kadang-kadang suka gak mudah menghapal jalan, Google Maps itu
andalan. Tetapi, gak bisa 100% juga diandalkan. Bukan karena fitur
ini membutuhkan koneksi internet. Hanya saja, kami juga pernah
nyasar gara-gara Google Maps.
Kesasar Gara-Gara Google Maps
udah ngajak ke Asemka. Anak-anak gak ada yang mau ikut. Jadi kami
putuskan untuk naik motor.
Di salah satu jalan (lupa di daerah mana), suami masuk ke dalam gang.
Masuk ke dalam pemukiman padat penduduk. Maksudnya mau motong jalan
supaya cepat. Eh, ternyata malah kayak terjebak ke dalam labirin yang
gak tau jalan keluarnya di mana. Dari mulai gang yang masih nyaman
dilalui motor, sampai yang lebih sempit pun kami lewati.
Gara-gara banyak gang ditutup karena mau diadakan lomba Agustusan.
Google Maps sama sekali gak ngebantu. Kami malah semakin diputer-puter
di dalam gang. Mungkin karena banyak akses yang ditutup, makanya maps
pun bingung hehehe. Akhirnya, kami pun beberapa kali bertanya ke warga
di sana. Bisa ketemu juga jalan besar 😂.
Kejadian lagi 2 tahun lalu saat mau makan siang di Gastromaquia.
Restoran Spanyol yang berlokasi di jalan Ciniru, Kebayoran Baru ini
sebetulnya gak berada di jalan sempit. Tetapi, karena kami sempat salah
keluar pintu tol, jadi agak malas buat cari-cari lagi. Langsung aja
minta diarahin ma Google Maps.
[Silakan baca:
Buka Puasa Bersama di Gastromaquia dengan Menu Spesial Ramadhan]
Kami pun diarahkan ke portal yang tertutup. Untung ada satpam yang
jaga. Ternyata, kami harus sedikit memutar. Ya, memang gak seribet
kejadian pertama. Tapi, tetap aja kesasar gara-gara Google Maps
hehehe.
Nyasar Lagi di Malaysia
“Teteh mau naik apa ke Paradigm Mall?”
“Jalan kaki.”
“Hah? Jalan kaki? Bukannya jauh ya, Teh?”
“Masa’, sih? Di Google Maps katanya cuma sekiloan. Gak sampai 15
menit juga udah sampe.”
“Iya, ya? Ghea belum pernah sih ke sana. Cuma adeknya Hadi pernah
bilang kalau Paradigm mall tuh jauh. Makanya suka pakai mobil.”
Kami hanya 3 hari 2 malam menginap di Siti Homestay. Di malam
terakhir, saya ingin mencari coklat buat oleh-oleh. Kalau dari hasil
browsing, ada beberapa yang menyarankan belanja di Tesco. Dan di
Paradigm Mall ada Tesco.
[Silakan baca:
Siti Homestay Kelana Jaya, Penginapan Nyaman untuk Muslim]
Rencana awalnya, kami hanya akan jalan sekeluarga. Gak taunya
semuanya pengen ikutan, kecuali sepupu saya dan suaminya. Kami pun
jalan-jalan sore ke mall. Pokoknya kami masih yakin Google Maps bilang
dekat itu benar.
“Perasaan bukan ke sini jalannya.”
Beberapa kali papah saya mengucapkan kalimat tersebut. Tetapi,
nadanya terdengar kurang meyakinkan. Makanya kami terus
berjalan.
Tenda-tenda makannya memang serendah itu. Itu yang makan sampai gak
kelihatan wajahnya hehehe
Lumayan lama juga kami berjalan. Melewati beberapa gedung. Ketemu
resto dengan tenda makan di luar yang rendah banget. Lebih dari
setengah jam kami berjalan, gak juga ada tanda-tanda sampai ke
mall.
Padahal katanya dekat. Saya jadi mulai agak ragu dengan maps. Mulai
teringat lagi ucapan sepupu saya yang bilang kalau mallnya jauh.
Google Maps terus memberi arah ke mana kami harus berjalan.
Padahal, gak jauh dari homestay, gedungnya udah kelihatan. Tetapi,
kok kami gak juga sampai ke sana. Hingga kemudian …
Kami ketemu dengan jalan tol. Mallnya tepat berada di seberang.
Tetapi, sejauh mata memandang, kami gak melihat ada jembatan
penyebrangan.
“Tuh, kan, bener kata Papah! Ayo pada balik dulu ke homestay. Papah
tau jalannya. Tadi pagi ‘kan Papah lari pagi ke arah sana.”
Ternyata, dari homestay kami hanya perlu menyebrang ke tengah jalan
kemudian lanjut berjalan lurus ke arah underpass. Terowongan ini
berada di bawah jalan tol. Begitu keluar dari terowongan, Paradigm
mall pun di depan mata. Lha kenapa Google Maps gak mengarahkan kami
semudah ini? Hehehehe
Udah gitu, under pass yang kami lewati namanya jalan bahagia. Rasanya
seperti menggambarkan perasaan kami yang bahagia menemukan jalan
menuju mall setelah disasarin ma Google Maps hahaha.
[Silakan baca:
Resepsi Pernikahan di Malaysia]
Ngapain Aja di
Paradigm Mall?
Subway
Tadinya mau langsung ke Tesco, tetapi perut sudah pada protes. Agak
susah mencari makan di sini. Bukan karena pilihannya sedikit. Tetapi,
keinginan kami yang berbeda-beda.
Keke dan Nai yang langsung mantap memilih Subway sejak dari homestay.
Sementara yang lain masih bingung. Jadilah begitu sampai mall, kami
langsung ke resto ini. Hanya Keke, Nai, dan Fabian yang beli. Yang
lainnya masih mau cari-cari lagi.
[Silakan baca:
Tabel Service di McDonald’s Bukit Bintang, Malaysia]
Satay Satay
Sebetulnya, yang bikin agak lama mencari resto itu karena mamah dan
papah berbeda pendapat. Kalau yang lain sih makan di mana pun terserah
aja.
Papah juga terserah aja, asalkan jangan di resto fast food. Makanya,
papah gak mau makan di Subway. Kalau gak terpaksa banget dan masih ada
pilihan lain, alm papah saya memang gak mau makan fast food.
Sedangkan mamah gak suka dengan kari. Mencium aromanya aja udah gak
mau. Makanya, agak sulit karena beberapa resto lumayan tercium aroma
karinya. Mamah lebih baik makan fast food daripada kari. Asalkan resto
fast foodnya jangan bersebelahan ma resto yang menjual kari aja. Gak
bakal mau hehehe.
Tapi, ditawarin makan di resto Chinese dan Vietnam juga ditolak.
Jadi, memang agak lama mencari-cari makanan yang sesuai dengan selera
mamah. Sampai akhirnya, kami ketemu resto bernama Satay Satay.
Restonya kecil dan cukup sepi. Kalau lihat beberapa menunya banyak yang
mirip lah dengan menu Indonesia. Ya itu juga yang bikin mamah akhirnya
mau makan di sana. Dari nama restonya aja, udah seperti nama salah satu
kuliner Indonesia yaitu sate.
Tinggal rasanya aja, nih. Belum tentu sama. Kayak waktu kami makan
siang di Bagus Food Court, Singapore. Mamah memilih nasi padang yang
menurut saya malah lebih mirip masakan Sunda.
[Silakan baca:
Mencari Kuliner Halal di Singapore? Ke Bagus Food Court Aja]
Gak butuh waktu lama dari sejak kami pesan makanan. Saya sudah agak
lupa detil rasanya. Tapi, lumayan lah. Meskipun gak sampai enak
banget. Keke dan Nai pun ikut makan lagi. Padahal baru aja
menghabiskan makanan dari Subway 😄.
Gak semua makanan yang dipesan, saya cicipi. Menurut om saya, ayam
laksa yang dipesan kurang sesuai dengan yang dibayangkan. Tentu aja
saya kurang tau seperti apa ayam laksa yang enak menurut om
saya.
Kalau untuk range harga, makanan utama kisarannya RM10 s/d 25 per
porsi. Ya, mirip-mirip lah ya sama harga makanan di resto sini.
Tesco
Selesai makan, kami lanjut ke Tesco. Kalau di sini, seperti
hypermarket Carrefour. Bedanya, kalau di sana mau belanja pakai troli
harus bayar. Harus masukin koin supaya kunci troli bisa dilepas.
Gak mahal sebetulnya, hanya saja gak ada satupun dari kami yang bawa
koin. Udah gitu malah sempat gak kepikiran buat nanya. Makanya agak
lama hehehe. Saya lupa, apakah setelah troli dikembalikan, koinnya
akan kembali atau enggak.
Karena niatannya memang hanya ingin belanja coklat, kami langsung ke
lorong yang menjual coklat dan permen. Ternyata, di bawah ekspektasi
saya. Pilihannya gak banyak.
Saya udah ngabayanginnya kayak di Mustafa Centre, Singapore. Tetapi,
di Tesco sama aja kayak hypermarket pada umumnya. Malah di Giant atau
Hero yang dekat homestay juga sama coklatnya. Ya mendingan beli yang
dekat penginapan aja. Supaya nentengnya lebih dekat. Akhirnya, kami
hanya beli sedikit. Setelah itu memutuskan untuk pulang.
[Silakan baca:
Bermain di Gardens by The Bay dan Mencari Oleh-Oleh di Mustafa
Centre]
Karena sudah sekitar pukul 9 malam, mall semakin sepi. Sama aja
dengan di sini, pukul 10 malam sudah pada tutup. Kami memutuskan
pulang dengan pesan mobil menggunakan aplikasi online.
Kami order 2 mobil. Gak cukup kalau hanya 1. Pesanan pertama lumayan
lancar. Gak menunggu lama, mobil pun datang. Giliran pesanan kedua
baru bermasalah.
Susah banget dapat mobilnya. Sekalinya dapat, driver langsung cancel
sepihak. Dapat lagi, tapi gak datang juga. Setiap kali ditanya,
bilangnya udah dekat. Tapi, gak kunjung datang. Malah lagi-lagi driver
minta cancel.
Ada juga yang cancel dengan alasan lokasi kendarannya ada di seberang
mall. Agak ribet kalau harus putar balik. Under pass yang kami lewati
itu memang hanya 1 arah menuju ke homestay. Hmmm … mungkin itu juga
kenapa adik dari suami sepupu saya bilang kalau mallnya lumayan
jauh.
Mall pun mulai redup. Beberapa toko mulai terlihat tutup. Kami pun
menyerah. Akhirnya, saya menelpon sepupu minta tolong supaya suaminya
menjemput.
Sedikit agak lama menunggu sepupu dan suaminya datang. Tetapi, begitu
tiba, mobil langsung keluar mall dan masuk under pass. Gak pakai lama
kami pun sampai homestay.
“Walah! Kenapa juga kita gak jalan kaki aja pulangnya, ya. Tinggal
masuk underpass lagi, udah sampai homestay. Kayaknya udah nyampe dari
tadi kalau kita jalan kaki,” ujar papah.
Saya hanya tertawa kecil. Antara lelah dan juga pengen nepok jidat
sendiri. Udahlah disasarin ma Goggle Maps pas berangkat. Saat
pulangnya juga gak ada satu pun yang ingat kalau antara homestay dan
mall hanya dipisahkan oleh underpass! 😂
Paradigm Mall
47301 Petaling Jaya
Selangor, Malaysia
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.