
“Sky doesn’t has limit just like dream that never too big”
Kalau kebanyakan orang tidak suka momen perjalanan di dalam pesawat, aku sangat menikmati perjalanan berada di ketinggian diatas 36.000 kaki. Aku suka duduk di dalam burung besi yang bisa menghantarkanku ke tempat – tempat impianku. Seat favorit ku adalah window seat. Duduk di belakang jendela persegi berukuran kurang lebih 20 cm x 20 cm dengan view lautan awan biru…. tanpa daratan…… Siang pukul 13.00 waktu Australia, langit diatas penerbangan Melbourne – Jakarta tampak biru sekali, sebiru lautan pulau Flores yang selalu membuatku jatuh cinta, biru yang menenangkan, biru yang seketika membawaku pada memori sebuah mimpi anak kecil untuk bisa terus berkelana.

“Do you still remember what’s your dream ?”
I believe most of people don’t. Dalam proses menuju dewasa, begitu banyak kejadian yang terlewati dan harus dihadapi yang secara tidak langsung memerintah otak kita untuk mengelompokkan sesuatu berdasar pada kemampuan yang kita miliki. Mau atau tidak mau, Bisa atau tidak bisa, sekarang atau nanti, semua menjadi sebuah pilihan yang butuh waktu tidak sebentar untuk di putuskan. As we grow older, we become overthinker than before. Kalau waktu kecil, dengan gembiranya kita mengayuh pedal sepeda secepat mungkin tanpa berfikir konsekuensi yang akan terjadi, ketika sudah besar, kita cenderung memilih untuk bersepeda pelan – pelan, takut terpeleset, takut nabrak orang, takut jatuh, takut rambu-rambu.
![]() |
| Fulfilling my mother’s dream to see flower garden with snowy mountain as the background 🙂 |
“I was the one who got underestimated for dreaming too high, but now I am the one who’s living everyone’s dream they said”
Dalam sebuah tulisan blog yang membahas tentang bagaimana sebuah mimpi untuk terus berkelana akhirnya terwujud dalam perasaan haru diatas hot air ballon Capadocia, Turkey (read here for the full article). Aku bukan pemberani, aku penakut, dan aku menjadi sangat takut ketika orang di sekitarku tidak mendukungku melainkan meremehkan impianku. And that’s how my life been going on before I travel. Seorang yang selalu memiliki batas dan menjauhi mimpi.

That life is keep moving, we can’t stay in the same place forever, don’t ever limit yourself, because life would be pretty much surprising when we never put limit on anything.
Ini yang selalu membuatku belajar akan hal-hal baru, berinovasi, mencoba dan gagal, bertanya, dan terus berlari seiring dengan waktu yang terus berputar cepat. Somehow I am feeling so grateful living in this era, dimana semua akses dapat di mudahkan dengan kecanggihan teknologi. Aku belajar fotografi dari internet, dulu nilai mengarangku selalu jelek, tapi aku mau belajar untuk menulis lebih baik lagi dengan membaca blog-blog di internet, sampai sekarang pun aku masih terus belajar untuk berkembang.




“Well, sekarang kita hidup di jaman yang berbicara tentang ke efisienan waktu”
Masih ingat berapa banyak meeting yang ter-skip atau terlambat di datangi sebelum ada Go-Jek ? Untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain harus sambung – menyambung angkot, atau panik memandang argo yang melambung tinggi di dalam taksi karena terjebak macet, atau kebingungan mencari pangkalan ojek konvensional. Kayanya kalau di suruh balik lagi ke jaman waktu belum ada Go-Jek aku bisa gila sendiri membayangkannya. This innovation is just too good to be true.



Because, sometimes we’ve been working too hard on something, but we forget to notice that time keeps moving, and neglect that work smart is actually what we need in this millenials era. It’s true working hard is one of the keys to success, but why do we have to push everything out if we can work efficiently ?
Let’s bury all the fear and walk without limit, because limitation is the end of every dream #HidupTanpaBatas
cheers,
kadek arini

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.











