
Aku dan Farah sampai
harus balik lagi ke Jl. Dewi Sartika demi mencari majalah lainnya. Di tengah
hari yang terik benderang itu, kita memilih-milih (lagi) majalah based on their page, dibuka satu-satu
per-halaman, dicocok-cocokin dengan gambar yang sudah ada sambil mikir ‘ini
nyambung nggak ya?’.
Ketika sampai di rumah. Eh,
mood board malah berubah total! 😠😠😠
Kalau membuat mood board
hanya mengandalkan majalah ya seperti itu, dipilih yang bahannya paling banyak
bukan yang paling bagus. Lain lagi kalau membuat (digital) mood board menggunakan Pinterest, pasti
ketemu deh yang ‘satu nafas’.
Kenapa kita tidak
menggunakan Pinterest? Yang pastinya lebih mudah, murah dan cepat. Mmhhh … Simple, karena gambarnya bisa
dimanipulasi, untuk mendapatkan tone
warna yang sesuai antara satu gambar dengan gambar lainnya kan bisa diedit dulu di Corel atau Photoshop #eh sorry sorry kebiasaan kuliah 😉 Selain itu keywordnya
cukup sulit karena tidak semua gambar memiliki penamaan yang spesifik.
menggunakan Pinterest? Yang pastinya lebih mudah, murah dan cepat. Mmhhh … Simple, karena gambarnya bisa
dimanipulasi, untuk mendapatkan tone
warna yang sesuai antara satu gambar dengan gambar lainnya kan bisa diedit dulu di Corel atau Photoshop #eh sorry sorry kebiasaan kuliah 😉 Selain itu keywordnya
cukup sulit karena tidak semua gambar memiliki penamaan yang spesifik.
Next 👉mood board

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.