Artikel ini merupakan rangkaian perjalanan solo backpacking gua keliling ASEAN selama kurang lebih sebulan. Prologue-nya udah gua tulis di sini, kenapa gua melakukan solo travelling seperti ini. Day 1, Day 2 di Melaka, Day 3 di Phnom Penh, Day 4 perjalanan ke Siem Reap, Day 5 keliling Angkor Wat, Day 6 Killing Field Siem Reap, Day 7 nyeberang perbatasan Kamboja-Vietnam lewat darat. Day 8 keliling Saigon dan masuk ke War Remnant Museum, Day 9 main ke Vietnam Traditional Medicine Museum and then Stranded at Old Quarter Hanoi in the middle of the night. That night, enjoyed Hanoi Old Quarter, Car Free Day & Weekend Market. Day 11 gw kejebak hujan, tapi akhirnya enjoy egg coffee dan kenalan dengan cewe lokal. Day 12 perjalanan hampir seharian menyeberang perbatasan Vietnam – Laos dengan bus!

Keluar dari area hostel, suasana udah agak sepi meski baru jam 8an. Padahal area sini harusnya banyak guesthouse dan hostel juga, tapi entah lagi sepi ama turis, atau emang kota ini semadesu ini. Di ujung jalan ada dua bar, masih buka tapi tetap sepi. Musik ajeb-ajeb yang biasanya terdengar hingar bingar kalau ada bar maupun club, di dua tempat ini santuy aja musiknya. Hingar bingarnya terjaga biar ga sampe mengganggu tetangga lah.
Di perempatan gw belok ke kanan, suasanya tetap sepi tapi ga mati juga. Feelnya masih aman lah buat jalan sendirian meski dah malam dan sepi. Sampai di ujung jalan, akhirnya gw melihat keramaian. Rame banget malah, kayak ujug-ujug berada di dunia yang lain. Di mulai dari area parkiran motor, banyak muda-mudi lokal nyari parkiran di situ. Sama lah kayak di Indo, parkirannya dijagain ama parkiran liar alias warlok juga yang jagain.
![]() |
Dinner gw malam ini: mie bakso (KIP 30k) dan jus jeruk (KIP 5k). Di warung ini juga jualan telor rebus ama bola-bola ubi. |
Di belakang parkiran motor, terdapat taman dan promenade (area buat jalan kaki) yang terhampar sepanjang sungai Mekong. Hampir di sepanjang taman ini juga nampak ada pasar malam. Banyak tenda-tenda dan gerobak-gerobak menjajakan makanan, pakaian, barang-barang elektronik, sampe suvenir. Barang-barangnya mah, ga ada yang begitu menarik sih, kebanyakan import dari tetangga a.k.a Thailand ato dari China. Yang seru, permainan mecahin balonnya sih. Banyak vendor yang menyajikan permainan ini, di mana balon-balon di barisin di belakang dan pengunjung bayar untuk dapat 3x kesempatan ngelempar dart. Kalo berhasil mecahin balon ada hadiahnya.
![]() |
Chao Anouvong night market. Banyak yang jualan di sini, dari elektronik, pakaian, makanan (gambar kanan bawah jualan crepes), hingga atraksi pecahin balon (gambar kiri bawah). |
Cao Anouvong Park
ສວນເຈົ້າອະນຸວົງ
Area taman seluas 14 hektar di pinggir sungai Mekong ini bernama Cao Anouvong Park. Dibangun tahun 2010 untuk memperingati raja 450 tahun sejak raja Laos yang terakhir, raja Chao Anouvong. Beliau kayaknya sangat dihormati oleh masyarakat Laos, mengingat jasanya melawan invasi kerajaan Siam (Thailand) pada masanya. Meskipun akhirnya gagal, dan kerajaan Laos akhirnya hilang karena melebur menjadi bagian dari kerajaan Siam, namun jasa-jasanya yang heroik sehingga beliau menempati posisi spesial di hati masyarakat Laos.
![]() |
Misi lur, gw Raja Chao Anouvong! |
Sekarang sih, antara Laos dan Thailand udah ce-es mereka (
Selain taman dan pasar malam, juga terdapat jalan ber-paviliun blok sepanjang taman ini, khusus untuk pejalan kaki. Jalanannya nyambung hingga 3 kilometer ke depan, tapi sisanya untuk kendaraan bermotor. Di dekat patung raja, terdapat Palais présidentiel, istana kepresidenan Laos. Dekat situ juga ada semacam indie night market di lapangan terbuka, di samping mall yang belum kelar dibangun, tapi udah dipakai untuk beraktivitas. Bayangin pop up market kekinian dengan lampu led digantung melintang dan bendera-bendera segitiga menghiasi langit-langit, lalu jualan baju-baju fashion indie dan makanan-makanan kekinian.
![]() |
Di ujung pavilion block Chao Anouvong Park, ada area indie night market |
YES, TEPAR! Akhirnyaaa, kasur empuk 😂
Breakfast Time!
Pagi itu gw terbangun, officialy day 13! Tidur gw cukup nyeyak, mengingat seharian sebelumnya gw tidur di bus. Mungkin ngorok bahkan! Buat roommates gw, maafin yaa 😂
Gw turun ke bawah lalu ke area makan. Di depan “chef” nya dah menunggu, di depan kompor. Gw dikasi secarik kertas yang berisi pilihan berganda; roti toast ato biasa, omlet, scrambled egg ato telor ceplok, teh ato kopi. Gw milih roti biasa pake scrambled dan kopi.
![]() |
Hearthy breakfast! |
Ga lama, gw ketemu lagi orang bermuka asia yang kmrn ngantri di belakang gw pas di imigrasi ke luar dari Vietnam. Ternyata kita satu hostel! Dari mukanya si, melayu gitu, kayak orang Indo. Ternyata orang Philiphine! Doi kayaknya celebgram sana deh! Lagi backpacking Asean juga. Lupa namanya euy 😅
Anyway, habis sarapan, kita misah. Gw mandi dan siap-siap. Ga lupa gw kudu extend hostel sehari, biar seharian ini puas explore. Sepatu gw yang seharian kemarin basah, akhirnya dah kering kena matahari! Fyuuuh! Now, where to?
Drive Like Vientianese
Setelah kelar download area Vientiane untuk offline map, gw bergegas aja jalan ke arah timur menuju pusat kota. FYI, pusat kotanya area Talat Sao alias morning market. Jalan kaki aja ke sana, kira-kira 2-3 kiloan doang. Biasa, biar hemat dan sekalian lihat-lihat area sekitar.
Pagi itu suasana Ibukota Laos yang berideologi Komunis ini terasa berbeda dibanding malam sebelumnya. It was more lively! Jalanannya lebar-lebar, bersih dan ga rame. Kendaraan bermotor ga banyak. Banyakan yang sepedaan ato tuk-tukan malah. Bangunan-bangunan yang terpampang sepanjang jalan, merupakan perpaduan sub-urban eropa dengan tradisional Laos. Ditambah langit biru sebagai latar belakangnya, gw jadi suka kota ini.
Sebelum sampai di Vientiane, gw pernah baca peribahasa “drive like Vientianese”. Maksudnya mereka berkendara tuh woles, ga buru-buru. Meski naik kendaraan bermotor, tapi speednya setara naik sepeda, katanya. Dan gw pun melihatnya sendiri. Emang bener!
![]() |
Suasana jalanan dan bangunan di Vientiane. Bendera komunis berkibar setara dengan bendera Laos, jadi inget di Vietnam. Bangunan-bangunan di area ini banyak yang bernuansa Eropa mix dengan Laos. |
![]() |
Banyak kuil yang bertebaran di kota ini |
Padahal di beberapa forum maupun blog, bilang di Laos lebih bahaya untuk berkendara. Well. may be I was lucky?
Museum & Museum
Di sepanjang jalan gw lihat banyak banget Wat (kuil Buddha). Bisa dimasukin semua kayaknya. Ada satu spot yang cukup unik, di area Rue Samsenthai (nama jalan di sini make nama Rue alias Road in French, karena mereka bekas jajahan Prancis). Di roundabout kecil yang menghubungkan 3 jalananan utama ini, terdapat stupa kecil dari batu yang udah ditutupi lumut dan semak. Namanya That Dam Stupa. Yang unik, di sekeliling roundabout ini merupakan scene yang cukup hype dan ekletktik dan di tengahnya, bham! Stupa dasri batu yang udah lumutan. Unik!
![]() |
That Dam stupa, kalo liat di fotonya kirain gede banget. Ternyata kecil dan dijadiin lokasi untuk roundabout gitu. |
Palais Présidentiel, dan di sekitarnya banyak museum! Bangunan-bangunan ini yang kemaren gw lihat pas sampe di kota ini.
![]() |
Gw lupa ini kuil apa, tapi bagusss!!! |
![]() |
Dan pattern yang di pake, koq jadi inget ragam hias Sumatera ya. Terus pattern prada emasnya mirip bet ama yang di Bali! |
![]() |
Ho Phra Keow museum |
![]() |
Detail ragam hias di pilar |
![]() |
Di museum ini terdapat beberapa patung Buddha dari batu dari abad ke-6 dan ke-9, patung perunggu Buddha yang sedang berdiri dan duduk, pahatan kayu warna merah dengan berornamen emas, tugu dari Khmer, drum perunggu serta manuskrip Buddha. |
![]() |
Asri banget tamannya! |
![]() |
Ini Presidential Palace, lokasinya berdampingan dengan Ho Phra Keow |
![]() |
Nah kalo ini, ada beberapa patung perunggu seperti ini di taman Ho Phra Keow, nampak ga nyambung si. |
![]() |
Wat |
![]() |
Di entrance museum, ada tablet bertuliskan aksara Laos Kuno. Kalau diperhatiin, mirip aksara Jawa/Bali ya? |
![]() |
Wat Si Saket terkenal dengan patung 1000 buddhanya. Nah, inilah patungnya. Sedikit unexpected si, kirain bakal massive patung-patungnya, ternyata mini semua! Di dalam coakan berbentuk setrika itu ada banyak miniatur Buddha sedang bersemedi, yang katanya jumlahnya 1000. |
![]() |
Di dalam Wat Si Saket. Di bangunan inilah terdapat patung 1000 Buddha tadi, didisplay di sepanjang lorong ini. |
![]() |
Main hall Wat Si Saket |
![]() |
Di belakang area utama kuil, terdapat bangunan residensial. Kayaknya dipake oleh warlok dan biksunya deh buat tinggal di sini, |
Mendekati Talat Sao nya, udah banyak keliatan bus-bus antar kota yang markir di sekitar situ. Juga tuk-tuk dan songteaw yang siaga menunggu calon penumpang. Sampai di terminal yang punya banyak nama ; Central Bus Station (CBS), Khua Din Bus Station, TBS Bus Station, Talat Sao Bus station; ternyata areanya kecil banget, dan cuma ada satu bangunan kotak sekitar 3×4 meter buat loket karcis dan area menunggu. Gw sengaja lewat sini untuk riset kecil-kecilan gimana cara ke Thailand nanti kalau pake bus. Gw bakal ceritain ini di hari berikutnya, sekalian Morning marketnya nya juga.
Setelah ngumpulin informasi yang gw butuhin, next-nya ke mana yaa.
PATUXAY MONUMENT
Di “dekat” Talat Sao gw lihat di map ada semacam monument berdiri di tengah jalan. Sekitar satu kiloan lah, jalan kaki juga paling 15 menitan. Yawes, jalan lah gw mengarah ke sana, melalui Lan Xang Avenue, jalan gedenya. Meski panas dah mulai menyengat dan di sepanjang jalanan ini meski banyak pohon tp karena mataharinya tepat di atas kepala jadi percuma juga buat nyari tempat neduh, gw jalan aja cepat-cepat ke sana. Dan semua kepanasan ini terobati dengan view yang…
Antara amazing dan familiar. Sebuah monument setinggi 7 lantai yang berdiri tegak membagi jalan Lane Xang Ave menjadi dua. Terasa familiar, karena… Nanti deh baca di artikel ini aja. Fotonya banyak soalnya, dan ini salah satu spot fave gw di kota ini.
TEXAS CHICKEN
Wait… Whaat? Sebelumnya gw pikir texas chicken tuh cuma ada di Indo sebagai KW-nya KFC, ternyata brand internasional juga (aslinya bernama church’s chicken asli Amrik sana) dan gw udah pernah liat di Malaysia dan Kamboja. Tapi seperti franchise internasional lainnya, biasanya mereka memasukkan unsur lokal ke dalam menunya, jadi gw penasaran.
![]() |
Paket senilai KIP 39k, isinya dapat Ayam bakar khas Laos, roti puff dan selainya serta mashed potatoe lengkap dengan gravy-nya, plus minuman dingin! |
Di sepanjang jalan ini, meskipun bukan jalanan utama, tapi jalanannya tetap lebar dan bersih, dengan bangunan megah pada jamannya berdiri berdampingan dengan bangunan modern era 2000an awal. Sesekali nampak ada warung makanan menjajakan sandwich versi Laos bernama Khao Jee (Banh Mi di Vietnam dan Num Phang di Kamboja).
Begitu hampir sampai di Pha That Luang, ada taman kota di sudut jalan bernama Nong Sa Phang Lenh Park. Tamannya cukup rindang dengan kolam di tengah dan taman bermain serta kursi taman di beberapa sudut. Nah di ujung taman ini, sebelum nyeberang ke area Pha That Luang yang luas itu, berdirilah si Texas Chicken ini. Karena penasaran dan perut dah lapar, jadilah gw masuk.
![]() |
Nong Sa Phang Lenh Park, asri banget yak. Kalo gw punya banyak waktu pengen deh bengong aja di sini |
Pha That Luang
Nah, kelar makan lanjut nyeberang ke area Pha That Luang. Areanya kalau dilihat di peta, luas banget. Ada semacam alun-alun, taman, wat dan museum di area ini. Setelah berjalan sekitar 5 menit, pertama kita disapa oleh patung King Setthathirath, raja Lan Xang (Laos saat itu) yang memerintah di tahun 1546-1551.
![]() |
Memasuki area Pha That Luang, luas bangeeet! |
Beliau adalah salah satu Great King of Laos, terkenal dengan jasanya mempertahankan kerajaan Lan Xang dari invasi Burma dan Bayyinnaung (dua-duanya Myanmar saat ini) yang saat itu telah berhasil menguasai Xieng Mai (Chiang Mai) dan Ayyutthaya. Pha That Luang dibangun berdasarkan perintah beliau.
![]() |
Pertama yang menyapa pengunjung adalah patung King Setthathirath, salah satu Great King of Laos |
![]() |
Di belakang patung tadi, adalah main attraction area ini, dengan nama yang sama: Pha That Luang. Monumen ini diabadikan dalam (hampir) tiap pecahan KIP Laos. Ga semegah Swhedagon Pagoda di Yangon, kuil ini lebih kecil dan minimalis. |
Sekarang Stupa ini menjadi ikon kota Vientane dan simbol negara Laos, bahkan gambarnya mengisi hampir setiap lembaran Kip (mata uang Laos).
Wat That Luang Tai & Wat That Luang Neua
Di sekeliling area stupa Pha That Luang terdapat beberapa kuil Buddha yang tak kalah megah, beserta beberapa bangunan yang mukin menjadi asrama biksu, atau warlok sekaligus pengurus. Salah satu yang oke adalah Wat That Luang Thai, di sebelah selatan Pha That Luang yang mana terdapat patung Buddha tidur dari emas. Sedangkan di utara, terdapat Wat That Luang Neua dengan dua patung Buddha bersarung emas berdiri di sisi kiri-kanan kuil utama. Kuil utamanya sendiri mempunyai atap 3 lapis.
![]() |
Di belakang Pha That Luang, terdapat Wat That Luang Thai yang terkenal dengan patung Reclining Buddha-nya |
![]() |
Reclining Buddha di Wat That Luang Thai |
![]() |
Wat That Luang Neua |
![]() |
Di belakang Wat That Luang Neua terdapat beberapa patung Buddha bersemedi di bawah pohon rindang ini |
![]() |
Keteranganya tertulis ຫໍທັມມະສະພາ yang gw ga bisa baca, tapi kira-kira semacam Organisasi Buddha se-Laos |
![]() |
Di sekitaran area Pha That Luang, ga melulu kuil, tapi banyak juga pemukiman warga. Malah toko-toko suvenir jarang gw lihat di sini, juga di museum-museum sebelumnya. Paling di dalam Patuxai doang yang ada area khusus suvenir. |
Kelar keliling-keliling, ga kerasa dah sore. Niat hari kemaren yang ga kesampean buat liat sunset di sungai mekong karena tibanya kemaleman, kudu dieksekusi hari ini. Jadinya gw jalan menelusuri Lan Xang Avenue lagi, melewati Patuxai Monument dan foto-foto ketika golden hour, serta Talat Sao.
![]() |
Sunset di Chao Anouvong Park. Di salah satu plazanya, banyak warlok lagi SKJ. Di area2 yang sepi, nampak pasangan muda-mudi sedang enjoy lihat sunset. |
![]() |
Bagian lain dari Chao Anouvong Park. Ada beberapa ‘Hut’ untuk penjual, tapi kayaknya udah ga dipake. PK5 nya pada pindah di dalam area taman buat jualan. |
![]() |
Oiya, ini kan udah mekong river loh. Tadi malam ga bisa foto, gelap doang, maklum hapenya jadul. Di foto, sungai ini nampak ga lebar, tapi aslinya mah lebar bet. Bangunan-bangunan di ujung seberang sana udah Thailand loh! Kota Nong Khai, destinasi gw selanjutnya! |
Well, that was my day. A loong day, but fun! Next?
Crossing the Laos-Thai land border!
Damage Cost
Hostel KIP 40.000 (extend sehari)
Noodle & Drink KIP 30.000 + KIP 5.000
Ho Phra Kew KIP 10.000
Wat Si Saket KIP 10.000
Patuxai KIP 3.000 (harga saat itu, sekarang udah KIP 5.000)
Texas Chicken KIP 39.000
Nasgor & Drink KIP 15.000 + KIP 7.500
TOTAL (rate saat itu) IDR 255.200
TIPS
That Dam Stupa
Ticket FREE
Visiting Time 24 hours
Ho Phra Kew
Ticket KIP 10.000
Visiting Time 8am – 5pm
Wat Si Saket
Ticket KIP 10.000
Visiting Time 8am – 5pm
Patuxai Monument
Ticket KIP 5.000
Visiting Time 8am – 4pm (to get inside the building), park area is 24 hours
Pha That Luang
Ticket KIP 10.000 (to enter 1st gate), but from outside is free
Visiting Time 8am – 4pm
Wat That Luang Tai & Wat That Luang Nuea
Ticket FREE
Visiting Time 8am – 4pm
For more information about travelling and getting around in Vientiane; check here.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.