Mendadak ke Kebun Raya Bogor – Ketika menginap di Bogor, jalan-jalan ke
Kebun Raya Bogor (KRB) tidak ada dalam rencana kami. Mulai terpikir ke KRB
ketika makan siang di Lemongrass dan baca informasi dari salah satu portal
berita kalau di KRB sedang numbuh anggrek raksasa. Kejadian yang hanya
terjadi 3 tahun sekali ini tentu aja gak ingin kami lewatkan. Mumpung lagi
menginap di Bogor.
Kenapa KRB tidak masuk dalam rencana jalan-jalan karena tadinya kami ingin
melihat perayaan imlek di Bogor. Dan juga ingin menyusuri wisata kaki lima
kota Bogor. Tetapi staff hotel Padjadjaran Suites, tempat kami menginap,
mengatakan kalau keramaian Imlek terjadi pada saat Cap Go Meh. Pada saat
Imleknya suasana biasa aja. Jadilah rencana kami berubah apalagi kemudian
dapat kabar tentang anggrek raksasa.
[Silakan baca:
Keliling Bogor, Menginapnya di Hotel Padjadjaran Suites &
Conference]
Pagi hari sekitar pukul 10, kami sudah bersiap menuju KRB. Dari hotel
cukup sekali naik angkot dengan jarak yang lumayan dekat. Sekitar 10 menit
saja. Seharusnya kami tidak berlama-lama di KRB. Niatannya kan cuma pengen
lihat anggrek raksasa.
Dari pintu masuk 3, seharusnya kami cukup jalan kaki sekitar 10 menit saja
menuju tempat anggrek raksasa bertumbuh. Tapi karena ketidak tahuan kami,
dan petugas yang ditanya juga gak tahu, perjalanan pun jadi panjang. Kami
jadi muter-muter KRB sekitar 2 jam lamanya!
[Silakan baca:
Mencari Anggrek Raksasa di Kebun Raya Bogor]
KRB cukup melekat dalam ingatan saya. Ketika kecil, lumayan sering
jalan-jalan ke KRB. Piknik di sana. Kalau jalan-jalan mamah pasti masak
banyak dan enak-enak.
Bertahun-tahun kemudian saya gak ke KRB lagi. Ada kali lebih dari 15
tahun. Baru awal tahun ini saya ke KRB lagi. Trus ngapain aja selama 2 jam
muter-muter KRB? Yang pasti pegal hahahaha. Untung udaranya sejuk dan
tidak hujan.
Ini kolam teratai raksaka karena teratainya berukuran besar. Kalau
diperhatikan lebih dekat, ada beberapa koin di atas teratai. Entah apa
maksud para pelempar tersebut.
Area pertama yang kami datangi adalah lapangan rumput yang luas. Banyak
anak yang berlari-larian. Ada beberapa yang sekalian piknik. Memang enak
tempatnya kalau buat piknik. Anak-anak juga bisa bebas kesana-sini karena
areanya luas. Tapi jangan sampe buang smapah sembarangan, ya.
Kami pun melanjutkan perjalanan …
Ada beberapa taman yang tematik. Ada juga area yang penuh sesak dengan
orang seperti di pintu masuk 1. Kalau mau melihat Istana Bogor, jarak
terdekat memang dari pintu 1. Di sini pun banyak sekali pengunjung. Saya
tidak tahu apakah di area ini memang selalu ramai atau baru sekarang aja
karena pengen lihat tempat tinggal bapak presiden RI. Kolam teratai yang
luas membatasi KRB dan Istana Bogor π
Melewati kuburan Belanda? Ah, kalau masih siang sih saya gak takut.
Apalagi kan rame-rame hehehe. Tapi kalau sendirian, saya bakal ngacir π
Saya pun asik membaca beberapa tulisan di nisan kuburan. Seperti biasa,
deh pikiran saya jadi melayang-layang. Di mana keluarga mereka sekarang?
Bagaimana keadaannya?
Di sana juga ada museum. Namanya museum Zoologi. Berbagai hal yang tentang
dunia satwa termasuk yang diawetkan dan juga fosil ada di sini. Museum
Zoologi terletak di area laboratorium. Karena awal didirikannya memang
sebagai laboratorium zoologi. Tidak dikenakan biaya tambahan lagi kalau
mau ke museum Zoologi.
Lembu nandi adalah kendaraan Dewa Syiwa. Patung tersebut berasal
dari kolam kuni di Kotabatu, Ciapus – Bogor. Dipindahkan oleh DR.
Frideriech ke Kebun Raya Bogor pada [ertengahan abad ke-19. Prasasti
yang berada di sebelahnya konon pahatan Friederiech yang berarti
“Tidak jauh dari sini ada kolam.”
Versi lain mengatakan bahwa C.F.C Reinwardt (pendiri Kebun Raya Bogor
pada tahun 1817) yang memindahkan patung ini dan membuat prasasti
dalam tulisan Sunda kuno. Patung Lembu Nandi juga ada di Istana Bogor,
tetapi ukurannya lebih besar.
Luas KRB menurut website www.krbogor.lipi.go.id/ adalah 120 hektar.
Luas banget. Kami berkeliling selama 2 jam saja rasanya belum menyusuri
seluruh areanya. Kalau udara sedang bersahabat seperti saat kami ke
sana, mending jalan kaki. Tapi kalau gak sanggup, bisa juga berkeliling
pakai kendaraan terbuka milik KRB. Di sana pun juga disediakan peyewaan
sepeda tapi antreannya lumayan panjang. Saya tidak tahu apakah
diperbolehkan membawa sepeda pribadi atau tidak.
Asik banget jalan-jalan di KRB kalau cuacanya bersahabat
terik dan tidak hujan. Sejuk. Bikin jalan-jalannya semakin nikmat. Di
KRB juga banyak selalu pohon. Ada keterangan di setiap jenis pohon.
Anak-anak pun jadi banyek mengenal aneka jenis pohon.
Setelah berkeliling, kami makan siang dulu di Grand Garden Cafe. Udah
males cari tempat makan lain. Jadi makan siang di dalam KRB aja, deh.
Nanti saya akan ceritakan pengalaman makan di sini, ya.
Tadinya, suami mengajak kami untuk jalan kaki ke hotelnya. Saya sih
setuju aja karena gak terlalu jauh juga. Tapi anak-anak kelihatannya
udah kecapekan. Hujan juga masih terus turun walaupun tidka terlalu
deras. Ya sudahlah naik angkot lagi aja biar cepat sampai dan cepat
istirahat. Kan, malamnya masih mau lanjut cari makan malam. Yang
ternyata penuh drama di Kedai kita π
[Silakan baca:
Drama di Kedai Kita, Bogor]
ada aja oknum yang gak terpuji. Salah satu contohnya adalah coretan di
pohon kaktus. Maksudnya apa, sih? Pengen terkenal? Ih, gak begitu
caranya! Mungkin lain kali petugas lebih banyak lagi yang berkeliling.
Memastikan gak ada lagi tangan-tangan jahil.
Coba KRB dekat ma rumah, ya. Kayaknya bakal sering-sering ke sana. Kalau
cuaca bersahabat, berolahraga di KRB terasa nyaman.
Dicegat di pintu keluar. Ada rombongan Istana Bogor mau keluar. Gak tau
deh apakah di dalamnya ada bapak Presiden atau enggak. Jarang-jarang kan
Keke dan Nai lihat iring-iringan seperti itu π
Kebun Raya Bogor
Paledang, Bogor Tengah
Kota Bogor, Jawa Barat 16122
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.