
Itulah penggalan lirik lagu Aceh berjudul Kayoh U Meurandeh yang menoreh prestasi tingkat Nasional, Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) 2014 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan mengandeng Ikatan Alumni SMA 6 Yogyakarta (Nem Che) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa malam, (4/10).
Lagu karya Asrul Halim dan Prastio Budhi Prahmono dari Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh tersebut berhasil meraih juara dua di ajang LCLPDN ke tiga ini.
Keberhasilan Aceh menyabet juara kedua di LCLPDN ketiga 2014 ini sekaligus menjadi pengobat kekecewaan, mengigat di ajang Festival Nasional Seni Pertunjukkan Tradisional Indonesia 2014 yang belum lama ini digelar Kemenparekraf di TMII, Jakarta, Aceh tidak mendapatkan apa-apa.
Asrul (31) dan Prastio (34) yang sama-sama bergabung dalam Meurandeh Band ini mengaku tidak menyangka bisa meraih juara kedua di LCLPDN tahun ini, mengingat sembilan finalis lainnya sangat bagus. “Kami senang sekali dan tidak menyangka. Bisa masuk 10 finalis saja sudah senang, apalagi dapat juara kedua. Ini bonus dari kerja keras kami,” aku Asrul si penulis lirik lagu Kayoh.
Menurut Asrul yang asli Lhokseumawe dan kini menjadi PNS di Badan Lingkungan Hidup Kota Sabang, lagu Kayoh itu menceritakan perjuangan orang Aceh saat merantau dan di perantauan.
“Merantau itu salah satu budaya orang Aceh sampai saat ini. Dulu masyarakat Aceh daratan merantau ke Sabang menggunakan perahu sampan dengan cara dikayoh atau didayung. Kayoh itu artinya mendayung, sedangkan Sabang dulu di sebut Meurandeh yang artinya daerah seberang. Jadi Kayoh U Meurandeh artinya mendayung ke daerah seberang,” jelasnya.
Namun secara harfiah, lanjutnya Kayoh U Meurandeh yang dibuatnya tahun 2014 dengan durasi 3,5 menit ini bermakna perjuangan yang luar biasa. “Pada lirik pertengahan lagu tersebut berirama menggembirakan untuk mengambarkan bahwa sepahit apapun perjuangan dalam perantauan, keluarga yang ditinggalkan selama merantau tidak boleh tahu. Nikmati saja dengan gembira sesusah dan sepahit apapun di perantauan. Orangtua, keluarga, dan kerabat di kampung jangan sampai tahu,” ungkapnya.
Prastio sebagai arranger atau composer lagu Kayoh ini menambahkan sebenarnya konsep aransemen asli musik lagu ini sangat etnik. “Alat musik tradisional Aceh yang digunakan antara lain Serune Kalee atau seruling khas Aceh dari daerah Kalee, dan Rapa’i atau rebana khas Aceh dengan berbagai ukuran,” jelasnya.
Setelah lagu ini diaransemen oleh musisi jazz kenamaan Indonesia, Dwiki Darmawan, hasilnya sungguh luar biasa lebih harmonis namun tidak menghilangkan karakter dan irama asli lagu ini. “Nuansanya tetap sama dengan musik aslinya. Iramanya pertama pelan-pelan, sampai pertengahan iramanya gembira. Lagu tidak lari dari jalur, malah harmonisasinya bertambah jadi lebih bagus setelah diarransemen Mas Dwiki,” akunya.
Prastio berharap kalau nanti lagu ini jadi direkam, aransemennya berkolaborasi antara alat musik modern dengan alat musik tradisional Aceh, seperti Serune Kalee dan Rapa’i.
Asrul menambahkan dalam lomba ini lagu Kayoh dinyanyikan Rafly Kande, penyanyi Aceh ternama dengan bagus sekali. “Kalau nanti direkam, secara pribadi saya juga pingin yang menjadi penyanyinya. Tapi jika panitia punya pilihan lain, kami serahkan ke panitia saja,” ungkapnya.
Dengan menyabet juara kedua LCLPDN 2014, Asrul dan Prastio berhak mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 20 juta. “Rencananya, uang tersebut kami akan gunakan untuk syukuran bersama anak yatim, dan juga untuk memenuhi kebutuhan kami, termasuk membeli alat musik,” jelasnya.
Maklum ketika membuat aransemen lagu Kayoh ini, baik Asrul dan Prastio belum memiliki alat musik. “Kami masih pinjam dengan teman-teman. Kami cuma mengeluarkan biaya untuk operasional sehari-hari saja,” jelas Asrul.
Asrul dan Prastio berharap lagu Kayoh ini selain direkam oleh panitia juga dipopulerkan baik Nasional maupun mancanegara. “Saya juga berharap Kota Sabang segera dijadikan kota pusat musik etnik seluruh Indonesia. Jadi semua pagelaran musik etnik dari seluruh Indonesia di Sabang sebagai tuan rumahnya,” harapnya.

Rieka Roslan, salah satu juri LCLPDN 2014 mengatakan lagu Kayoh U Meurandeh berhasil menjadi juara kedua karena originalitasnya sangat kuat.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.