Air Asia

Tip Membawa Bayi Naik Air Asia

Dila bersama Baby K di dalam pesawat Air Asia

Guest post by The Tante*

Rencana terbang
bareng Baby K sudah ada sebelum doi lahir. Niatnya kami mau mengunjungi rumah
Oma Opanya di Malaysia, tepatnya di Negeri Perlis, Malaysia bagian utara yang berbatasan
dengan Thailand. Dengan gegap gempita saya pun cari tiket murah AirAsia-idolaku jauh-jauh hari dengan rute Jogja-Kuala Lumpur-Alor Setar. Waktu itu
lumayan dapat murah deh, Jogja-Kuala Lumpur sekitar 300ribu, trus Kuala
Lumpur-Alor Setar cuma sekitar 90ribu. Aha! Saya pun mulai klak klik klak klik
itu form booking. Trus pas bagian baby K, data yang diperlukan sama kok, cukup
nama dan tanggal lahir. Setelah saya isi, tiba-tiba muncul keterangan: Invalid!
Your baby have a future birthdate
. Hakakaka, baru sadar saya Baby K belum
punya tanggal lahir, alias waktu itu saya karang sendiri pakai hari perkiraan
lahir, kekeke. Yaah, gagal deh booking tiket murah. Eh belakangan saya baru
tahu, ternyata bisa booking dulu buat ortunya, lalu booking untuk baby-nya
bisa ditambahkan di manage booking, seperti kalau kita mau nambah beli makanan di
pesawat. Huhuhu, ndeso banget saya nggak tahu -_-“.  Akhirnya kami 
beli tiket agak mepet waktu berangkat, saat itu Baby K berusia 2 bulan. Untung harganya tetep sama, hahaha,
rejeki emang nggak kemana ya cyinski ;).

Menu ‘tambah bayi’ di halaman profil -> manage my booking
Biasanya, kami
melakukan web check in sebelum berangkat agar hemat waktu dan biaya. Beberapa bandara biasanya nambah
ongkos untuk cek in di counter. Tapi, ternyata kalau kita bawa baby, dilarang
web check in. Duh, males kan yah harus cek in di bandara, tapi tetap kami
patuhi. Ternyata disuruh cek in di bandara cuma untuk nge-tag stroller pakai tag
Air Asia. Setahu kami sih begitu, nggak tahu deh apa alasan sebenarnya nggak
boleh web check in, mungkin ada alasan keselamatan atau apa yang harus dicek
dulu. Tapi, nyatanya surat keterangan dokter bahwa baby K sehat juga nggak
ditanyain, bahkan sampai di dalam pesawat. Jadi, nggak usah khawatir ada
larangan bayi terbang atau minimal boleh terbang usia 6 bulan atau apa itu.
Sejauh pengalaman saya sih nggak ada aturan begitu, kalau pakai AirAsia-idolaku.

Pengaturan tempat
duduk saat membawa baby di AirAsia-idolaku juga nggak ada. Maksudnya enggak terus
diistimewain gratis ditempatin di depan sendiri. Kita harus tetap beli kursi hot
seat
kalau mau depan sendiri biar lebih lega. Tahu sendiri kan ya,
meski idolaku, kursi Air Asia itu sempit banget dan bikin leher rasanya mau
patah :D. Penting banget untuk bawa bantal leher kalau ingin merasa damai
dan tentram di perjalanan. Apalagi dengan adanya pertumbuhan berat badan yang
signifikan setelah melahirkan T.T. Berhubung kami keluarga yang hemat pangkal
kaya *nyerempet ke pelit* kami nggak beli kursi baik hot seat maupun biasa,
kekeke, bodo amat ntar pasrah dapetnya pas cek in.

Alhamdulillah
kami dapet jejeran bertiga *yeyeye lalalala*. Dan, ternyata kursi hot seat
banyak yang kosong. Bahkan, kami sempet pindah duduk di kursi hot seat dengan
sembarangan waktu menghibur baby K biar nggak bosen. Pramugari juga nggak menegur,
bener-bener kayak di angkot ya ;). Jejeran bertiga maksudnya saya terbang
bareng suami, Uti-mama saya, dan baby K. Iya, baby nggak dapat seat tapi bayar
150 ribu
per sektor. Jadi kalau terbang pakai transit di KUL seperti kami, ongkos bawa babynya 4x 150rb = 600 ribu. Padahal kan aturannya dipangku nggak bayar yah *angkot style*.
Begitulah, jadi si baby K itu saya pangku sepanjang perjalanan Jogja-Kuala
Lumpur selama 2 jam, lebih tepatnya digendong karena doi belum bisa duduk.
Nggak ada sabuk pengaman khusus untuk bayi ya, jadi siap-siap aja deh tuh kalau
take off, landing, turbulance pegangin erat-erat tuh baby biar nggak ngglundung
:))).

Saking takutnya
di pesawat superdingin, saya pun memberikan perlindungan ekstra kepada baby K.
Pakai baju tebel, dibungkus bedong, selimut, dan gendongan, pakai topi. Nggak
tahunya doi malah protes kepanasan alias kemringet -_-“, agak lebay emang
emaknya. Akhirnya ya repot sendiri lepas-lepasin itu baju di kursi AA yang
sempit.

Sepanjang
perjalanan, saya berusaha nyusuin baby K, terutama pas take off dan landing.
Mungkin karena itu juga, jackpot, si baby K pakai acara muntah segala di pesawat!
Karena males harus bersih-bersih dan ganti di toilet pesawat yang juga
sempit ribet berdiri goyang-goyang, saya ganti aja on the spot di kursi,
dibantu Uti. Jadi, itu bayi taruh aja di meja makanan :))). Belakangan, pas
perjalanan pulang Kuala Lumpur-Jogja, baby K saya taruh di meja makanan terus.
Puegel Cyin gendongin terus sempit-sempitan. Tapi, tetep dijagain yah ;). Eh,
tapi baiknya jangan dicontoh sih, cukup bahaya jika tidak terpaksa. Selain
muntah, nggak ada masalah berarti buat baby K jagoanku. Doi nggak nangis
sama sekali, nggak ngamuk juga, alhamdulillah. Pasti ini karena emaknya yang
berprestasi ahaha, err maksudnya Utinya yang juga canggih sih.

Ada resep rahasia
kenapa baby K anteng bersahaja *meski muntah sekali -_-“. Jadi, saya beli online
earplug for kids, merknya Macks, harganya 65 ribu saja, Gan. Nggak tahu sih apakah
memang itu yang bikin doi anteng, tapi saya memiliki keyakinan yang kuat bahwa
sumpelan di kupingnya itu yang membuat doi lebih nyaman, selain karena dekapan
hangat emaknya yang berprestasi ;). Lalu, pas take off dan landing baby K saya
dekap erat-erat, kupingnya ditutup lagi pakai tangan, siapa tahu earplug
copot-copot, dibantu sama suami yang juara dan setia *penting.

Pas keluar
pesawat juga nggak ada perlakuan khusus apapun, tetep antri berbondong-bondong
sama penumpang lain yang pada nggak sabaran itu, hihihi. Turun dari pesawat,
kami minta lagi stroller yang tadi dititipkan petugas, disimpan di bagasi
pesawat, GRATIS ;). Jadi, kami nggak perlu beli bagasi untuk stroller. Cukup
titipkan stroller ke petugas yang berjaga di bawah pesawat. Itu stroller nggak
masuk ke kabin. Bener-bener idola kan AirAsia ini hehehe. Nah, baru deh pas di
pengecekan dokumen di Kuala Lumpur LCCT karena kami bawa baby, kami diistimewain
disuruh pakai counter flight attendant. Meski tetep antri, tapi nggak separah
antrian di counter biasa.

Untuk rute Kuala
Lumpur-Alor Setar, karena domestik jadi lebih simpel. Dan, pas cek in kami
tetep disuruh web check in di mesin cek in. Petugasnya bilang, “kalau
di counter bayar loh!” tentunya pakai bahasa Melayu yang sudah saya terjemahkan.
Stroller juga nggak ditag lagi -_-“. Kayak naik bus. Atas dasar pengalaman
inilah, pas perjalanan pulang Alor Setar-Kuala Lumpur-Jogja akhirnya kami web
check in
, dan tetep bisa tuh lenggang kangkung sampai di Jogja, ehehehe. Kami
nekat karena waktu transitnya cukup mepet, takutnya kalau cek in di bandara
nggak ngejar.

Kalau ingin
menyusui baby saat nunggu boarding, di LCCT ada ruangan menyusui dan ganti popok.
Tapi, saya nggak pakai karena udah merasa canggih nyusuin baby K sambil digendong pakai gendongan baik duduk maupun berdiri, ditutupin jilbab. Saya
sempat ke ruangan menyusui itu waktu mengganti popok baby K. Ruangannya nggak
bagus, sempit, pengap, dan nggak begitu bersih. Daaaaan, saat saya ganti popok
baby K, tahu-tahu ada pria India nyelonong masuk ngisi botol air pakai dispenser
yang ada di dalam ruangan. Helooow, kalau ada yang lagi nyusuin piyeee? Gendeng
juga tuh orang -_-“.

Berangkat dari
rumah jam 10 pagi, sampai di rumah Perlis jam 12 malam. Lama ya? Sama aja
kayak naik kereta. Habis waktu di persiapan, transit, dan perjalanan dari
bandara Alor Setar ke rumah Perlis makan waktu 1 jam. Sangat amat tepar
berjamaah! Saya nggak bisa bayangin kalau Utinya Kala nggak ikut. Pasti tobat
berjamaah bersama suami saya, huhuhu. Sebagai pengalaman, lain kali kalau bawa
baby ke Perlis, mending stay one night dulu deh di Kuala Lumpur.

bersama suami siaga :p
breasfeeding sambil berdiri #akurapopo #wesbiyasa

Tips bawa baby
naik Air Asia

1.  Nggak usah rempong bawa-bawa tentengan, agar
tangan kita bebas mengurus bayi. Atau kalau terpaksa bawa barang agak banyak,
aturlah pembagian tugas sebelum berangkat. Misalnya, ayah bertanggung jawab
atas tas dan koper, ibu bertanggungjawab atas bayi, dan seterusnya.

2.  Pilihlah suami yang juara dan bertanggungjawab,
langkah ini bisa dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan banget, hehehe.
Jadi, acara pergi-pergi dengan baby akan selalu menyenangkan.

3.  Pastikan baby kenyang sebelum menginjakkan
kakinya ke dalam pesawat biar nggak ngamuk.

4.  Pakailah bantal leher, sumpah ini penting banget
untuk kursi Air Asia.

5.  Bersiaplah dengan earplug baby, terutama di
lapangan terbang. Suara mesin pesawat di luar pesawat lebih memekakkan telinga.
Jangan lamban bergerak, segeralah masuk pesawat atau masuk ke gedung bandara.

6.  Pastikan ibu pakai baju khusus menyusui, enggak
perlu pesan ke desainer mahal, yang murah pun boleh. Ini biar nggak ribet
menyusui di lahan sempit.

7.  Lakukanlah simulasi proses perjalanan di dalam
otak, bersama suami atau yang menemani terbang, agar kebayang nanti apa yang
harus dilakukan.

8.  Jika mampu, pilihlah kelas penerbangan yang
lebih baik, ehehehe.

Enjoy your
flight!
~ The Tante (@diladol)
* The Tante alias Tante Dila adalah adik The Emak yang baru saja melahirkan anggota terbaru keluarga Precils, baby K. Prestasi baby K: sukses terbang pertama kali ke luar negeri umur 2 bulan, naik pesawat low cost carrier, dengan anteng dan bersahaja :p 
Baby K, Tante Dila dan Suami Juara tinggal di Yogyakarta.

Baca juga:
Pengalaman The Emak Membawa Bayi Naik Garuda


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top