event

Grebeg Sudiro 2017 – Ketika Jawa dan Tionghoa Berakulturasi dalam Sebuah Acara Budaya

Suara iring-iringan alat musik simbal, tambur, dan gong mengalun dengan harmonis mengiringi para pemain barongsai yang sedang melakukan pemanasan menjelang perhelatan acara Grebeg Sudiro pada minggu siang itu (22/01/2017). Warga masyarakat pun sudah datang berduyun-duyun menuju kawasan Pasar Gede Harjonagoro untuk melihat perhelatan tahunan yang rutin diselenggarakan seminggu menjelang perayaan Imlek tersebut.

Suasana di sepanjang Jalan Urip Soemoharjo pun terasa semakin meriah. Deretan hiasan lampion yang dipasang di atas jalan, para peserta pawai Grebeg Sudiro yang mengenakan kostum beraneka rupa dengan warna cerah, tak lupa warga masyarakat yang tumpah ruah bersiap menyaksikan acara. Meskipun awan mendung nampak menggelayut di atas mega, namun tak mengurangi semangat para warga dan peserta untuk memeriahkan acara Grebeg Sudiro yang sudah memasuki satu dasawarsa penyelenggaraannya di tahun ini.

Grebeg Sudiro merupakan sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Kawasan ini memang dikenal sebagai salah satu kawasan pecinan di Kota Bengawan. Banyak warga Tionghoa peranakan yang sudah tinggal dan menetap begitu lama di kawasan ini serta hidup membaur dan berdampingan dengan warga pribumi lainnya.

Layaknya grebeg dalam tradisi Jawa, beberapa gunungan pun juga dipersiapkan oleh warga untuk dikirab dan dibagikan pada akhir acara nantinya. Acara grebeg dalam tradisi Jawa identik dengan gunungan berupa hasil bumi seperti sayur-mayur dan umbi-umbian. Namun, dalam acara Grebeg Sudiro ini, gunungan yang disiapkan tak hanya berupa hasil bumi saja, namun juga ada makanan tradisional seperti kue keranjang, bakpia Balong, onde-onde, bolang-baling, gembukan, bakpao yang merupakan jajanan khas peranakan.

Acara Grebeg Sudiro resmi dimulai sekitar pukul 14.00, diawali dengan sambutan Bapak Walikota Surakarta dan dilanjutkan dengan pemotongan pita dan penerbangan balon udara sebagai bentuk simbolis pembukaan acara. Rute Kirab Grebeg Sudiro kali ini dimulai dari depan bundaran tugu jam Pasar Gede, melewati Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Mayor Sunaryo –  Jl Kapten Mulyadi – Jl R.E Martadinata – Jl. Cut Nyak Dien – Jl. Ir. Juanda – Jl. Urip Sumoharjo.

Acara kirab Grebeg Sudiro dimulai dengan penampilan barisan prajurit Kraton Kasunanan Surakarta lengkap dengan pakaian adatnya yang berwarna merah menyala kemudian diikuti oleh penampilan atraktif marching band Gita Pamong Praja dan diikuti oleh pasukan Paskibra SMA N 3 Surakarta yang membawa bendera merah putih dan Koramil Jebres yang mengarak replika lambang negara.

Hujan deras tiba-tiba turun ketika acara Grebeng Sudiro ini baru saja dimulai. Walaupun basah diguyur oleh hujan, tak menyurutkan antusiasme masyarakat yang melihat acara grebeg ini. Payung dan jas hujan sudah mereka persiapkan untuk menonton acara di bawah guyuran hujan.

Pawai berikutnya diikuti oleh penampilan atraksi atlet seni beladiri wushu khas negeri Tiongkok. Para peserta ini menampilkan gerakan-gerakan atraktif khas jurus beladiri wushu lengkap dengan alat-alat yang digunakan dalam beladiri ini seperti pedang, golok, dan toya. Ada pula peserta yang mengenakan kostum Biksu Tong, Sun Go Kong, Pat Kay, dan Sam Cheng, khas tokoh-tokoh dalam serial Journey To West. Peserta dengan kostum ala dewa-dewi Tiongkok pun juga tampil dalam acara ini sehingga membuat suasana khas Tionghoa terasa semakin kental.

Ada pula peragaan busana batik carvinal yang dibawakan oleh adik-adik sekolah dasar. Peserta dengan kostum Santa lengkap dengan sebuah karung yang berisi hadiah. Sepanjang rute pawai, sang Santa membagikan hadiah kepada penonton yang datang memadati jalan. Suasana semakin meriah saat kelompok barongsai dan liong Macan Putih Sudiroprajan memulai pertunjukan. Para pemain barongsai dan liong ini tampil energik menghibur masyarakat yang rela kehujanan demi menyaksikan acara Grebeg Sudiro 2017 ini.

Tak hanya warga masyarakat yang tinggal di Kelurahan Surdiroprajan saja yang meramaikan acara Grebeg Sudiro ini. Perwakilan asosiasi pedagang Pasar Gede pun juga turut bagian mengisi acara grebeg ini. Para pedagang ini kompak mengenakan busana tradisional Jawa diikuti oleh iring-iringan ibu-ibu yang memakai jarik dan caping dan membawa tenggok (bakul kecil) berisi sayur mayur, buah-buahan, dan jajanan yang biasa menjadi komoditi dagangan di Pasar Gede sehari-hari.

Ada pula penampilan tari Lembu Suro dari Kelurahan Jagalan serta tari kuda lumping yang terlihat energik. Warga masyarakat dari luar Kota Surakarta pun juga ada yang turut serta menjadi peserta Grebeg Sudiro ini. Seperti penampilan Tari Misteri Gunung Bibi dari Boyolali yang menampilkan kostum yang unik serta gerakan tari yang lincah nan dinamis. Penampilan dari mahasiswa daerah juga cukup mneyedot perhatian penonton.

Perwakilan mahasiswa daerah Riau dan Jambi menampilkan parade busana daerah dan juga penampilan tari daerah dengan budaya Melayu yang kental. Ada pula penampilan dari padepokan Keris Brojobuwono yang berasal dari Kabupaten Karanganyar. Penampilan dari padepokan ini cukup menyedot perhatian penonton yang berjubel sore itu. Kostum dari padepokan ini cukup nyentrik, rombongan lelaki bertelanjang dada mengenakan kain sarung berwarna putih dan ikat kepala yang mirip seperti sufi yang belajar di padepokan. Mereka membawa gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti jagung, terong, pare, wortel, kacang panjang, dan dibagi-bagikan kepada penonton di sepanjang acara pawai.

Iring-iringan pawai Grebeg Sudiro ditutup dengan atraksi para mayoret marching band Gita Pamong Praja yang nampak lincah dan energik. Para penonton mulai membubarkan diri setelah acara penaikan lampion teko yang digantung d atas pintu gerbang Pasar Gede yang sekaligus sebagai simbol ditutupnya acara Grebeg Sudiro 2017 sore itu.

Acara Grebeg Sudiro merupakan acara tahunan di Kota Solo yang patut Anda jadikan agenda ketika berwisata di Kota Solo. Akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa terasa kental dalam acara ini. Dengan adanya event seperti ini diharapkan dapat menjunjung semangat nasionalisme, pluralisme, dan integrasi di NKRI yang kita cintai. Oke, selamat berjumpa di event selanjutnya ya !


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top