Backpacker

Gawai Sebagai Pemersatu Dayak dan Indonesia




false
EN-US


























































































































































Lebih dari 5000 orang datang dan hadir melihat acara
pembukaan Gawai Dayak ke XXXII. Ada ratusan orang yang berpakaian adat dari berbagai macam etnis sub
Dayak, dari paling hilir hingga kehulu mengikuti aliran sungan kapuas dan
anak-anak sungai.

Menari dengan Pakaian Adat Dayak
Menari dengan Pakaian Adat Dayak

Acara ini diisi dengan macam-macam kegiatan.
Pembukaannya dilakukan dengan pawai budaya keliling kota Pontianak bersama
dengan ribuan orang dengan kendaraan hias lengkap dengan pria dan wanita yang
menggunakan baju adat. Tentu dominasi warna merah merata dibarisan pawai gawaidayak ke 32 ini. Selain itu ada berbagai macam perlombaan, seperti menangkap
babi, lomba menyumpit, lomba memahat, lomba memahat, lomba menyanyi, lompa
peragaan busana serta pemilihan Bujang dan Dara Gawai Dayak.

Enggang sebagai perlambang Burung Surga
Enggang sebagai perlambang Burung Surga
Tidak hanya itu, nuansa budaya dayak juga kental
terasa dengan adanya pasar kerajinan berupa tenunan, anyaman, aksesoris dari
akar dan rotan, baju berbagai motif dayak hingga stand yang menyewakan pakaian
dayak untuk berfoto. Wisatawan yang datang bermacam-macam. Ada yang dari luar
Pontianak hingga dari luar Kalimantan Barat. Semuanya tumpah ruah menikmati
semua yang ditampilkan

Pria Dayak Berfoto bersama pengunjung
Pria Dayak Berfoto bersama pengunjung
Bertempat di Rumah adat Radakng yang beralamat dijalan
Sutan Syarif Abdurahman tidak jauh dari bundaran Kota Baru. Gawai Dayak yang
berlangsung selama seminggu ini menghadirkan berbagai macam kegiatan yang
dibalut dengan adat dan budaya Dayak. “Berapa banyak orang datang kesini pak?”
Tanya saya kepada Pak Kartius, Ketua Panitia Gawai Dayak ke 32. “Dari karcis
parkir bisa habis 10.000 tanda masuk perhari, roda dua maupun empat”. Ia pun
menambahkan bahwa selama acara ini, kepala adat, temenggung, ketua suku dari
sub Dayak semua hadir dan memberikan dukungannya. “Kami orang Dayak mencintai
tanah Kalimantan sebagai tempat kami berasal dan lahir, Ini tanah nenek moyang,
kami harus jaga terus”. Ujarnya.

Berbagai tenunan sebagai aksesoris baju Dayak
Berbagai tenunan sebagai aksesoris baju Dayak
Saya sendiri, sibuk berkeliling tempat ini. Seluruh
stand saya datangi sembari melihat semua barang yang dijual. Didalamnya banyak
sekali aksesoris yang menarik mata. Manik manik warna warni cantik, berbagai
macam tenunan baik yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) atau tenun
ikat. Semuanya dijual dan dijejerkan dibanyak stand Gawai Dayak. Tidak sedikit juga yang
datang dari pelosok daerah.

Berbagai manik-manik sebagai aksesoris baju Dayak
Berbagai manik-manik sebagai aksesoris baju Dayak
Saya sendiri tertarik untuk membeli tenun dari serat
tanaman yang menggunakan pewarna alami dari kulit kayu dan buah serta ditenun
dengan ATBM. Harganya hanya 40.000 rpiah saja dengan panjang 1 meter dan lebar
10 cm. Warnanya coklat dan bisa saya gunakan untuk diikatkan dikepala atau
hanya dipasang dileher melengkapi penampilan. Saya baru sadar bahwa cuaca panas
tidak jadi halangan untuk datang ke Rumah Radakng hanya untuk sekedar
melihat-lihat atau berbelanja.

Gelang dari rotan
Gelang dari rotan
Dulu, upacara syukur seperti ini hanya
dilaksanakan bagi suku Dayak saja. Gawai sebagai bentuk perwujudan terimakasih
kepada Sang Pencipta karena diberi rejeki dengan hasil panen yang melimpah.
Sekarang, selain untuk berterimakasih, Gawai Dayak sebagai ajang mempersatukan semua
orang untuk lebih mengenal adat dan budaya suku Dayak.

Bulu burung sebagai aksesoris topi adat dayak
Bulu burung sebagai aksesoris topi adat dayak
Pontianak sebagai ibu kota Kalimantan
Barat dengan masyarakat multi kultur membuat Gawai sebagai perhelatan semua
pihak. Semua orang datang untuk tahu bagaimana kemeriahan Gawai Dayak. Bagi
masyarakat suku Dayak yang sudah lama atau pindah ke Kota ini sebagai tempat
mengenang karya leluhur. Bagi masyarakat diluar suku Dayak tentu saja ini jadi
tempat belajar dan mencari tahu bagaimana kayanya adat budaya di Indonesia.

Menari dengan Pakaian Adat Dayak
Menari dengan Pakaian Adat Dayak
Gawai Dayak tahun ini sebagai bentuk
ekspersi budaya peradaban lampau yang terus berusaha dipertahankan dan
diwariskan kepada anak keturunan. Gawai Dayak sebagai bagian Indonesia yang
berbhineka tunggal ika.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top