
Berdasarkan rasa penasaran, saya mencari informasi bangunan tersebut dengan bantuan mesin google. Dari beberapa artikel yang saya baca, bangunan ini tak jauh-jauh dari cerita angker maupun cerita mistis yang menyelimutinya. Mungkin karena bentuk bangunan ini boleh dibilang lain daripada yang lain.
Kesan tua dan nampak tidak terawat serta banyak tanaman semak belukar yang tumbuh di antara bangunan semakin mendukung cerita mistis-mistis yang beredar. Bangunan ini sekilas mirip bangunan kastil yang beraksitektur seperti bangunan-bangunan ala Eropa. Sangat kontras bila dibandingkan dengan letak lokasi yang tidak jauh dari kraton, yang memiliki pola arsitektur Jawa yang kental.

Jalan yang lain yang bisa dilewai adalah dengan menelusuri jalan Brigjend Katamso, arah menuju Jogjatronik. Nah sampai di perempatan lampu merah, ada gang kecil di sebelah kiri, masuk saja ke situ. Tak jauh dari gang tersebut akan nampak terlihat bangunan gothic ini. Menurut saya, jalur yang kedua ini adalah spot yang paling enak untuk mengambil gambar.


- Bangunan ini disebut dengan gereja gothic karena arsitektur bangunannya yang unik,. Perpaduan antara bangunan bergaya Eropa yang memiliki dinding yang tebal, balkon yang cukup luas, adanya menara, lonceng, dan juga simbol-simbol salib di ujung menara. Ada juga patung Yesus dengan tangan yang menunjuk ke arah kraton. Jika dilihat sekilas dari bentuk bangunannya, banyak orang akan menyimpulkan bahwa bangunan tersebut adalah gereja.
- Nah, cerita mistis yang beredar adalah konon katanya, dahulu ada mahasiswa arsitektur yang tertarik untuk meneliti bangunan ini. Kemudian datanglah mereka untuk observasi. Namun, tiba-tiba saja ada dua anak kecil yang menghampiri mereka. Lalu si mahasiswa bertanya-tanya mengenai bangunan unik ini kepada kedua bocah tersebut. Setelah selesai bertanya-tanya, kedua bocah tersebut pamit meninggalkan si mahasiswa. Merasa aneh dengan tingkah bocah, si mahasiswa ini kemudian mengikuti kedua bocah tersebut selang setelah mereka berpamitan dan berjalan masuk gang. Katanya sih, tak lama setelah masuk ke gang, kedua bocah tersebut hilang begitu saja. Dan, si mahasiswa tidak mengetahui jejak mereka.


- Jujur, awalnya saya merasa tidak enak hati dengan penduduk sekitar yang lewat gang tersebut ketika saya sedang asyik memotret bangunan gothic itu. mungkin karena perasaan saya saja, gara-gara membaca artikel-artikel yang beredar di internet. Namun, ketika saya pulang, ada bapak-bapak yang berjualan di ujung gang dan cukup ramah orangnya yang menyapa saya. Jadilah saya mengobrol beberapa saat dengan beliau sambil bisa mencari keterangan tentang bangunan tersebut. Dari perbincangan singkat ini, si bapak bercerita bahwa bangunan tersebut merupakan milik orang keturunan Tiong Hoa yang dibangun sekitar tahun 1987. Dahulu bangunan ini merupakan tempat tinggal yang sekaligus sebagai pabrik batik dan juga sebagai museum batik. Museum batik ini terletak di bagian bawah tanah dari bangunan gothic ini. Setelah si penghuni meninggal, maka koleksi batik yang ada di bangunan ini dipindahkan di Ulen Sentalu yang berada di daerah Kaliurang. Kabarnya sih pemilik Ulen Sentalu masih ada hubungannya dengan kepemilikan bangunan gothic ini. Hal ini juga terlihat dari gerbang pintu masuk berwarna merah yang berada di sebelah selatan bangunan yang ada ukiran bertuliskan Ulon Sentalu yang merupakan sebuah akronim “Ulating Blencong Sejatine Tataning Lumaku“, yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih arinya adalah Pelita Hidup bagi Perjalanan Manusia. Kata-kata yang sama persis terpasang di Museum Ulen Sentalu di Kaliurang sana.
- Fakta kedua, fakta tentang keberadaan anak kecil yang tiba-tiba menghilang setelah masuk gang. Menurut saya, cukup wajar sih kalau si mahasiswa ini kehilangan jejak si bocah. Di sekitaran tempat tersebut banyak sekali gang-gang kecil yang menurut saya hampir mirip seperti labirin. Saya sudah membuktikan sendiri, ketika saya akan hunting gambar. Saya sengaja memarkirkan motor di Jogjatronik, kemudian berjalan kaki menuju gang Polsek Gondomanan. Awalnya agak bingung mencari jalan masuk menuju bangunan. Lalu saya mainkan saja insting yang saya punya. Dari arah polsek saya lurus saja sampai menemui puskesmas, di samping puskesmas ada gang kecil kemudian saya masuk gang tersebut dan muter-muter tidak jelas sampai akhirnya saya menemukan gang yang ada di sebelah selatan bangunan gotic ini yang menjadi spot enak untuk mengambil gambar.
- Fakta lain yang saya dapatkan dari berbincang-bincang dengan bapak-bapak penjual minuman tadi adalah sebenarnya banyak wisatawan dan pengunjung yang mengagumi bangunan ini. Hanya saja, mereka kecewa karena tidak bisa masuk ke dalam gedung. Bangunan tersebut memang sepertinya sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya dan dibiarkan begitu saja. Kalau ingin masuk ke dalam sih silahkan manjat pagar duri/baret. Tapi rasanya tidak etis juga kan masuk rumah orang tanpa permisi gitu. Apalagi bisa dipastikan jika celana yang Anda kenakan tidak selamat karena tersangkut pagar baret yang dipasang, hehehe.



, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.