BEACH

Indahnya Kepulauan Komodo dari puncak Gili Laba (Amazing NTT Part 6)

Perjalanan sailing trip dari Pink Beach berlanjut ke destinasi yang paling gue tunggu tunggu yaitu Gili Laba atau bisa juga disebut Gili lawa darat/laut. Bisa dibilang perjalanan kesini adalah perjalanan yang paling menguras emosi. Kalau dari peta visual yang udah gue tampilkan di posting sebelumnya di sini , memang jaraknya terlihat tidak terlalu jauh, yang ternyata pada kenyataannya dibutuhkan waktu 4-5 jam lagi untuk sampai disana. Gelombang malam yang tinggi salah satunya yang membuat gue,shinta dan raisa tampak terkuras emosinya haha. 

Di dalam kapal deck yang kecil, ditengah lautan lepas Flores (Gili laba diapait oleh laut flores sudah bukan pulau pulau lagi), gue mencoba mencari titik cahaya sumber lampu lainnya yang ternyata tidak ada. Yap kapal kita dalah kapal satu satunya di tengah laut itu yang berlayar, ditambah hujan badai malam itu, gelombangnya pun terus mengguncang kapal, yang akhirnya pak Hussein memutuskan untuk berpindah spot ke tempat yang gelombangnya lebih tenang. 
ps : karena seperti yang sudah gue ceritakan, biasanya kapal yang berlayar sampai ke Gili Laba ini adalah kapal sailing trip yang besar yang biasa mengambil rute dari Lombok-Labuan Bajo, jarang ada kapal deck sewaaan yang sampai sini karena letaknya yang terlalu jauh dan langsung berbatasan dengan laut Flores.
“Mari kita makan malam dulu!” teriak pak husein yang membangun kan gue yang lagi tidur lelap paska snorkeling dari Pink beach. “Sudah sampai pak?” tanya gue, “sudah, itu pulau yang mau kalian naikkan besok”. Gue mencoba menyipitkan dan memelototkan mata, berjalan ke bagian deck kapal bagian depan untuk memastikan apakah benar kapal kita sudah menepi di depan pulau. Gelap, ga ada listrik, cuma lampu kapal dari sumber genset satu satunya sumber penerangan.
Dengan perasaan yang masih bertanya tanya, kemudain pak Husein teriak lagi “coba saya pinjam kamu punya senter gunung itu”. Kemudian pak husein menggunakan senter gue untuk menyenter ke arah laut. “cari apa pak?” tanya gue. “Cari pelampung merah”. Pelampung merah itu ternyata tanda untuk pemberhentian jarak kapal, gue pun membantu nyari juga dengan senter lain, yang akhirnya gak ketemu.
“Sudah kita makan dulu”
Ditengah tengah saat makan, pak hussein teriak lagi “coba kalian sini liat !” kami pun berjalan ke deck kapal, melihat ke arah laut yang gelap dan munculah plankton yang mengkilap bercahaya, “anjrit bagus banget !” teriak gue, gak sabar besok pagi terang !”
Esok pagi, bangun di sambut sinar matahari pagi yang muncul dari belakang kapal. Gue yang keluar dari kamar kapal setengah merem langsung jalan menuju toilet, dari sana baru tampak jelas sunrise yang muncul. Dan ini fix menjadi pemandangan terindah gue saat buang air besar ! haha. Dari depan deck kapal, tampak terlihat seungguk pulau, “ternyata benar, kapal kita semalaman berdiam tepat di depan pulau gili laba”. Tidak sabar, langsunglah kami turun dari kapal dengan rasa ke-soktauan kami mencoba naik dari sisi terlandai pulau. “hey kalian ngapain disana?” terdengar teriak suara pak husein.

Ternyata spot yang kami naikkin itu adalah salah, secara Pulau gili laba ini tidak berpenghuni, bukan tempat wisata umum, tidak berjalur pendakian, dan tidak berguide, jadi pure pulau liar dan tidak ada sign apapun(kecuali ssign Simpati yang gede banget). Mungkin karena pak Hussein kasihan melihat kami cewe bertiga mau naik kepuncak dengan modal sotoy doang (salah lagi), akhirnya dia mau mengantar kami sampai naik keatas.

Mulai trekking ke Puncak Gili Laba
Tips Trekking di pulau Gili Laba
1. Remember, tidak ada jalur pendakian yang fix di pulau gili laba, jadi sebenarnya bisa dinaikkin dari sisi mana saja, karena kami percaya sama pak Hussein, jadi ya ikut jalur beliau saja.
2. Kalian harus turun dari kapal untuk menyebrang daratan pantai sebentar baru mulai naik ke atas pulau, so kalau bisa selama sailing trip cukup menggunakan sendal gunung saja, karena tidak disarankan untuk memakai sepatu sama sekali.
3. Waktu tempuh untuk sampai di puncak hanya satu jam tp akan terasa capek karena teksturnya yang sangat curam, disarankan istirahat sebanyak 3-4 kali selama pendakian.
4. Bawa aqua cukup 1/orang saja untuk minum setelah trekking
5. Terakhir siap siap teriak dengan keindahan Kepulauan Komodo !!!
Gugusan pulau pulau yang dipersatukan oleh birunya laut. Lautan yang tenang seperti memantulkan suara gue yang saat itu teriak “Amazing NTT” !! Keindahan Indonesia yang banyak diceritakan turis turis luar negri memang ada disini. Angin yang berhembus kencang di puncak pulau seperti menggoyangkan kuda kuda kami saat berdiri. Berjalan lah kami ke bagian puncak yang lebih atas, setapak demi setapak hingga sampailah ke bagian puncak yang memperlihatkan hampir seluruh kepulauan komodo dengan lebih jelas. 
All paid off, semua kesusahan yang kita alamin sebelumnya kaya kebayar semua disini. Gue ngerasa masih kecil banget, merasa sudah banyak mengunjungi tempat indah di Indonesia, tapi ternyata masih ada yang jauh lebih indah lagi,lagi dan lagi. Terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk bisa menikmati Indahnya Ciptaan-Mu Tuhan.

Menginjakkan kaki dipuncak Gili Laba
Pesisir pantai pulau Gili Laba
Trekking pulang
Setelah turun dari puncak Gili Laba, gue langsung siap siap snorkeling lagi di sekitar kapal. Masih sama sejernih pulau pulau yang didatangi sebelumnya. Hingga sampai saatnya gue harus mengucapkan sampai jumpa Kepulauan Komodo. 


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top