JakBook. Sebuah tempat berburu buku murah di Jakarta yang belokasi di
Pasar Kenari ini baru diresmikan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI,
pada April 2019.
Sebelum cerita lebih lanjut tentang JakBook Pasar Kenari, saya mau
cerita tentang pengalaman membeli buku murah di Jakarta ketika masih
kuliah. Masih lekat diingatkan alm papah selalu bilang, “Kalau Chi
butuh buku kuliah, kasih tau, ya. Papah ada teman yang jualan buku
di Kwitang.” Teman yang dimaksud ini adalah nasabah papah saat masih
kerja di Bank.
Ke Mana Para Pedagang Buku di Kwitang dan Senen?
sana kalau mau ke pasar buku bekas.
Memang mau beli buku baru atau bekas, banyak sekali penjualnya di
sana. Ada yang di ruko, tetapi yang berjualan di kaki lima pun
banyak. Nasabah papah berjualan di salah satu ruko di Kwitang.
Setiap kali saya butuh buku untuk kuliah, papah akan mengajak ke
sana. Nanti saya tinggal tunjukin daftar buku yang dibutuhkan ke
temannya. Sambil menunggu buku-buku yang dicari terkumpul, papah
akan ngobrol dengan temannya. Saya melihat-lihat sekeliling aja.
Ruko tua tanpa AC yang di dalamnya penuh dengan tumpukan buku. Saya
suka bingung gimana caranya bisa menemukan buku yang
dibutuhkan.
Setelah diwisuda, saya gak pernah ke sana lagi. Apalagi kami
tinggal di Bekasi. Lumayan jauh kalau harus ke Kwitang atau Senen.
Mending beli buku di toko besar aja seperti Gramedia atau belanja
online.
Selama sekian tahun itu pula, saya gak mengikuti perkembangan toko
buku di sana. Agak terlambat ketika saya baru mengetahui kalau
toko-toko di sana pernah punya cerita panjang. Mengalami kebakakaran
hebat pada tahun 2007 hingga penggusuran.
Para pedagangnya pun mulai berpencar di beberapa lokasi di Jakarta.
Masih ada yang tetap bertahan di sana, tetapi jumlahnya sudah jauh
lebih sedikit. Ada juga yang beralih menjadi pedagang online karena
dianggap lebih menguntungkan dari segi biaya. Tidak perlu sewa ruko
kalau online.
Ya, kalau memang sejarahnya seperti itu, memang pantas aja saya
terlambat mengetahuinya. Bukan hanya karena lokasi rumah jauh dari
Kwitang dan sekitarnya. Tetapi, pada tahun 2007 juga saya sudah mau
punya 2 anak. Udah riweuh sama urusan rumah tangga dan
keluarga. Frekwensi membaca buku pun berkurang.
Surga Pasar Buku di JakBook
Meskipun sudah viral sejak beberapa waktu lalu, saya belum punya
alasan untuk datang ke JakBook. Bisa aja sih datang sekadar
menuntaskan rasa penasaran. Tetapi, sinar matahari lagi ‘unyu-unyu’
banget. Rasanya gak pengen ke mana-mana kalau seterik itu.
Kemudian Keke minta dibeliin buku pelajaran matematika. Sebetulnya
seluruh buku pelajarannya dipinjamkan oleh sekolah secara gratis.
Tetapi, guru matematika menganggap materi di buku pelajaran yang
dibagikan masih kurang lengkap.
Nai pun minta diajak ke toko buku. Alasannya suntuk menjelang UTS.
Ada-ada aja, deh hehehe. Karena 2 alasan itu, saya dan Nai pun pergi
ke Jakbook.
JakBook
adalah pasar buku pertama di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Tepatnya berlokasi di Pasar Kenari Lama lantai 3
Buku-buku yang dijual di sini gak hanya baru. Buku bekas pun
banyak. Kebanyakan harganya murah. Makanya begitu masuk pasar ini
ada tulisan “Wisata Buku Murah”.
Jangan Sampai Salah Pasar Kenari!
kanan itu Plaza Kenari Mas. Kalau Pasar Kenari Baru dan Lama ada di
sebelah kiri (gedung warna merah juga), tepat di samping masjid At
Tauhid UI Salemba.
Saya sempat mengernyitkan kening ketika membaca info kalau JakBook
berlokasi di Pasar Kenari yang lokasinya sepi. Masa’ sih Pasar
Kenari sepi? Perasaan papah atau suami kalau mau beli peralatan
listrik dan peralatan rumah tangga lainnya sering di sana. Kalau pun
saya lewat ke daerah sana suasananya suka terlihat ramai dari luar.
Gedungnya terlihat baru dan terang.
Setelah saya melihat penampakan gedung tempat lokasi JakBook di
media sosial, ternyata saya salah mengira. Selama ini saya taunya
itu pasar Kenari ada 1. Ternyata malah ada 3 yaitu Plaza Kenari Mas,
Pasar Kenari Baru, dan Pasar Kenari Lama.
Nah, saya tadinya cuma tau yang plaza. Kalau kata suami, kalau mau
belanja yang nyaman (baca: ada ACnya) memang di Plaza Kenari Mas.
Sedangkan 2 pasar lainnya masih lebih tradisional.
Tidak sulit mencari lokasi Pasar Kenari Lama dan Baru. Kalau
Sahabat KeNai naik TransJakarta, turun di halte Salemba UI. Kemudian
nyebrang ke arah kampus ini. Udah deket banget dari situ.
Tetapi, tetap jangan salah masuk pasar, ya. Jadi yang bersebelahan
dengan kampus UI itu Pasar Kenari Baru. Kalau yang lama ada di
sebelah yang baru. Gedungnya mirip-mirip dan hanya dibatasi dengan
tembok pembatas pendek. Kirain saya juga itu satu area yang sama.
Pokoknya kalau yang lama lokasinya di hook. Ciri khas lainnya adalah
dari luar gedungnya seperti lemari buku.
Ketika kami masuk pasar yang baru, ada seorang bapak nyeletuk,
“Kayaknya mau ke toko buku, nih.” Saya gak menanggapi, tetapi dalam
hati tersenyu, dan jadi yakin kalau kami gak salah masuk. Kayaknya
wajah kami berdua memang gak kelihatan kayak yang ngerti listrik.
Makanya ada bapak-bapak yang nyeletuk begitu hahaha!
Suasana pasar terlihat sepi. Banyak toko yang tutup. Gak ada
satupun info Jakbook ada di lantai berapa. Saya segera ajak Nai
masuk ke lift. Angka 3 di lift pun dipencet. Info yang saya baca di
internet, lokasinya ada di lantai tersebut.
4 di tembok. Makin kaget lagi ketika dalamnya seperti ini. Lebih
mirip ruangan kantor 😂
Begitu pintu terbuka, suasana sepi banget. Dan yang bikin saya
kaget, terbaca angka 4 di tembok lift. Perasaan saya gak salah
pencet tadi? Rupanya ini lift dan lantainya memang membingungkan.
Saya dan Nai sempat pencet semua lantai. Kalau kita pilih angka 2 di
lift, maka di tembok lift akan terlihat angka 3. Ya gitu, deh.
kantin.
Sampai akhirnya kami pencet lantai tertinggi yaitu 4. Dan kami pun
keluar di lantai 5 hahaha! Di lantai paling atas hanya ruang terbuka
dan ada 1 kantin cukup luas serta mushola. Kelihatannya sedang dalam
taraf pembangunan. Musholanya meskipun kecil, tetapi bersih. Nai pun
minta istirahat sebentar untuk beli minum di kantin.
Saya pun bertanya ke salah seorang petugas kebersihan di sana.
Rupanya kami memang salah masuk. JakBook ada di Pasar Kenari Lama.
Pantes aja gak ada tanda-tandanya di setiap lantai.
Lokasi Wisata Buku Murah JakBook Ada di Pasar Kenari Lama
Selesai minum, kami pindah ke Pasar Kenari Lama. Begitu masuk ada
tanda kalau JakBook di lantai 3. Tetapi, kami tidak melihat ada lift
atau eskalator di dekat pintu masuk. Mau masuk lebih ke dalam, nyali
saya rada ciut kalau hanya berdua dengan Nai.
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 4 sore. Suasana pasar terlihat
sepi dan cukup suram. Sepertinya saya juga tidak melihat satupun
pembeli di sana. Mungkin karena banyak toko yang sudah tutup.
Jadilah kami naik ke lantai 3 lewat tangga.
Suasana yang berbeda kami rasakan begitu masuk ke lantai 3.
Ternyata di sini cukup ramai, bersih, serta sejuk karena ber-AC.
Beda banget deh ma suasana pasar di bawahnya. Di sini ini tidak
hanya Jakbook. Tetapi, banyak lapak penjual buku lainnya.
Kami langsung masuk ke JakBook. Di dalamnya seperti toko buku besar
semacam Gramedia atau Gunung Agung. Hanya saja penerangannya agak
temaram. Gak seterang benderang toko buku di mal-mal.
Saya tidak menemukan buku pelajaran yang dicari. Saya mencoba cek
harga beberapa buku pelajaran lainnya. Kelihatannya sama aja dengan
toko lain harganya. Gak tau deh ya kalau nanti di kasir harganya ada
diskon atau enggak. Pernah baca beberapa artikel, katanya harga yang
tertera di buku memang sama. Tetapi, nanti di kasih dikasih diskon
lagi. Sayangnya saya belum beli buku, jadi gak bisa
membuktikan.
Saya senang juga karena di sini banyak buku pelajaran terbitan
Kemdikbud. Buku-buku sekolah anak-anak ‘kan menggunakan terbitan
ini. Kayaknya saya belum pernah lihat di toko buku besar seperti
Gramedia. Kebanyakan buku pelajaran dari penerbit besar seperti
Erlangga dan sebagainya kalau di Gramedia. Saya senang karena kalau
sampai buku pelajaran yang dipinjamkan rusak atau hilang, udah tau
carinya di mana. Tentu aja bukan berarti saya berharap akan terjadi
seperti itu, ya.
Saya lihat beberapa novel impor, meskipun stoknya sedikit, kayaknya
lebih murah harganya. Di JakBook juga menjual alat tulis dan buku
tulis. Ya persih deh kayak toko buku lain.
Nai beli beberapa peralatan sekolah dengan harga yang cukup murah.
Salah satunya dia beli Loose Leaf isi 100 lembar. Kalau saya cek di
toko online atau harga di toko dekat rumah itu kisaran IDR10K ke
atas. Di sana cuma IDR3K. Saya sampai beberapa kali lihat struk.
Kali aja salah input atau saya yang salah lihat.
Selain penerangan yang kurang terang, masukan lain dari sana adalah
kenyamanannya. Saya sempat melihat seorang ibu membawa seporsi mie
goreng ke dalam Jakbook dan nyamperin seorang anak yang sedang asik
melihat-lihat buku. Bagusnya ibu tersebut membujuk anaknya keluar
dulu untuk makan. Bukan malah menyuapi di situ. Tetapi, dengan
lolosnya ibu tersebut masuk juga menandakan kenyamanan di sana cukup
longgar. Nanti jadi kurang nyaman kalau ada yang bebas makan di
dalam toko buku.
bagus
Karena tidak mendapatkan buku yang dicari, saya pun mendatangi
beberapa pedagang di sana. Ternyata, hanya segelintir yang
menjualnya. Itupun kondisinya baru dengan harga sama aja kayak di
toko buku atau online.
Saya sempat bertanya ke beberapa pedagang tentang harga ini.
Karena saya pikir ngapain juga belanja di Jakbook kalau harganya
sama aja. Semua pedagang yang saya tanya memberikan jawaban
senada. Mereka pada gak mau stok buku pelajaran sekolah dalam
jumlah banyak. Kalau pun nyetok, maunya keluaran terbaru.
“Kurikulum pendidikan di kita ganti-ganti terus, Bu. Bisa setiap
tahun ganti buku pelajaran. Jual buku pelajaran risiko ruginya
bisa besar.”
Kurang lebih seperti itu penjelasan mereka. Kurikulum yang
keseringan ganti membuat mereka gak mau ambil risiko. Bahkan
mereka juga jarang mau nyetok buku pelajaran bekas karena jarang
ada yang cari kalau kurikulum udah ganti. Mereka lebih memilih
stok sedikit dalam keadaan baru. Kalau gak laku langsung retur ke
penerbit. Itulah kenapa buku yang Keke cari susah banget didapat.
Apalagi katanya itu buku matematika yang termasuk paling banyak
dicari.
Berbanding terbalik dengan buku kuliah. Menurut beberapa
pedagang, buku kuliah jadul pun masih banyak yang cari. Makanya
mereka berani stok buku lama.
Saya coba tanya beberapa buku kuliah. Ada yang harga barunya
IDR125K. Buku bekasnya dalam kondisi bagus dihargai IDR75K.
Lumayan banget ‘kan tuh selisihnya. Pantesan aja saat kami ke
sana, kebanyakan yang datang itu mereka yang mungkin
mahasiswa.
Gak hanya buku pelajaran atau kuliahan aja, kok. Di sini juga
banyak novel, buku cerita anak, buku import, dan lain sebagainya.
Harganya juga banyak yang murah. Buat Sahabat KeNai yang gemar
membaca buku atau ingin membaca buku lama, sesekali ke sini,
deh.
Fasilitas di Jakbook
Fasilitas di sini juga cukup lengkap. Gak hanya untuk belanja buku
murah. Ada apa aja di sana?
Bencoolen Coffee Shop
daftar harga pangan. Ya, mungkin karena lokasinya di pasar jadinya
ada yang seperti ini. Kayak di pasar dekat rumah saya 😂
Sore itu, suasana coffee shop lumayan ramai. Hanya tersedia
beberapa bangku kosong. Kebanyakan wajah-wajah anak muda. Banyak
yang asik ngobrol sama teman-temannya. Ada juga yang berkutat di
depan laptop.
Saya sempat membaca tulisan ‘Free WiFi’. Tetapi, kami tidak
mencobanya karena hanya memesan segelas kopi. Itupun saya bawa ke
kantin karena Nai lapar.
Saya sempat membaca artikel di Google, kalau di Bencoolen ini juga
menjual makanan. Tetapi, saat kami tanya, pramusajinya mengatakan
hanya menyediakan kue kacang. Gak tau deh apakah karena saat itu
udah cukup sore atau memang sudah tidak lagi menjual makanan.
Bencoolen berarti Bengkulu dalam Bahasa Belanda. Kopi yang
dijagokan di sini memang kopi Bengkulu. Tetapi, kalau Sahabat KeNai
pengen beli kopi nusantara lainnya juga di sini ada. Beli bubuk atau
biji kopinya aja juga bisa, kok.
[Silakan baca:
Ngopi di Cofi]
Kantin Jajanan Halal
Karena di Becoolen gak jual makanan, kami pun melipir ke kantin.
Sayangnya karena udah sore, banyak yang udah tutup juga. Akhirnya,
Nai hanya membeli 1 porsi dimsum. Itupun sudah tidak dalam kondisi
hangat karena penjualnya memang sudah mau tutup. Setidaknya perut
Nai gak lapar lagi karena dari siang belum makan.
Di beberapa tembok kantin tertulis jajananhalal.id. Saya gak
bertanya-tanya, tetapi kalau udah ada tulisan seperti itu berarti
jajanan di sana seharusnya halal semua.
PAUD
Ada PAUD juga di sini. Saya gak tau jadwal sekolah setiap hari apa
dan jam berapa saja. Tetapi, memang di sekitar PAUD agak ramai
anak-anak sedang bermain dengan orang tuanya.
Jakmart
Kalau ini minimarket milik pemprov DKI yang berada di bawah PD
Pasar Jaya. Setahu saya sudah diresmikan sejak zaman Djarot Syaiful
Hidayat, Plt Gubernur DKI Jakarta. Jakmart tidak hanya ada di Pasar
Kenari. Di beberapa pasar di Jakarta juga ada minimarket ini.
Saya melihat beberapa orang membeli beberapa kebutuhan pokok
seperti belanja bulanan. Saya pernah membaca beberapa artikel
kalau harga di Jakmart memang murah. Harga grosir, tetapi bisa
dibeli secara eceran.
Saya tidak tau semurah apa belanja di saya. Kami hanya beli
sebotol air putih dan es krim. Pengguna Kartu Jakarta Pintar (KJP)
juga bisa belanja di Jakmart. Tetapi, kalau pakai KJP harus
diperhatikan waktu belanjanya karena ada sedikit perbedaan.
Coworking Space
Sebetulnya, saya masih bertanya-tanya dengan ruangan ini. Gak ada
keterangan ruangan apapun. Saya sempat menyangka kalau ini kantor
pengelola. Tetapi, kalau lihat ruangannya, model coworking space
gitu.
Selain coworking space, ada juga ruang yang cukup lapang dan
disediakan beberapa kursi serta meja dekat dengan lapak penjual
buku bekas. Kalau Sahabat KeNai usai membeli buku, tetapi ingin
langsung membaca, bisa banget duduk-duduk di situ. Duduk di cafe
atau kantin ‘kan gak enak ya kalau gak pesan makan atau minum.
Ruang Laktasi
Buat ibu menyusui juga gak usah khawatir. Meskipun saya gak tau di
dalamnya seperti apa. Tetapi, kalau melihat kenyamanan di lantai 3
ini, semoga aja ruang laktasinya pun sama. Setidaknya buat para
busui punya tempat khusus. Jadi, gak bingung kalau harus
menyusui.
ATM
Sebelum berangkat, saya sudah menyiapkan uang tunai sejumlah
tertentu. Saya gak melihat ada mesin EDC di lapak penjual buku
bekas. Hanya ada di Jakbook. Jadi, Sahabat KeNai sebaiknya bawa uang
tunai kalau ke sini. Kalaupun gak bawa, di sini juga ada ATM Centre.
Salah satunya BCA. Tetapi, gak apa-apa juga tetap persiapkan uangnya
dari rumah. Berjaga-jaga kalau ATM lagi error.
Panggung
Ada panggung kecil di sini. Kelihatannya memang dibuat untuk event.
Mudah-mudahan akan banyak event, khususnya yang berkaitan dengan
buku. Jadi bisa semakin meramaikan wisata buku murah. Juga membuat
minat baca semakin meningkat.
Parkiran yang Luas
Di Jakbook juga ada parkiran yang luas di rooftop. Tetapi, kalau
saya tetap memilih naik TransJakarta aja. Jalan ke sana suka macet
banget! TransJakarta aja masih suka kena macet kalau udah masuk
Salemba sampai Senen. Soalnya belum ada jalur khususnya. Makanya
masih suka kena macet. Ada juga parkiran di basement. Tetapi, saya
gak melihat kondisinya.
Fasilitas lainnya adalah toilet dan mushola. Toiletnya cukup
bersih. Tetapi, saya gak melihat musholanya. Mudah-mudahan bersih
juga. Kalau memang terasa kurang memadai, bisa ke mushola di Pasar
Kenari Baru.
Waktu yang Tepat Belanja di Jakbook
Jakbook buka setiap hari dari pukul 09.00 s/d 19.00 wib. Tetapi,
saya sarankan mendingan pukul 5 sore udah pulang, deh.
Toko-toko di bawah tutup pukul 5 sore. Kami ke luar dari Jakbook
pukul 17.15 wib. Berasa banget sepinya. Untung aja sama ditemenin
sama Nai. Kalau enggak, kayaknya saya udah berlari turun ke bawah
hahaha.
Beneran gak ada lift di Pasar Kenari Lama. Tetapi, ada eskalator
di area tengah. Saya sempat foto-foto dulu sampai kami disamperin
ma satpam. Gak ngomong apa-apa sih satpamnya. Tetapi, mungkin dia
heran atau gimana gitu lihat 2 perempuan foto-foto di tempat sepi
hehehe.
Kalau Sahabat KeNai bawa kendaraan pribadi juga mendingan keluar
sebelum pukul 5. Saya lihat parkiran di basement sudah terkunci. Gak
tau sih kalau parkir di roof top. Atau kalau mau, mendingan parkir
di luar pasar aja.
Saya masih pengen ke sana lagi. Waktu itu cuma sekitar sejam.
Datang pukul 4, pulang pukul 5.15 wib. Emang udah kesorean juga
dari rumah. Meskipun Jakbook buka sampai pukul 7 malam, saya gak
berani. Sepi banget di bawahnya. Mungkin kalau perginya ma suami
beda lagi, ya.
Menurut saya, Jakbook ini masih recommended untuk didatangi.
Fasiltasnya juga cukup lengkap. Mudah-mudahan aja bisa semakin
ditingkatkan kenyamanannya. Kalau berburu buku murah di pameran
masih terasa kelamaan, mending ke sini aja.
Jakbook
Jl. Salemba Raya No.2
Jakarta Pusat 10430
Open Hours: 09.00 s/d 19.00 wib
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.