Keenam kegiatan wisata itu, pertama, treking berjalanan kaki dari Pos Pembelian Tiket Masuk atau tempat parkir motor sampai ke Curug Ciparay melewati setapak alami yang menurun sepanjang lebih kurang 300 meter dan jembatan bambu untuk menyeberangi sungai agar bisa sampai ke dekat tumpahan curugnya.
Sebelum sampai curug yang berada di Dusun Parentas, Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang ini, ada beberapa titik yang menarik untuk Anda abadikan, termasuk jembatan bambu.
Perlu diingat, saat meniti jembatan sebaiknya jangan sekaligus banyak orang, lakukan satu per satu agar tetap aman.
Akitivitas kedua, mandi atau minimal berbasah ria dengan buih-buih air curugnya yang berterbangan kesana-kemari, terbawa angin.
Kalau berniat mandi, usahakan tetap berpakaian, minimal mengenakan celana pendek atau kolor bagi laki-laki (jangan telanjang) dan jangan pula hanya ber-bikini (bagi perempuan).
Ketiga, bersantai di bebatuan jika memang malas mandi atau berbasah ria. Tapi ingat harus hati-hati saat menginjak dan berjalan di bebatuannya karena licin.
Kegiatan keempat, mengabadikan keindahan Curug Ciparay yang terdiri atas 2 curug berdebit air besar berketinggian sekitar 70 meter (paling kanan) dan sekitar 60 meter (tengah), dan satu lagi berdebit air kecil dengan ketinggian sekitar 50 meter dengan menggunakan HP atau kamera DSLR.
Untuk menghindari HP/kamera Anda basah oleh buih-buih curugnya, sebaiknya lindungi dengan casing anti basah atau dibungkus dengan kantong plastik terlebih dulu, baru dibuka saat ingin mengabadikan (memotret ataupun merekam/membuat video) pesonanya.
Sebagai informasi keindahan Curug Ciparay sudah mendunia lho. Buktinya, pengunjungnya bukan cuma wisatawan lokal dan nusantara (wisnus) pun mancanegara (wisman). Menurut petugas Pos Pembelian Tiket Masuk, sekitar 2 bulan lalu ada 11 wisman dari Belanda yang datang dan setelah itu turis asing dari Hongkong.
Kelima, menikmati aneka kuliner di bale-bale warung-warung makan yang berada dekat Pos Pembelian Tiket Masuk atau tempat parkir, seusai menanjak trek alami dari curug.
Aneka makanan yang dijual antara lain mie rebus, mie goreng, nasi goreng, beragam gorengan seperti bala-bala, tempe goreng dan lainnya. Ada juga penjual sosis bakar, bermacam minuman ringan seperti teh manis, kopi, dan es kelapa.
Aktivitas wisata terakhir atau kenam yang bisa Anda lakukan adalah berkemah/kemping atau nge-camp dengan mendirikan tenda dome di area parkir, dekat Pos Pembelian Tiket Masuk, bila Anda datang kesorean. Keesokan paginya baru treking ke curug.
Lalu apa yang harus Anda bawa untuk melakukan keenam aktivitas wisata di atas? Tentu saja pakaian ganti, sweater, sepatu/sandal lapangan yang nyaman, HP/kamera, makanan/minuman ringan (sekaligus kantong plastik untuk membungkus sampahnya lalu dibuang di tempat sampah yang sudah disediakan.
Untuk nge-camp, Anda harus bawa tenda dome, sleeping bag, cooking set, kompor gas berikut gasnya, perlengkapan makan/minum dan pakaian tidur yang nyaman/kering. Kalau tak mau repot masak, Anda bisa pesan/beli bermacam makanan/minuman di warung setempat.
Berapa tiket masuk ke Curug Ciparay? Harga tiket masuknya Rp 10 ribu per orang (harga tiket sewaktu TravelPlus Indonesia berkunjung baru-baru ini, tepatnya 4 hari sebelum Ramadan bersama Joe dari Jakarta Timur serta ditemani 2 pemuda desa setempat, Tatang dan Supri).
Tiket masuk tersebut bisa dibeli langsung di Pos Pembelian Tiket yang dikelola Perhutani KPH Tasikmalaya, sebelum treking. Kalau untuk nge-camp nanti Anda bisa tanyakan lagi, apakah dikenakan biaya atau tidak.
Cara menjangkaunya. Kalau Anda backpacker-an dari Jakarta bisa naik bus Karunia Bhakti tujuan Singaparna dari Terminal Kalideres atau dari Pasar Rebo (sebelum Terminal Kampung Rambutan), turun di Alun-alun Singaparna atau dekat dengan terminal Singaparna.
Selanjutnya naik angkot warna kuning yang menuju lokasi terdekat dengan Curug Ciparay. Kemudian disambung dengan ojek motor ke lokasi. Kalau Anda datang dalam kelompok kecil sampai 10 orang, bisa langsung menyewa angkot tersebut pergi pulang sampai ke titik terdekat lalu jalan kaki ke pos loket tiket masuk. Ongkos sewanya bisa Anda negosiasikan dengan sopirnya. Pilihan lain, menyewa mobil bak terbuka, diantar/jemput dari Alun-alun/Terminal Singaparna ke Curug Ciparay.
Bila Anda datang membawa kendaraan motor, tentu tidak masalah bisa sampai ke Pos Pembelian Tiket Masuk. Tapi kalau dengan mobil sebaiknya gunakan mobil berbadan tidak terlalu besar mengingat badan jalannya tidak terlalu lebar. Sebaiknya mobil yang lebarnya seperti angkot.
Kalau ingin mendapatkan suasana yang masih hening atau belum banyak pengunjung yang datang, usahakan Anda datang sepagi mungkin dan diluar akhir pekan. Waktu kunjungan ke Curug Ciparay setiap hari dari pukul 7 pagi sampai pukul 5 sore.
Kalau Anda pendaki gunung dan berniat sekaligus ingin mendaki Dinding Ari, salah satu puncaknya Gunung Galunggung yang base camp (BC)-nya masih satu desa dengan Curug Ciparay yakni Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, sebaiknya sebelum mendaki melapor dulu ke pihak penjaga BC setempat yakni Bah Toteng untuk minta izin sekaligus registrasi.
Selamat berlibur lebaran ke Curug Ciparay dan Dinding Ari dengan tetap menjaga kebersihan dan kelestarian alamnya, semoga bermanfaat 🙏.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia