keindahan alamnya saja, lantaran Lombok juga dikenal dengan pulau yang banyak
menyelenggarakan berbagai macam festival yang didasarkan pada tradisi masyarakatnya.
Sebut saja Festival Bau Nyale yang diselenggarakan setiap tanggal 20 bulan 10
dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama yang biasanya
jatuh pada sekitar bulan Februari atau Maret.
![]() |
sumber foto: www.lomboklovers.aforumfree.com |
Selatan Lombok Tengah yang memanjang sejauh puluhan kilometer dari arah Timur
hingga barat seperti di Pantai Kaliantan, Pantai Kuta atau Pantai Selong
Belanak.
Festival Bau
Nyale pada dasarnya adalah ritual menangkap cacing laut yang biasanya keluar di
daerah pantai Kuta. Cacing-cacing yang berwarna hijau, coklat, oranye hingga merah
itu akan keluar pada tengah malam hingga pagi hari ketika pesisir laut mulai
surut. Nyale sendiri berasal dari nama sejenis cacing laut yang biasa hidup di
dasar laut atau lubang-lubang batu karang.
![]() |
www.lomboklovers.aforumfree.com |
Nah, biasanya sebelum perayaan inti dari festival
biasanya digelar beberapa kesenian dan acara tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik
(pemberian cendera mata kepada kekasih) serta Belancara (pesiar dengan perahu.
Tak ketinggalan digelar pula pementasan drama yang diangkat dari kisah Putri
Mandalika.
Mandalika
Mandalika, tetapi siapakah Putri Mandalika itu sebenarnya? Putri ini menurut
cerita masyarakat setempat Nyale adalah jelmaan dari rambut Putri Mandalika. Putri Mandalika adalah seorang putri cantik yang arif sekaligus bijaksana
dari seorang raja yang pernah
memerintah di Pulau Lombok.
banyak dair mereka ingin meminangnya. Saking
baiknya, tak ada satu pun pangeran yang ditolaknya ketika datang untuk melamarnya. Namun hal ini
jusru menimbulkan kekisruhan yang berujung pada peperangan di antara
pangeran-pangeran itu karena antara satu dengan yang lainnya ingin
memiliki dirinya. Kontan, Putri Mandalika pun berpikir bagaimana caranya
mengatasi ini semua.
pangeran-pangeran itu. Dalam suatu kesempatan Putri berorasi di hadapan
kerumunan “Wahai, Ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran
dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai! Setelah aku pikirkan dengan
matang, aku memutuskan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih
satu di antara banyak pangeran. Diriku telah ditakdirkan menjadi Nyale yang
dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di
permukaan.”
diri ke Pantai Selatan mengorbankan jiwa raganya agar peperangan itu tidak
terjadi. Nah, setelah kejadian tersebut, setiap tahunnya munculah Nyale yang
dipercaya sebagai jelmaan dari rambut Putri Mandalika.
Protein
berhasil mengangkap nyale kemudian mengkonsumsinya alias memasak nyale-nyale
itu untuk dimakan bersama-sama. Menurut penelitian, Nyale yang ditangkap itu
ternyata baik dikonsumsi oleh manusia karena kaya akan protein dan terbukti mengeluarkan
zat-zat yang dapat membunuh kuman-kuman. (berbagai sumber)

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.