Destinasi

Drama Menuju Ngunduh Mantu di Malaysia

Drama Menuju Ngunduh Mantu di Malaysia
– Awal Oktober 2018, keluarga besar kami ada acara ngunduh mantu di
Malaysia. Setelah 2 minggu sebelumnya akad dan resepsi pernikahan
berlangsung di BSD City.



Mengatur pernikahan antar negara lumayan ribet juga mencari waktu
yang tepat. Apalagi antara September-Oktober itu lagi musim ujian
tengah semester di 2 negara. Malah 3 negara ding sama Singapore karena
beberapa keluarga bersar dari pihak pengantin pria juga ada yang
tinggal di Singapore.

Drama Menuju Ngunduh Mantu di Malaysia

Setelah dapat tanggal pun, keluarga besar sepupu saya dari pihak
ayahnya pada gak bisa datang ke acara ngunduh mantu. Hanpir semua
berprofesi sebagai guru. Di awal Oktober, mayoritas sekolah sedang
mengadakan UTS. Tentunya sebagai guru harus ada di sekolah. Gak kayak
Keke dan Nai yang minta izin untuk gak ikut UTS πŸ˜„



Drama lainnya adalah paspor yang kerendem. Gak tau alasannya apa, salah
seorang bibi saya bawa paspor sekeluarga ke acara pernikahan di BSD.
Jangan-jangan karena mampir dulu ke Bekasi (rumah orang tua saya),
makanya bawa paspor hahaha.



Setelah acara pernikahan selesai, makanan yang tersisa masih lumayan
banyak. Sampai rumah, makanan dibagi-bagi untuk dibawa pulang, termasuk
sama bibi saya.Β 

Lah ternyata dendeng balado yang dibawa, plastiknya bocor dan bikin
kotor tas. Makanya begitu sampai rumah, tasnya langsung direndam
selama beberapa hari. Bibi saya lupa kalau di dalam tas ada paspor.
Baru ingatnya setelah saya minta paspor untuk difotocopy. Udah keburu
rusak deh itu paspor sekeluarga.



Besoknya, mereka segera mengurus paspor ke kantor imigrasi. Tetapi,
prosesnya tentu gak semudah membuat atau memperpanjang paspor baru.
Bahkan ada kemungkinan ditangguhkan selama 6 bulan hingga 2 tahun karena
ada unsur kelalaian/kecerobohan yang membuat paspor jadi rusak. Jadi,
batal deh sekeluarga ke Malaysia. Hiks!

[Silakan baca:
Table Service di McDonald’s Bukit Bintang, Malaysia]

Berangkat Naik Air Asia

ke malaysia naik air asia



“Teteh, kita harus berangkat bareng, ya! Soalnya tempat resepsi Hadi
dan Ghea itu dekat sama tempat papah waktu berobat di Malaysia. Setahu
papah, gak ada transportasi umum di sana. Harus naik taxi.”



Papah beberapa kali mengingatkan saya supaya berangkat bareng. Kami
berangkat tanggal 28 September 2018, kalau gak salah penerbangan pukul 8
atau 9 pagi. Kami semua naik Air Asia.



Ini juga sempat ada sedikit drama. Waktu saya sekeluarga mau pesan
tiket, ternyata paspor suami udah kurang dari 6 bulan. Setahu kami,
kalau ke Malaysia, minimal usia paspor 6 bulan. Jangan sampai
kurang.



Jadi, saya dan anak-anak pesan tiket duluan. Kata suami, daripada
tunggu-tungguan nanti malah kehabisan tiket. Saya sempat agak kesal
karena ada kemungkinan gak bisa bareng sama suami kalau sampai gak dapat
tiket. Alhamdulillah, cepet juga proses perpanjangannya. Jadi kami bisa
berangkat dan pulang bareng meskipun beli tiketnya gak barengan.

Pulang Naik KLM

pengalaman naik klm



“Yaaaa, Teteh kok naik KLM. Papah kan juga mau kalau gitu.”


Kami memang pesan tiket tidak berbarengan. Papah dan sebagian keluarga
besar udah beli tiket duluan. Sedangkan saya karena tadinya sempat maju
mundur mau beli tiket karena ngotot mau barengan ma suami, jadinya baru
beli tiket belakangan. Eh, gak taunya lagi ada promo KLM. Ya udahlah
beli meskipun jam kepulangannya jadi selisih 1 jam dan gak satu
pesawat.



Saya sempat merasa gak enak hati. Tapi, ya kapan lagi merasakan
penerbangan dengan pesawat seperti KLM dapat harga promo. Kan belum
tentu saya sering ke Malaysia hehehe. *Maaf, Pah hehehe



5 hari di Malaysia ternyata gak cukup, ya. Padahal tadinya mau ke
Melaka segala. Tetapi, semua rencana bubar jalan, deh. Berada di Kuala
Lumpur aja masih berasa kurang lama. Mudah-mudahan suatu saat bisa balik
ke sana lagi. Aamiin.



Sebelum berangkat ke Malaysia, saya dan suami sempat berdiskusi mau
naik apa ke bandara. Sebetulnya pengen nyobain naik kereta bandara.
Tetapi, kalau berangkat subuh kayaknya ribet.



Jadilah kami memutuskan naik Blue Bird. Pulangnya pun kami kembali
memilih taxi. Tapi, lumayan ngepas di dalam karena sedan dan bawaan kami
lumayan banyak.



[Silakan baca:
Ketinggalan Barang di Blue Bird? Jangan Panik, Ikuti Cara Ini untuk
Menemukannya
]



Lain kali, mau cobain naik Golden Bird yang memang masih jadi bagian
dari Blue Bird Group.
Cari tiket Golden Bird Jakarta
lewat Traveloka biar lebih mudah. Selain pelayanan 24 jam, Golden Bird
memungkin pengguna untuk memilih mobil sesuai kebutuhan. Dari mulai
Toyota Avanza hingga Mercedez Benz E-Class. Nah, cocok banget kan sama
keluarga kami kalau jalan-jalan. Kendaraan nyaman, ada sopir, udah
berasa kayak naik mobil pribadi hehehe.



Golden Bird gak hanya di Jakarta aja, kok. Ada di beberapa kota lain di
Indonesia. Saat menulis ini, saya jadi pengen jalan-jalan lagi. Hmmm …
enaknya ke mana, ya?Β 

*Btw, cerita resepsi ngunduh mantunya nanti saya ulas juga, ya


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top