“Ayo! Nanti makannya di Sate Afrika ya, Bun!”
Saya dan anak-anak lagi pengen jalan-jalan. Mumpung masih ada sisa
waktu libur sedikit lagi. Pengennya sih jalan-jalan saat akhir pekan
supaya suami juga bisa ikut. Tetapi, Keke mulai MPLS (Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah) di hari Sabtu. Dia ‘kan tahun ajaran ini mulai
jadi anak SMA. Hari Minggu, Keke ikut balap motor. Ya udahlah hari
kerja aja jalan-jalannya.

sampai Juni. Tetapi, masih bisa saat kami ke sana. Malah gak perlu
daftar online. Saya cukup menunjukkan KTP, 3 tiket LRT pun diterima.
Yeaay!

Kami naik dari stasiun Velodrome dan turun di stasiun Boulevard
Utara. Menolong banget lah LRT karena kami smapai dengan cepat.
Apalagi saat itu jam pulang kantor. Lumayan macet kalau lewat jalan
raya.
[Silakan baca:
Begini Caranya Naik LRT Jakarta]
Kondisi La Piazza saat ini seperti antara hidup dan mati. Saya gak
pernah tau La Piazza dulu seperti apa. Apa dulu ramai atau memang
seperti ini juga. Selalu mainnya ke Mall Kelapa Gading. Padahal dari
MKG kan tinggal nyebrang. Kayaknya sekarang La Piazza ramainya hanya
kalau lagi mengelar food festival.
Trus ngapain juga ke La Piazza kalau memang sepi?
Karena saya mau foto-foto hahaha. Di sana ada The Garden of La
Piazza. Area yang bagus buat foto-foto.
Sebetulnya beberapa minggu sebelumnya kami pernah ke sana. Tetapi,
saya kurang puas sama hasilnya. Makanya pengen mengulangi. Lagipula
waktu itu, kami datangnya masih sore. Padahal saya pengen dapat
suasana menikmati malam di La Piazza dengan lampu-lampunya itu.
Karena sedang tidak ada festival kuliner, suasana di sana lumayan
sepi. Puas juga foto sana-sini. Tumben banget anak-anak mau motretin
bundanya sampai puas hehehe. Tetapi, tetap ada 1 spot yang cukup
ramai. Foto di depan air mancur kecil.

Saya kirain kalau datang pas hari kerja dan gak ada festival, bakal
sepi di spot ini. Ternyata saya harus antre juga. Kami berkeliling
dulu cari spot lain. Balik ke sana masih antre. Ya, udahlah mending
nunggu daripada lama lagi.
Ada kejadian yang cukup lucu, meskipun awalnya agak ngeselin. Ada
sepasang kekasih yang lama banget di spot ini. Mereka lama setting
kamera di smartphone masing-masing. Pada merasa gak puas gitu sama
warna yang dihasilkan.
Saya mau nyelak foto, khawatir mereka marah. Tapi, ditungguin juga
gak jelas sampai kapan. Kelamaan nyetting kameranya. Akhirnya, saya
keluarin hp. Dengan volume agak keras, saya bilang ke Nai, “Dek, nanti
posisi fotoin Bunda di sana, ya. Posisi Adek di sini.”
Rupanya ocehan saya itu menarik perhatian yang cowok. Dia langsung
bilang ke ceweknya, “Tuh, dia kamera hpnya bagus!”

Saya pun ngikik. Pengen banget bilang, “Pake OPPO Reno, Mas!” Tetapi,
saya minta izin boleh foto duluan. Abisnya mereka kelamaan.
Kalau gitu saya ceritain di sini aja, deh. Saya pakai kamera apa
untuk motret di La Piazza saat malam hari. Yup! Saya pakai OPPO Reno.
Berikut beberapa alasan kenapa saya suka banget sama kamera di
smartphone ini
Ultra Night Mode 2.0

Selain puas foto-foto di sana karena tempatnya sepi, saya juga puas
karena kameranya cakep banget. Di La Piazza itu suasananya temaram.
Tapi, OPPO Reno ini mampu menghasilkan foto yang bikin saya bersorak
kegirangan. Saya gak perlu setting ini-itu, tinggal jepret udah bagus
hasilnya.
Selama ini, saya selalu mengandalkan digital camera kalau mau foto
malam. Belum menemukan kamera smartphone yang memuaskan hasilnya saat
malam. Makanya saya senang banget saat motret pakai hp ini. Kalau
begini ‘kan gak masalah kalau saya lagi gak pengen atau lupa bawa
kamera digital.
Kamera

Smartphone canggih yang satu ini juga mengusung kamera ganda yang
ukurannya mencapai 48 MP dan 5 MP. Dilengkapi pula dengan sensor Sony
IMX586. Hasil gambarnya? Jangan ditanya! Sudah pasti jelas dan tajam.
Kualitasnya setara dengan kualitas kamera profesional.
Pivot Rising Camera

Sebelum pergi, saya selfie dulu. Penasaran dengan fitur kamera ini
yang katanya bagus dalam suasana temaram.
Saya selfie di ruang tamu. Kaget aja melihat hasilnya karena jelas
dan bagus banget. Padahal saat itu udah sore dan lampu ruang tamu
belum saya nyalakan. Rupanya ini juga salah satu kelebihan OPPO Reno.
Di mana Natural AI Beautification tetap bisa bekerja maksimal meskipun
dalam kondisi backlight.
Unik deh kamera depannya. Jadi begitu saya mau selfie, keluar kamera
dari bagian atas. Bentuknya mirip sirip ikan gitu. Kalau OPPO
menyebutnya Pivot Rising Camera.
Puas motret di La Piazza, saya ajak anak-anak nyebrang ke MKG. Saya
pengen lihat anjing-anjing lucu di sana. Di MKG ‘kan ada salon, taman,
bahkan hotel khusus anjing.
Mungkin karena bukan akhir pekan, jadinya sepi. Kayaknya gak sampai 5
ekor yang ada di sana. Saya pun mengurungkan niat untuk motret
anjing-anjing lucu ini. Mending cari makan aja.

“Bun, kayaknyanya makan ramen aja, deh!”
Keke yang tadinya ingin makan Sate Afrika, berubah pikiran begitu
sampai MKG. Ya udah gak apa-apa. Kami makan dulu sebelum pulang. Biar
sampai rumah tinggal istirahat.
[Silakan baca:
Nikmatnya Sate Afrika H. Ismail Coulibaly di La Piazza, Kelapa
Gading, Jakarta]
Tentunya saya tetap motret-motret dulu. Batterenya awet banget, Udah
dipakai motret banyak, cuma berkurang sedikit. Kapasitasnya memang besar
untuk OPPO Reno yaitu 3.765mAh. Bahkan kalaupun harus di-charge saat
sedang dipakai pun saya gak perlu khawatir karena panasnya tetap
terkendali.
Bener-bener deh saya puas kali ini menikmati malam di La Piazza.
Gara-gara OPPO Reno jadi punya banyak stok foto buat dipublish.

Bagi yang penasaran dengan smartphone ini, bisa cari info lebih
lanjut disini
https://www.oppo.com/id/smartphone-reno/

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.