
Sekjen KLHK Hadi Daryanto menjelaskan pelepasliaran dua pasang Owa Jawa sebagai side event peringatan puncak KAA ke-60 untuk memberikan pesan kepada peserta KAA dan dunia bahwa Indonesia peduli akan pelestarian satwa langka dan hutan tropisnya.
“Owa Jawa adalah hewan yang monogami atau setia pada satu pasangan. Jadi Owa Jawa itu melambangkan loyaliltas. Kalau dikaitkan dengan KAA, seperti kesetiaan negara-negara peserta Asia-Afrika selama ini. Pelepasliaran Owa Jawa ini juga menggambarkan semangat gotong toyong antara negara-negara Asia Afrika untuk melanjutkan pembangunan yang sejalan dengan pelestarian keanekaragamanan alam yang menyokong kehidupan,” terang Hadi di Gedung KLHK, Jakarta, Selasa (21/4).
Menurut Hadi, Owa Jawa yang saat ini mendiami hutan-hutan dataran rendah dan tinggi di Jawa bagian Barat dan sebagian kecil di Jawa bagian tenah merupakan salah sartu dari 25 satwa prioritas yang menjadi peningkatan populasi sebesar 10 % dalam RPJM KLHK tahun 2015-2019 di site-site monitoring yang telah ditentukan.
Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa, Noviar Andayani menjelaskan dua pasang satwa endemik Jawa yang akan dilepasliarkan itu telah menjalani proses rehabilitasi selama 7-11 tahun di Javan Gibbon Center (JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
“Lamanya proses rehabilitasi itu bukan hanya untuk memastikan mereka sehat tapi juga agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya nanti setelah mereka dilepasliarkan,” kata Noviar.
Menurut Noviar lawasan Hutan Gunung Puntang yang berluas 8.800 hektar, berjarak sekitar 30 Km dari Kota Bandung, dipilih sebagai lokasi pelepasliaran, karena kondisi hutan konservasi yang dikelola Perhutani ini cukup baik sebgai habitat Owa Jawa.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.