananya mau check out dulu lalu cari
makan siang di luar. Tapi, lihat jalanan, kok, macet ajah. Kemungkinan
pertama, macet karena jalan turun ditutup. Masih satu arus untuk yang
naik. Tapi setelah lewat pukul 12, masih juga kelihatan gak ada
pergerakan. Jadilah kami berjam-jam di resto Melrimba Garden. Tamu lain
juga kelihatannya melakukan hal yang sama. Begitu terdengar sirene
polisi yang artinya giliran yang turun jadi satu arah, banyak tamu
termasuk kami bergegas ke kendaraan masing-masing. Untuk makan siang
kali ini karena sudah gak termasuk paket jadi kami bayar lagi. Di
postingan berikutnya, saya ceritain makanan dan minuman apa aja yang
kami order.

Sebelum pulang main ATV dulu


Perjalanan gak terlalu lancar. Puncak memang masih jadi primadona untuk
berwisata sehingga arus selalu padat walaupun sudah diberlakukan satu
arah. Kami sampai rumah selepas maghrib. Langsung tidur aja, lah.
Mandinya besok :p

Melrimba Garden

Jl Raya Puncak KM 87, Tugu Utara,
Cisarua Bogor, Jawa Barat

Phone: +62 878 8114 0566

www.melrimbagarden.com


 


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top