
Kota Padang lahir dengan cerita yang panjang. Menyimpan kisah yang larut dan dapat dijumpai saat ini. Kota bandar yang maju dan berkembang pesat kala itu. Silih bergantinya waktu, Batang Arau dan sekelilingnya menjadi saksinya. Tapak mula lahirnya Kota Padang. Ada jejak yang harus dijemput. Kota Tua Padang dengan cerita yang menyertainya.
![]() |
Tugu Jam Kampoeng Djawaweg Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: KILTV) |
![]() |
Tugu Jam Kampoeng Djawaweg Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: KILTV) |
![]() |
Mounumen Michiels Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: KILTV) |
Jika dilihat posisinya sekarang berada di Taman Melati masuk area Museum Adityawarman Padang. Dekat dengan Gedung Pengadilan Tinggi, dulu bernama Raad van Justitie yang sekarang merupakan bangunan cagar budaya.
![]() |
Mounumen Michiels Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: KILTV) |
Foto ini dapat dilihat pada cover buku karangan Antropolog Belanda Freek Colombijn berjudul Paco-paco (Kota) Padang: Sejarah Sebuah Kota di Indonesia Abad ke-20 dan Penggunaan Ruang Kota.
![]() |
Monumen de Greave Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: Tropenmuseum) |
![]() |
Monumen de Greave Monumen Bersejarah yang Hilang di Kota Padang (sumber: KILTV) |
![]() |
Tugu Raaff di Lapangan Imam Bonjol tahun 1930-an (Dok: Marshalleh Adaz, S.Sos) |
Kini tugu itu pun sudah tidak ada. Menurut Marshalleh Adaz, S.Sos, posisinya lebih kurang dekat pohon beringin dalam pekarangan Lapangan Imam Bonjol, mungkin sejajar dengan pos satpam Gedung Balai Kota Padang lama.
Baca: Fort de Kock dan Fort Van der Capellen Jejak Benteng Kolonial di Minangkabau
Lantas Ke Mana Monumen Bersejarah di Kota Padang itu?
Kabarnya dihancurkan masa pendudukan Jepang saat menginvasi Kota Padang, kala itu dalam suasana Perang Pasifik. Hal ini disebutkan Rusli Amran (1986) dalam buku Padang Riwayatmu Dulu dan diskusi dengan Dr. Eko Alvares Z (alm).
Menurut Sarkawi B. Husain (2006), untuk menghilangkan pengaruh dan jejak penguasa sebelumnya, pemerintah
pendudukan Jepang melakukan banyak penghancuran terhadap monumen, patung,
atau tugu yang didirikan oleh Belanda. Namun demikian, tidak satupun tugu atau
monumen yang didirikannya. Kehadirannya yang sangat singkat hanya membawa
perubahan pada beberapa aspek sosial, politik, dan pemerintahan.
Kalau pun ada saat ini akan menjadi spot yang instagrammable atau tempat nongkrong seperti di Tugu Gempa 30 September dan Tugu Joang Sumatranen Bond. Hufft, ya sudahlah!
Referensi:
1. Rusli Amran (1986). Padang Riwayatmu Dulu. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya Offset
2. Sarkawi B. Husain (2006). Mereka Tidak Bisu: Makna & Perebutan Simbol Monumen,
Patung, Dan Tugu Di Kota Surabaya. Makalah Konferensi Nasional Sejarah VIII, 14-17
November 2006 di Hotel Millenium, Jakarta.
3. Diskusi dengan Dr. Eko Alvares Z (alm) dari Teknik Arsitektur Universitas Bung Hatta dan Marshalleh Adaz, S.Sos dari Galeri Arsip Statis Padang.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.