
Bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, Kemdikbud sukses menggelar pertunjukan seni kolosal bertajuk “Suryaning Majapahit” di Pendopo Agung, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu malam (22/12/2012).
Pegelaran ini diharapkan dapat membangun karakter dan jati diri bangsa serta menggugah generasi muda agar mencintai budaya bangsa dan menghargai keberagaman.
Sebanyak 150 penari dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), ISI Jogjakarta terlibat dalam pergelaran yang dikemas dalam bentuk sendratari ini.
Dalam sendratari berdurasi sekitar 1,5 jam itu dikisahkan Kejayaan Kerajaan Singasari dibawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah mampu menundukan kerajaan-kerajaan seperti, Pamalayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
Untuk mengenang kejayaannya diselenggarakan upacara tantrayana atau pesta pora dengan aneka hiburan sehingga semua prajurit mabuk kepayang.
Di saat inilah, Jayakatwang dari Kerajaan Kediri memanfaatkan waktu untuk menyerang Singosari. Terjadilah peperangan tak seimbang dengan tewasnya Kertanegara ditangan Jayakatwang.
Ketika itu, Raden Wijaya hanya sempat menyelamatkan Tribuana sedangkan Gayatri diboyong ke Kediri.
Atas strategi Arya Wiraraja dari Madura, Raden Wijaya diharapkan menyerahkan diri kepada pamannya yakni Raja Kediri, Jayakatang dengan permohonan diberikan wilayah Hutan Tarik. Saat itulah Raden Wijaya baru dapat bertemu dengan Gayatri kembali.
Di hutan Tarik inilah Raden Wijaya, Arya Wiraraja dan para senopati mengatur siasat untuk menghancurkan Kerajaan Kediri dengan memanfaatkan pasukan Mongolia yang dipimpin Shin-Pi, Ike Mese dan Kau Shing tatkala mereka ingin menaklukkan Pulau Jawa.
Raja Tartar bersedia membantu karena Aria Wiraraja menawarkan Tribuana dan Gayatri sebagai hadiah.
Namun setelah Kediri runtuh, Aria Wiraraja menghianati Raden Wijaya dan mengusir tentara Mongolia.
Karena tanah Jawa tidak memiliki pemerintahan maka Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singosari dan menjadi anggota Wangsa Rajasa, suatu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok dengan gelar Sangrama Wijaya ya Brawijaya, ya Sri Kertajasa Jayawardhana.
Raja Jayanegara mangkat tanpa meninggalkan seorang putra pun. Oleh karena itu Gayatri berhak atas tahta. Namun dia memilih menjadi bhiksuni. Maka digantikan putrinya Bhre Kahuripan yang bergelat Tri Bhiwana Uttngga Dewi Jaya Whisnu Whardhani.
Sebagai negara yang masih muda, banyak wilaya di Majapahit yang kurang sejahtera hingga muncul pemberontakan sporadis. Namun semua pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Bekel Mada dan Adityawarman.

Dalam sendratari ini, juga dikisahkan Kerajaan Majapahit semakin gemilang di bawah duli Baginda Raja Putri. Di tengah-tengah pasewakan agung, datanglah iringan pahlawan perang Sadeng, Dwi Tunggal, Gajah Mada, dan Adityawarman dengan kesaktiannya masing-masing.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, Sulistyo Tirtokusomo mengatakan acara tersebut digelar berawal keinginan untuk mempekenalkan lebih luas lagi situs-situs Kerajaan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.