Jawa Barat

Long Weekend = Liburan = Trip 24 hours to West Java (I)

What a day?!
Kalender begitu baik. Kalender begitu mengerti. Tanggal merah di hari
Jumat, artinyaaa… libuuuuuuuuuurrr………..
Saat tanggal merah
menyapa mendekati Weekend, aku pun merencanakan berlibur
menghilangkan jenuh dari segala aktivitas. Beruntung Junisatya
mengajak liburan ke luar kota. Beberapa waktu lalu, ada 2 kali
longweekend dalam kurun 2 minggu. 2 kali longweekend, 2 kali pula aku
berlibur ke daerah yang sama dengan lokasi berbeda. Meski uang
kepepet, tapi semangat berlibur tak pudar, berangkatlah aku ke tanah
Paris van Java, negeri distro dan bumi penuh industri kreatif. Tentu
saja bersama Junisatya dan beberapa orang teman.
Liburan
Long Weekend pertama
Niat berangkat hari
Kamis malam, sempat tertunda. Kami bertolak dari Jakarta pukul 4 pagi
hari Jumat. Dengan rombongan kecil 3 mobil, aku mengintil Junisatya
dan teman-temannya ke Lembang, Bandung, Jawa Barat. Ajaib, jalanan
tol Cipularang benar-benar kosong. Sempat istirahat di rest area tol
untuk sholat subuh.
Sampai di Bandung
sekitar pukul 07.00. Mumpung jalanan masih bersahabat, kami langsung
mendaki ke arah Lembang. Lokasi tujuan pertama adalah Boscha.
Sebelumnya kami sempat mampir di Pabrik Tahu Susu Lembang untuk
sarapan. Gak taunya, tempatnya cozy lho, ada arena outbond, jualan
souvenir, restoran Sunda, pabrik tahu, dan distro. Cukup lama lah
kami nangkring di sana.
Saatnya ke Boscha.
Sempat muter-muter arena Lembang, 3 kali nyasar mencari alamat. Pas
ketemu Boscha, yang ada hanya pagar tinggi bertuliskan “Tutup”.
Satpamnya berpesan untuk datang esok harinya. Aku baru nyadar, Boscha
itu kan termasuk museum dan observatorium, jadi akan tutup pada hari
libur (tanggal merah). Baiklah, tanpa menutupi muka-muka kecewa, kami
pun turun lagi.

Sempat terjadi
konflik, mau ke tempat wisata mana nih. Dari Boscha, kami pun
melanjutkan perjalanan ke Tangkuban Perahu. Karena hari Jumat, kami
pun mampir di Mesjid pinggir jalan di jalan raya Tangkuban Perahu.
Para lelaki mau sholat Jumat dulu.

Malang melintang
lagi. Salah satu mobil rombongan mogok. Kami akhirnya berteduh di
pertigaan antara Tangkuban Perahu dan Ciater. Waktu menunjukkan pukul
1 siang. Untung aja banyak jajanan dan pohon-pohonnya rindang. Yang
mau tidur, bisa tiduran sampai mobil selesai dibetulkan. Tanpa
disadari, 4 jam lebih kami nongkrong di pinggir jalan itu. Membunuh
bosan, aku pun foto-foto di hamparan kebun teh dekat sana. Lumayan,
walaupun gak ada tempat yang bisa benar-benar dikunjungi, setidaknya
masih ada tempat indah untuk dinikmati.

Sore hari, saat
mobil sudah sedikit baikan, kami akhirnya kembali ke Pabrik Tahu Susu
Lembang. Sepertinya memang kami berjodoh dengan tempat itu. Sholat
sekaligus makan malam menu Sunda dan beli oleh-oleh. Di sana lengkap
tersedia. Usai makan, kami berebut beli tahu susu yang katanya enak
dan lembut. Aku udah nyicip. Meski belum sempat mengintip proses
pembuatannya, aku percaya tahu ini sehat.

Hari sudah malam.
Rombongan kami dipecah. Aku dan Junisatya masih ada keperluan di
Bandung. Yang lain ada yang ingin pulang dan ada yang masih ingin
belanja.

Aku pun ke Bandung.
Ya Allah, jalanan dari Lembang menuju Bandung tuh gak banget. Macet
parah dan semberautan.Yang tadinya mau belanja, jadi batal karena
sesampai di jalan Dago, toko-toko sudah tutup. Itu sekitar pukul 11
malam. Junisatya yang sepertinya kelelahan mengemudi, memutuskan
untuk istirahat sejenak di Bandung sebelum kembali ke Jakarta.
Beruntung ada kawan lama yang memandu.
Perut lapar
mengingatkanku akan nasi kalong yang rame di Bandung. Penasaran
serame apa dan seenak apa. Begitu sampai di lokasi, aku berdecak,
“Baiklah. Gak jadi. Rame banget.” Antriannya panjang sampai ke
jalanan. Buat ngantri bisa menghabiskan waktu 1 jam sendiri. FYI,
nasi kalong itu adalah warung nasi pinggir jalan yang buka dari pukul
7 malam sampai 3 pagi. Dibuat dari beras merah dengan lauk pauk
biasa. Istimewanya adalah karena nasi kalong itu jajanan yang ada
pada tengah malam yang sepi. Menu spesialnya buncis. Temanku nyeletuk, “Masa kita antri lama-lama cuma buat buncis malam-malam begini?” Hemm, baiklah.
Daripada menunggu
antrian nasi kalong sampai larut malam, mending istirahat di
kontrakan teman kami. Karena capek, tidur yang niatnya cuma 2 jam,
bablas sampai pukul 03.30. Kami pun bangun dan buru-buru untuk
siap-siap pulang mengingat target, pagi ini sudah sampai di Jakarta
lagi. Dengan menyalakan GPS, dengan mulus kami dapat menemukan pintu
tol Cipularang menuju Jakarta. Tak lupa sholat subuh dulu di mesjid
rest area km 97. Dan perjalanan kami pun berakhir. Tema liburan kali ini adalah 24 jam di Bandung  yang terasa panjang.
To be continued…. 

Kisah ini untuk Junisatya dan teman-temannya, Cibono Team :))


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top