
Setelah saya puas menikmati kemegahan dan keindahan Candi Ijo yang berada di atas bukit, saya melanjutkan penjelajahan situs-situs marjinal menuju Candi Banyunibo. Mungkin belum terlalu banyak orang yang mengetahui candi ini, karena candi ini cukup kercil dan tidak terlalu terkenal seperi candi-candi besar lainnya.



Saya sempat kesasar karena wujud candi yang tidak terlihat karena berada di antara perkebunan tebu. Setelah bertanya kepada penduduk sekitar akhirnya saya menemukan letak candi juga. Dari perempatan papan petunjuk arah lurus saja, lalu sebelum jembatan belok ke kanan, tak jauh dari jembatan kita sudah sampai di area Candi Banyunibo.

Sesampainya di kompleks candi, tidak ada satupun orang yang berkunjung, hanya terdapat seorang satpam yang bertugas menjaga candi. Jika dilihat dari bangunannya, Candi Banyunibo ini masih berdiri dengan kokoh dan relief-relief yang dalam keadaan utuh. Atau mungkin karena lokasinya yang terpencil atau kurangnya informasi bagi wisatawan? Entahlah, padahal menurut saya candi ini cukup potensial untuk dijadikan destinasi wisata, terutama bagi penikmat wisata sejarah, arsitektur, maupun heritage.



Kata “banyunibo” sendiri memiliki arti “air yang jatuh atau menetes”. Candi ini dibangun sekitar abad ke-9 pada masa kerajaan Mataram Kuno. Di bagian atas candi ini terdapat stupa yang merupakan ciri khas dari candi peninggalan agama Budha. Karena letak candi yang cukup terpendil di tengah persawahan dan terpisah dengan kelompok candi yang lain, candi ini disebut pula dengan “si Sebatangkara Banu Nibo”.




Candi Banyunibo terdiri dari satu bangunan candi induk yang menghadap ke arah barat dan enam bangunan Candi Perwara (candi pengiring) yang terletak di sebelah timur dan selatan candi induk. Bangunan candi induk ini memiliki sebuah ruangan dengan 8 buah jendela yang memiliki pemandangan ke ladang. Hanya saja Candi Perwara atau candi pengiring ini dalam kondisi yang memprihatinkan karena hanya dibiarkan saja sebagai reruntuhan. Hiasan relief kara-makara dan beberapa relief-relief lainnya masih terlihat sangat jelas dan masih dalam keadaan yang utuh dan terawat. Sangat indah menikmati relief-relief yang berada di dinding Candi Banyunibo ini.


Selain relief-relief dan arca yang terpahat di dinding candi, beberapa arca juga diletakkan begitu saja di dekat pos penjagaan stapam, cukup disayangkan sih melihat beberapa arca tersebut hanya digeletakkan begitu saja.

Untuk memasuki Candi Banyunibo ini pengunjung membayar retribusi untuk tiket masuk sebesar Rp 2.000,00 per orang. Cukup murah bukan? Jika Anda menjelajah Yogyakarta jangan lupa untuk mampir sejenak menikmati keindahan Candi Banyunibo ini.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.