
ke-5 malam, tapi ga malam-malam amat. Jadi gua mau ceritain dulu
suasana pas tiba di stasiun Kyoto naik bus. Turun dari bus di
Kyoto Station, langsung disapa oleh Kyoto Tower! Bagus banget,
sayangnya hasil foto jepretan gua jelek, jadi ga gua tunjukin di
sini.
sih, tapi kenceng banget anginnya, karena di sekitar stasiun banyak
gedung-gedung perkantoran yang tinggi, jadi wajar ‘angin lembah’
seperti ini bertiup. Pakaian gua udah kayak orang mau naik gunung;
jaket tebal, kupluk, hoodie jaket dinaikin, syal 3 lapis, kaos
tangan. Bandingin ama orang lokal, terutama wanita, yang cuma pake
jaket tebal selapis tapi bawahnya rok mini. Ajib yah mereka. Hehee.
berada di jalan kecil, dekat perumahan warga. Sepi dan tenang, cocok
deh kalau mau istirahat di sini. Jalan kaki ga sampai 2 menit udah
langsung jalan raya, dengan deretan warung makan yang enak, serta
beberapa combini juga dekat lokasinya.
![]() |
Suasana depan hostel, perumahan penduduk yang tenang. |
nama gua –nama email gua letterstomato, surat-surat ke Mato, kadang
dipelesetin surat-surat tomat– ga ding, becanda. Hostel ini yang
paling dekat dengan stasiun dan juga ‘murah’ yang gua temuin di
internet saat itu. Murahnya pake tanda kutip, karena bisa lebih murah lagi. Tapi gua ga nyesel milih hostel ini, karena pengalaman hostel yang paling asik menurut gua. Semua karena keberadaan kotatsu di common room, atau ruang kumpul mereka.
karya orang Jepang yang jenius! Meja kecil lesehan namun dilengkapi
dengan penghangat di bawah mejanya, dan selimut. Jadi kita bisa
masukin kaki sambil ngangetin badan di kotatsu! Plus ada bean bag di common room, jadi
bisa sambil tiduran, malah di film-film, bisa sambil masak! Di sini
gua kenalan dengan Ryou-san dan Mayu-san.
![]() |
Kotatsu di common room, paling demen nongkrong di sini. |
off duty saat itu. Bahasa Inggrisnya ga begitu lancar, tapi karena sesama otaku jadi nyambung deh ngobrol. Lalu nongol Mayu-san, gadis
lokal masih mahasiswa tahun pertama, travelling sendiri ke Kyoto
untuk ngabisin spring vacation-nya. Dia jago bahasa
Inggrisnya. Bertiga kita ngobrol di kotatsu. Sampai tengah malam
banget! Sebenarnya gua lebih milih tidur di dalam kotatsu si, lebih
hangat, karena begitu keluar ruangan, dingin! Tapi akhirnya balik ke
kamar juga.
kenceng, WC dan shower room bersih, air hangat available. Di
dapur ada microwave, dan water heater. Selain solo traveller, ada
juga pelancong sekeluarga dari Hongkong. Jadi cocok untuk solo maupun
grup. Keramahan staf nya jangan ditanya, gua ampe temenan ama mereka,
hehee.
dan detergen gratis! Kekurangannya cuma ga ada dry machine nya,
dan ruang outdoor untuk ngejemur. Karena gua bakal dua hari di sini,
jadi ga masalah. Lagian baju yang gua bawa udah hampir kepake semua.
Untuk ngejemur, di tiap kamar disediain semacam kamarnya Doraemon.
Lemari pintu geser yang bisa dijadiin tempat tidur, bisa juga buat
well, lemari.
sebesar ¥2.900 untuk 2 hari.
Which is sangat mahal ternyata! Baca rate card-nya di resepsionis,
harga kamar aslinya cuma ¥1.000 per hari dan saat itu lagi ada diskon spring vacation jadinya cuma sekitar
¥800an. Sedih ga? Kalau mau cek harga terupdate, klik di sini aja.
Ramen Halal
hari ke-6 juga. Hari tersial gua di sini. Dari pagi, gua kesiangan,
sedih ga (2) tuh? Bangun-bangun udah jam 11 siang aja! Saking
nyamannya tidur di dalam futon, plus akumulasi capek jalan
berhari-hari nih. Tapi emang nyaman banget si tidur pake futon. Dan
ternyata, menurut teman sekamar gua tadi pagi tuh dingin banget ampe
salju turun. Oke, makin nyesel dikit, lumayan kan, bisa lihat snow
fall lagi. Akhirnya
langsung mandi dan siap-siap berangkat. Tsugi
wa, Arashiyama Bamboo
Groove.
ke stasiun, gua mampir dulu ke warung ramen halal dekat sini, namanya
Ayam-ya ramen. Di depannya ada logo halal dari Japan Halal Standar.
Masuk ke dalam, seperti biasa pesen menu di vending machine. Tapi
mesinnya bukan digital, masih semi manual gitu. Gua mesen tori (ayam)
ramen, special pake telor. Serahin tiket ke staf nya, lalu duduk. Di
dalam sudah ada rombongan dari Malaysia, dua berjilbab. Ga lama,
datang beberapa orang Jepang juga.
![]() |
No Ramen No Life katanya! Keren gan! |
![]() |
Halal sign |
![]() |
Interior warung Ayam-Ya Ramen |
![]() |
Ruang sholat |
Seperti
biasa, minum ocha gratis. Silahkan tuang ke botol kalian, biar ga
usah belanja minuman lagi! Untuk barang bawaan di
bawah kaki disediakan ranjang. Jadi barang-barang ga boleh ditaruh di atas
meja. Ada poster yang menginformasikan, ramen mereka ramen khas
Jakarta. Walah, kayaknya pernah lama di Jakarta nih ownernya.
lama kemudian, ramennya datang. Enak loh. Tapi gua lebih suka tsukemen di Nagoya, atau mazemen di Odaiba sebelumnya. Bagi gua loh
ya.
Location : Klik di sini
How
to get there : Jalan kaki aja dari Kyoto Station. Sekitar 11 menit.
Dari hostel gua cuma 2-3 menit.
Open Time : Lunch time 11.30 ~14.30, lalu tutup. Buka lagi jam 18.00~22.00 untuk dinner. Hari Minggu tutup.
: Dari ¥680-850
![]() |
Tori Ramen, cuma ¥680, enak dan kenyang. |
Exchanger
di Kyoto Station, gua beli Kyoto One Day Bus Pass seharga ¥500.
Sebenarnya ada juga One Day & 2 Days Bus & Train Pass,
harganya masing-masing ¥1.200 dan ¥2.000. Tapi demi berhemat, gua
ambil yang paling murah aja. Dan menurut gua, bus di Kyoto sangat
nyaman, karena jauh dekat harga flat! Jadi, kita ga perlu ambil
tiket begitu naik sebagaimana bus-bus di kota lain. Tinggal naik, turun bayar,
kelar.
![]() |
Bus Station di depan Kyoto Station, dari sini sudah bisa ngeliat Kyoto Tower |
Nah,
karena duit ¥51k yang gua bawa udah mulai habis, sisa berapa ribu
Yen saja, gua cari money exchanger dulu di Kyoto Station. Ada money
exchanger vending machine style.
Jadi sudah ada menu-menunya, tinggal milih mau kurs apa, masukin
duit, keluar duit Yen. Tapi feeling
gua versi face-to-face
lebih bagus rate-nya.
nanya di information
center, ada money
exchanger lain di
lantai 8. Oh iya, stasiun ini seperti stasiun besar lainnya,
merupakan superblock
juga, yang
terintegrasi dengan mall, restoran dan area perkantoran. Lantai 5 &
6 nya merupakan area restoran fine
dining, sementara
restoran cepat saji di basement.
di lantai 8, feeling gua bener, ratenya lebih bagus! Langsung nuker
$150, dapatnya sekitar ¥16.600an. Dapat napas lagi buat sisa 3 hari
gua di Jepang. Turun ke bawah, langsung ke terminal bis, ambil yang
jurusan Arashiyama.
![]() |
Money exchanger di lantai 8 Kyoto Station |
Bamboo Groove
selama kurang lebih 50an menit, disuguhi dengan pemandangan kota a la
Kyoto. Di sini banyak bangunan kecil, yang kebanyakan dipakai sebagai
warung makan, yang dihimpit dengan gedung tinggi. Sangat kontras,
namun unik. Selain itu, di sana sini banyak kuil besar maupun kecil.
Semakin mendekati daerah Arashiyama, suasana kotanya semakin kalem,
gedung tinggi sudah ga ada lagi, rata-rata cuma perumahan.

Sampai
di Arashiyama, gua nunjukin kartu ODB pass ke driver. Harusnya sih,
kartunya di masukin di mesin dekat driver, di print tanggalnya untuk
aktifin. Ama drivernya bilang ga usah, cukup liatin aja. Mungkin dia
pikir kartunya udah diaktifin kali ya. Jadinya kartu gua masih aktif.
Alhasil, kartu ini gua pake besoknya lagi. Hahaa, jahat ya, gua. Pantesan sial seharian, ntar.
turun dari bus, langsung disuguhin pemandangan Katsura River, Togetsukyo Bridge, dengan pegunungan sebagai latar, plus yang
dipijak adalah batu kerikil putih yang biasa dipakai untuk zen
garden. Togetsukyo sendiri berarti jembatan penyeberangan ke bulan,
dibangun di era Heian (794-1185) dan direkonstruksi ulang tahun 1930.
![]() |
Nonomiya Bus Stop |
![]() |
Katsura River dan Togetsukyo Bridge. Kalau puncak musim semi atau musim gugur, pasti makin bagus banget viewnya |
![]() |
Togetsukyo bridge, ada yang lagi make jinrikisha atau becak orang tuh |
![]() |
Jalan ke arah hutan bambu |
Di seberang sungai ada Arashiyama Park, dengan style zen
garden beneran. Kata Arashiyama sebenarnya merujuk ke area
pegunungan kayu si selatan sungai, sementara bagian utara bernama
Sagano. Tapi keseluruhan area ini bisa disebut Arashiyama.
sini, gua iseng nanya arah ke hutan bambu ama dua gadis lokal. Pengen
tau, katanya kalau nanya arah ama orang Jepang, dianter sampe tujuan.
Beneran donk! Mereka cuma bilang
“Issho ni” artinya, “yuk bareng”, lalu kita jalan bareng
ke sana, sekitar 5 menitan. Awalnya gua pikir mereka juga mau ke sana, karena gua nanya
dalam bahasa Inggris, “oh, kalian juga mau ke sana?”. Mereka
haik-haik aje. Pas sampe, mereka pamit. Baik bangeeeet!
![]() |
Jalan ke arah hutan bambu |
![]() |
Area masuk ke hutan bambu |
Di
sepanjang jalan menuju area masuk hutan bambu, banyak
rumah-rumah machiya –desain rumah tradisional Jepang– yang sekarang
beralih fungsi menjadi toko yang menjual suvenir dan cemilan khas
Jepang, dengan desain toko a la Jepang tentunya. Masuk ke hutan
bambunya, kiri-kanan jalan berjejer hutan bambu, gua nikmatin aja suasana kalem yang ditawarin area ini, dengan sesekali
angin sejuk berhembus dan cahaya matahari menerobos di antara
lebatnya pohon. Jujur, foto-foto gua ga bisa ngerepresentasiin
apa yang gua lihat.



bambu ini sebenarnya berada di kawasan perumahan juga. Ada beberapa
kuburan rakyat yang gua lewatin. Dan banyak kuil! Gua di sini cuma sekitar
2 jam dan gua nyesel bangun telat. Dua jam doank ga cukup buat
explore semua area ini, belum kuil-kuilnya, termasuk Tenryuji Temple
yang masuk UNESCO World Heritage. Sedih ga (3)? Next time mau ke sini
lagi, di puncak musim semi atau gugur.
![]() |
Kuburan lokal |
Di
tengah hutan, ada stasiun Torokko Arashiyama, yang
menawarkan Romantic Train Sagano, pengalaman naik kereta melintasi
hutan bambu dan hutan lainnya, serta menelusuri jalur Katsura River.
Di dalam banyak stall yang menjual dango, mochi serta suvenir.
![]() |
Torokkyo Arashiyama Station, dari sini bisa naik kereta sambil menikmati pemandangan Katsura River dan hutan pegunungan Arashiyama, cukup bayar 620 Yen. |
sini, untuk balik ke jalan utama, bisa melewati hutan bambu lagi,
atau ngelewatin rumah penduduk. Gua milih opsi ke dua. Rumah-rumah
penduduk di sini, sangaaat asri, bersih, nyaman, simple
dan humble,
dengan background langit biru. Banyak yang punya taman kecil di depan
rumahnya, yang gua yakin ketika puncak musim semi tiba, daun-daunnya
mekar, jadi makin keren.
![]() |
Lewatin jalur perumahan lokal |
![]() |
Rumahnya bagus banget gan! |
![]() |
Udah masuk ke jalan utama, bersih banget ya jalanannya. |
Tiba
di jalan utama, gua ke arah Arashiyama Station. Dari sini gua mau ke
Kinkaku-ji Temple, tapi ngelewatin Ninna-ji Temple. Setelah lihat
papan informasi untuk cek harga, beli tiket lalu naik kereta.
Keretanya sendiri merupakan trem satu gerbong, dan merupakan kereta
commuter dari Arashiyama Station ke Hankyu Omiya Station. Katanya
sih, trem ini udah berusia 100 tahun dan satu-satunya trem yang masih
beroperasi di Kyoto.
![]() |
Arashiyama Station milik JR, desain interiornya nuansa bambu semua. |
![]() |
Price list dan peta stasiun |
alternatif;
Sega-Arashiyama Station, kemudian jalan sekitar 14 menit ke
Arashiyama Bamboo Groove. Harga tiket ¥240
lain, turun langsung di Arashiyama Station, yang lokasinya di depan area masuk hutan bambu. Naik Karasuma Line dari Kyoto Station ke arah
Kokusaikaikan di platform 2, turun di Shijo Station. Dari sini, jalan
ke Karasuma Station naik Hankyu-Kyoto Line ke arah Hankyu-Umeda,
turun lagi di Omiya Station. Jalan sedikit ke Shijo-Omiya Station
naik Keifuku Dentetsu-Arashiyama Line (trem) turun di Arashiyama
Station.
Total ¥570.
itu, bisa naik bus dari Kyoto Station, naik no. 28 ke arah
Arashiyama, turun di Nonomiya Bus Stop, di samping Katsura River.
Jalan 3-4 menit ke Arashiyama Bamboo Groove.
Bamboo Groove buka 24 jam. Jadi, silahkan datang pagi-pagi banget
kalau mau bebas foto-foto tanpa gangguan pengunjung lain. Atau
malam-malam, suasananya pasti beda banget.
ke kuil-kuil, ytang tersebar di area pegunungan Arashiyama. Jam
bukanya rata-rata dari jam 09.00-17.00, dengan tiket masuk seharga
¥400-500.
sepeda senilai ¥1.000 di dekat
stasiun.
perahu di Hozu River, boat pier nya ada di sebelah timur Togetsukyo
Bridge, sekitar ¥4.100.
Park Iwayatama, dengan sedikit mendaki, bisa melihat kota dari atas
ditemani monyet-monyet liar. Harga masuk ¥550, dari jam
09.00-17.00.
Train Sagano, dari Torokko Saga Arashiyama Station hingga Torokko
Kameoka Station, one way ticket seharga ¥620.
suvenir dan panganan tradisional Jepang seperti mochi, matcha, sanbe
di Saga-Toriimoto.
![]() |
Mochi matcha tusuk, di twist, nama lokalnya ga tau. Harganya 120 Yen, enak gan! |
![]() |
Salah satu kuil kecil di dalam hutan bambu. |
P.S.
Peak season area ini di awal April untuk puncak musim semi dan minggu
kedua November, untuk puncak musim gugur. Selain itu, selama Desember
ada Hantaro Illumination, di mana hutan bambu akan diterangi oleh
lampion-lampion.
ke ketiga tempat ini merupakan pengalaman tersedih gua di Jepang.
Jadi, ketiga kuil ini berdekatan, dimulai dari Ninnaji – Ryoanji –
Kinkakuji. Bisa diakses dengan jalan kaki, sekitar 30 menitan. Tujuan
akhir gua pengen masuk ke Kinkakuji doank, dan dua sisanya cuma
pengen lihat dari depan. Kinkakuji atau kuil emas ini terletak di
tengah kolam dan merupakan kuil aliran zen. Tapi…
di Kinkakuji: jeng-jeeeng,
mas, tar lagi tutup!”
ga (4)?
anyway, gua ceritain aja di sini. Dari Arashiyama Station, naik
trem dan transit di Kitabiranotsuji Station. Stasiunnya kecil, kayak
stasiun di Jakarta jaman dulu, di mana ga ada pagar pembatas. Orang
tinggal masuk aja. Bayarnya gimana? Kayak naik bus, tiap stasiun, mau
turun, masukin duit ke mesin di dekat masinis. Duit pas ya, neng!
Tapi yang udah beli tiket, tinggal serahin tiketnya ke masinis.
Tremnya sendiri harga flat ¥210
untuk dewasa dan ¥110 untuk anak-anak.
![]() |
Suasana trem Keifuku Dentetsu, Arashiyama Line, cuma satu gerbong. |
![]() |
Kitabiranotsuji station |
Dari
sini naik kereta Kitano Line, ke arah Omuro Ninnaji Station. Lebih
kecil lagi stasiunnya, dengan pagar pembatas dari kayu aja. Keluar
dari sini, langsung disapa oleh Ninna-ji Temple. Pintu masuknya aja
megah banget! Di sampingnya ada kompleks Gochisan Rengeji Temple di
mana banyak batu-batu nisan. Emang kompleks kuburan rakyat nampaknya.
![]() |
Suasana di dalam trem Keifuku Dentetsu, Kitano Line, satu gerbong juga. |
![]() |
Bayar di depan gan, di dekat masinis. Ada display informasi buat nunjukin harga. |
![]() |
Omuro-Ninnaji Station, stasiun kecil juga |
Ninnaji
sendiri merupakan sekolah biksu, dibangun tahun 888. Karena sempat
kebakaran, bangunan dari abad itu udah ga ada yang nyisa. Bangunan
yang berdiri sekarang rata-rata dibangun tahun 1600an. Paling bagus
datang ke sini di pertengahan April, di mana semua bunga sakura di
dalam kompleks kuil sedang mekar.
![]() |
Gerbang Ninnaji Temple |
![]() |
Gerbang Ninnaji Temple |
![]() |
View di depan Ninnaji Temple |
![]() |
Such detail! |
Gua
ga lama-lama di depan Ninnaji Temple, langsung beranjak ke Ryoanji
Temple. Sebelum Ryoanji Temple, ada bukit dengan Tori atau gerbang kuil khas Jepang di atasnya. Gua naik ke atas, ternyata ini kompleks
pekuburan Sumiyoshiyama, langsun turun lagi, hehee. Di seberang bukit
ini Sumiyoshiotomo Shrine, kuil kecil dengan pagar batu yang dipahat
dengan tulisan kanji. Ryoanji Temple sendiri terkenal dengan taman
batunya, zen style. Dan emang kuil ini merupakan sekolah biksu
aliran zen.
![]() |
Sumiyoshiotomo Shrine |
![]() |
Sumiyoshiyama Tori |
![]() |
Peta jalur 3 kuil |
Lewatin
Ryoanji Temple, menuju Kinkakuji Temple, gua ngelewatin perumahan
penduduk. Gua senang banget liat perumahan orang-orang Jepang. Ga
mewah tapi bikin mupeng. Di sepanjang perjalanan
Ninnaji-Ryoanji-Kinkakuji, melalui jalan lebar yang sepi dengan
kontur naik turun, ada banyak kuil-kuil kecil yang dilewati,
perumahan penduduk, combini tentunya, hingga Ritsumeikan University,
kampus yang dibangun dari tahun 1869.
![]() |
Perumahan penduduk |
![]() |
Akses ke perumahan penduduk lainnya |
![]() |
Di sepanjang jalur ini, ada beberapa landmark ikonik yang bisa dikunjungi |
Begitu
nyampe ke Kinkakuji, ama petugasnya dikasi tau kalau udah mau tutup jam
5. Damn, kekurangan informasi emang, sedih jadinya. Terpaksa lari pulang
sambil nangis “mamaaa…” Ga ding. Langsung cari bus ke arah
Kyoto Station aja. Dikasi tau petugas tadi, jalan sekitar dua blok ke
arah barat, nunggu di Nishioji-dori (dori = jalan).
Line ke arah Sonobe, lewatin 5 stasiun, turun di Uzumasa Station.
Jalan dikit ke Satsueisho-mae Station, naik Keifuku Dentetsu-Kitano
Line (trem) ke arah Kitano Hakubai-Cho, lewatin 4 stasiun, turun di
Omuro-Ninnaji Station. Kuilnya udah kelihatan dari stasiun ini. Total
¥410.
bus dari Kyotoeki Bus Stop di depan Kyoto Tower, turun di
Omuroninnaji Bus Stop, seharga ¥230. Kuilnya langsung kelihatan dari
sini.
Arashiyama Station yang gua sebutin di atas, bisa dari
Saga-Arashiyama Station, naik JR San-In Line ke arah Kyoto lewatin 2
stasiun turun di Hanazano Station, seharga ¥190.
Setelah itu jalan ke Ninnaji Temple sekitar 22 menit.
jalan kaki sekitar 15 menitan, atau naik bus dari Omuroninnaji Bus
Stop dan turun di Ryoanjimae Bus Stop seharga
¥230.
Kinkakuji, jalan kaki sekitar 15 menitan juga.
jalan kaki, dari Ryoanji sekitar 15 menit, dan dari Ninnaji sekitar
30 menit.
Kyoto Station, jalan dulu sekitar 7 menit ke Karasuma Nanajo Bus
Stop, di depan kuil Karasuma. Naik bus no. 205 turun di
Kinkakujimichi Bus Stop, seharga
¥230. Dari sini jalan kaki sekitar 5 menit.
Temple ¥500,
namun musim cherry blossom menjadi ¥600.
Temple ¥500
Temple ¥400
buka dari jam 09.00-17.00,
penjualan tiket terakhir 30 menit sebelum tutup. Ingat ya, jangan
sampai kayak gua.
to Do
else selain foto-foto dan enjoy the view?
Market (Nishiki Ichiba)
di Kyoto Station, perjalanan sekitar 40-an menit, udah malam jam 7-an. Mau langsung balik ke hostel, jamnya masih nanggung!
Akhirnya gua cek TripAdvisor, ketemu Nishiki Market. Langsung naik
bus ke sana.
Nishiki
Ichiba, atau Nishiki Market, sesuai namanya, adalah pasar tradisional
terkenal di Kyoto. Meski ada kata tradisionalnya, tapi jauh dari
kesan kumuh, jalannya sudah di paving blok. Terkenal juga sebagai
Kyoto’s Kitchen, makanya yang dijual di sini ga jauh-jauh dari urusan
dapur. Dari cemilan khas Jepang, sushi, asinan, fresh seafood, hingga
pisau dan cookwares. Semua produk yang ditawarkan di jalan
kecil sepanjang lima blok ini, merupakan produk lokal.
![]() |
Shijo-Takakura Bus Stop. Area ini merupakan kompleks sibuk, di mana banyak perkantoran dan area perbelanjaan, dari brand lokal maupun internasional |
di halte bus, jalan dikit sampai deh. Dan kecewa lagi! Karena sudah
banyak toko yang tutup. Ternyata, kebanyakan tokonya udah tutup jam 6
sore, sedih lagi ga (5) Gila, hari sial mulu dah. Untung masih rame,
dan ada beberapa toko yang masih buka.
![]() |
Nishiki Market, udah sepi gan! |
![]() |
Matcha dango, cuma 200 Yen saja |
![]() |
Fresh seafood, bikin ngiler aja |
![]() |
Taiyaki dengan filling coklat, cuma 180 Yen |
Gua
telusurin aja, sambil foto-foto. Seafood yang ditawarkan, fresh
atau processed, meski kebanyakan sisa hari itu, tapi tetap
menggiurkan. Sampai di ujung Nishiki Market, terdapat Teramachi
Shopping Arcade. Paralel dengan Teramachi, terdapat Shin-Kyogoku
Shopping Arcade. Dua jalan lebar ini, kiri-kanannya merupakan toko
dengan brand-brand lokal maupun impor, juga makanan, mirip MBK di Bangkok versi indoor lah.
![]() |
Teramachi Shopping Arcade |
![]() |
Shin-Kogyoku Shopping Arcade |
dekat sini, ada Pontocho Alley, dining area rasa lokal terkenal di
Kyoto, lokasinya di samping sungai Kamo. Dari sini, tinggal nyeberang
sungai udah ketemu daerah Gion juga. Udah gua save di lokasi yang mau
gua kunjungin, tapi ga ngeh, dan akhirnya balik. Sedih ga (6)?
Kyoto Station naik Karasuma Line ke arah Kokusaikaikan di platform 2,
lewatin 2 stasiun, turun di Shijo Station, seharga
¥210. Jalan dikit ke arah timur laut sekitar 7 menit.
naik bus no. 5 atau no. 206 dan turun di Shijo-Takakura Bus Stop
seharga ¥230. Jalan sekitar 4 menit.
Hours
tokonya, rata-rata dari jam 09.00-18.00
Restaurant
dari Nishiki Market, gua sengaja jalan kaki biar bisa explore kota
ini di malam hari. And thank God I did it! Gua ketemu resto
super murah, yang menjadi highlight gua malam ini yang cukup ngobatin
kesialan gua! Oke, gua ga tau jenisnya apa, yang jelas ini restoran
cepat saji dengan menu donburi, udon dan soba.
biasa, mesen menu di vending machine, pilih yang bahasa Inggris. Yang
ga biasa, harganya coy! Yang paling murah, semangkok kecil tanuki udon cuma ¥140. Porsi kecil aja gua kenyang sih. Dan the best-nya,
salmon bakarnya cuma ¥200 saja,
gede lagi.
![]() |
Menu yang gua pilih. Kitsune udon porsi kecil 220 Yen, salmon bakar 200 Yen dan tamago 80 Yen. |
: Klik di sini
to get there: Jalan kaki aja dari Kyoto Station. Sekitar 11 menit.
Dari hostel gua cuma 2-3 menit.
: Dari ¥100-690
Habis makan, gua balik ke hostel dan berdoa besok ga sesial hari ini. Sampai di hostel, cek laundryan, udah beberapa yang kering. Yang ga kering? Tengah malam bawa ke common room, naruh di bawah kotatsu. Kan ada penghangatnya tuh. Tinggalin semalam. Besok subuh, kering semua! Hohooo..
Total
pengeluaran gua hari ini:
One
Day Bus Pass ¥500 -hari ini ga kepake
to Ninnaji ¥210
Kinkakuji to Kyoto Station ¥230 by bus
Kyoto Station to Nishiki Market ¥230
Nishiki to Hostel ¥0 – jalan kaki aja
¥1.499 – mulai hari ini, ngemilnya kalap!
¥2.900 – untuk 2 hari (untuk harga terupdate bisa kalian intip di sini)
Fushimi Inari Taisha, Byodoin Omotesando, Kiyomizudera Temple
Nagoya Castle, Day 5 di sini

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.