Sate maranggi Cibungur, sambal irisan tomat dan rawit merah yang
diulek kasar, ditambah nasi putih hangat yang dibungkus daun, memang
perpaduan yang nikmat banget! Ya baru membayangkannya aja udah
terbayang kenikmatannya
Wiken kemarin, kami sekeluarga ke Bandung. Kami gak kemana-mana saat di
Bandung. Hanya di rumah, kecuali suami yang memang ada acara. Sebelum
pulang, suami mengajak kami mampir dulu ke Sate Maranggi Cibungur.
Saya: “Udah jam 1/2 3, nih. Emang keburu ya makan disana?”
Sebetulnya, saya agak gak yakin kalau kami bisa makan di sana. Pukul
14.30wib baru jalan dari Bandung. Kalau lancar mungkin sekitar pukul 16.30
wib baru sampe Cibungur. Iya kalau lancar, kalau enggak? Saya sudah
membayangkan lebih baik menikmati sate yang ada di dekat rumah aja.
Daripada kecewa saat ke sana gak taunya udah tutup.
Alhamdulillah, sepanjang perjalanan lumayan lancar. Setelah masuk tol
Cipularang, kami keluar di tol Cikampek. Setelah bertahun-tahun gak keluar
tol Cikampek, saya merasakan pemandangan yang cukup berubah. Dulu, keluar
tol cikampek itu teduh karena pemandangan kiri kanan adalah hutan jati.
Sekarang terang-benderang. Tidak ada lagi terlihat hutan jati. Hanya tanah
kosong dengan peralatan berat yang saya gak tau persis akan ada
pembangunan apa.
[Silakan baca:
Nikmatnya Sate Afrika H. Ismail Coulibaly di La Piazza, Kelapa
Gading, Jakarta]
Kami sempet kebingungan, perasaan seingat kami gak terlalu jauh dari
pintu tol Cikampek. Pokoknya, keluar tol trus belok kanan, lurus sedikit,
udah sampe. Ya, mungkin karena suasananya udah berubah gitu jadi kami
jalannya pelan-pelan, khawatir kelewat. Untungnya tidak. Seneng banget
karena rumah makan yang kami datangi itu masih buka.
Dulu, makan di sini semacam wajib bagi kami setiap kali mau atau dari
Bandung. Dulu kan belum ada tol Cipularang. Jadi kalau ke Bandung lewat
tol Cikampek, rumah makan ini pasti dilewati. Kami memang lebih suka lewat
jalur Cikampek daripada puncak bila mau ke Bandung.
Rumah makannya sederhana. Berada di pinggir hutan jati. Suasana rumah
makannya agak sedikit gelap, karena kurang pencahayaan. Tapi, gak bikin
kegerahan karena atapnya yang tinggi dan tidak ada dinding. Rasa sate
marangginya memang juara banget. Beberapa kali saya cobain makan sate
maranggi ditempat lain, belum ada yang bisa mengalahkan rasa sate maranggi
cibungur.
Oiya, sate maranggi ini beda dengan sate lainnya. Kalau sate biasa kan
daging dipotong kecil-kecil, dikasih tusuk sate, trus dibakar. Kalau sate
maranggi, dagingnya dibumbuin dulu. Jadi, tanpa ada perlu tambahan saus
kacang atau kecap lagi, daging satenya memang udah berasa enak.
Ketika tol Cipularang diresmikan (sekitar 9-10 tahun lalu), kami berhenti
makan disini. Rasanya sejak ada tol Cipularang, Pengennya bablas langsung
ke Bandung atau sebaliknya. Males mampir-mampir. Makanya, saya sempet
mikir, jangan-jangan rumah makan favorit kami ini menjadi ‘mati’ karena
siapapun yang ingin ke Bandung langsung masuk tol Cipularang. Tidak lagi
keluar di Cikampek.
[Silakan baca:
Menyantap Sate Kelinci, Berani?]
Ternyata, saya salah. Rumah makannya tetep rame banget! Malah rumah
makannya semakin besar dan sekarang ada toko souvenir pula. Berarti rasa
sate maranggi disini memang banyak yang mengakui kalau enak banget! Udah
semakin besar begini aja yang beli bisa antrea banget, lho. Gimana kalau
masih kecil rumah makannya kayak dulu, ya.
Selain bertambah besar, juga ada sedikit perubahan. Dulu sate maranggi
hanya dari daging kambing. Kalau sekarang ada juga yang sapi. Saya ingat
kalau dulu cuma kambing karena mamah saya gak suka daging kambing. Jadi
mamah selalu pesan ayam bakakak kalau makan disana. Akhirnya mamah
sekarang bisa juga menikmati sate maranggi. Dapurnya menjadi terlihat
lebih terang. Seingat saya, dulu agak gelap.
Di sini gak hanya ada sate maranggi. Ada banyak pilihan makanan di sana.
Jadi bisa pilih yang lain kalau gak suka sate maranggi. Tapi yang jadi
andalan memang sate maranggi dan es kelapa mudanya.
Waktu itu kami order 60 tusuk sate maranggi (kambing), 2 gelas es kelapa
muda, 1 ekor ayam bakakak, 4 porsi nasi putih, 1 porsi sop kambing, dan 1
porsi colenak. Totalnya Rp366.000,00. Kalau teh pahit kayaknya gak
dihitung alias gratis. Tentu aja kami gak makan semuanya sekaligus.
Sebagian dibawa pulang.
Setelah 9-10 tahun gak mampir kesini, rasa makanannya gak berubah sama
sekali. Saya sih berani ngerekomendasiin tempat ini. Karena memang enak
banget makanannya.😋
[Silakan baca:
Berlemak di Warung Sate Shinta]
Sate Maranggi Cibungur
Jawa Barat
Telp 0264-351077
Open hours: 07.00 – 21.00 wib
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.