Setelah ke tempat bermain anak, belanja di salah satu department store,
kami pun ingin makan siang sebelum pulang.
Vietnam. Kayaknya segar gitu ya makan makanan berkuah. Tapi, Nai dan
sepupunya kompak menjawab. “pengen sushiiiiii!”
Ada beberapa
resto sushi di MKG. Kami random aja memilih Gion The Sushi Bar. Lokasinya
searah dengan jalan keluar salah satu pintu mall.
Silakan
baca:
Jalan-Jalan Sore di Mall Kelapa Gading
memilih makanan. Suasana restonya juga sangat nyaman. Gak rame pengunjung.
Juga gak ramai dengan suara musik. Benar-benar tenang dan clean
suasananya.
sushi cuma Bian. Nai memilih sashimi yang memang menjadi makanan
favoritnya. Sedangkan saya memilih ramen. Alasannya masih sama. Saya ingin
makan makanan berkuah yang kayaknya segar.
(Kani, kyuri, tamago, cheetos cheese,
spicy mentai, lobster, dan tobiko green)
tamago, cheetos cheese, spicy mentai, lobster, dan tobiko green.
Mentai
mengingatkan saya dengan masa pandemi Covid-19. Makanan bersaus mentai
sempat viral banget. Tapi, kami gak pernah tertarik untuk mencoba.
Seringkali kurang suka aja dengan makanan yang menggunakan banyak mayones.
Kalau bikin burger atau salad aja, biasanya kami hanya menggunakan sedikit
mayo.
Dari beberapa artikel yang saya baca, saus mentai di
Indonesia sebetulnya agak salah kaprah. Saus mentai yang benar katanya
terbuat dari telur ikan pollock atau kod dan mayo jepang. Sedangkan di
Indonesia menggunakan tobiko (telur ikan terbang). Tapi, katanya masih
bisa dimaklumi karena susah sekali mencari mentaiko di Indonesia. Ikannya
tidak hidup di perairan Indonesia. Makanya kebanyak diganti sama tobiko.
Nah, masalahnya ada juga yang hanya menggunakan mayo dan saus
sambal. Secara warna memang terlihat agak mirip. Tapi, kalau mayo dikasih
saus sambal kayaknya lebih mirip kayak Thousand Island. Meskipun Thousand
Island juga buatnya gak cuma dari 2 bahan itu.
Saya minta
sepotong sushi ke Bian. Penasaran dengan rasa saus mentai. Ternyata enak
bangeeeeet! Bikin nagih itu sushinya hahaha.
Etapi, menurut
saya gak semua saus mentai seenak itu, ya. Setelahnya saya cobain lagi
makanan bersaus mentai di tempat lain. Rasanya ya biasanya aja. Bukan gak
enak juga. Tapi, beneran biasa aja. Beda ma sushi yang Bian pesan. Dari
pertama masuk mulut, rasa sausnya udah berasa enak bangeeeet!
besar-besar. Jadi, buat saya pribadi, meskipun rasanya enak banget
kayaknya cuma sanggup menghabiskan 4. Paling banyak 5, lah. Untung aja
Bian yang pesan. Dia kan makannya jauh lebih banyak daripada uwanya
hehehe.
(Salmon, salmon belly, salmon negi, dan
ikura)
dia suka. Tapi. tentu akan lebih memilih sashimi kalau ada 2 pilihan itu.
Menu yang Nai pesan terdiri dari salmon, salmon belly, salmon
negi, dan ikura. Pelengkapnya ada shoyu (kecap jepang), gari (acar jahe),
dan wasabi. Ada juga sashimi tuna di Gion The Sushi Bar. Tapi, Nai lebih
suka salmon kalau untuk sashimi.
diberi es serut. Kemudian ada hiasan lain untuk menambah cantik
penampilan. Rasanya ikannya udah pasti segar. Nai cukup cocolin dengan
sedikit shoyu untuk menambah rasa.
Kami berdua sama-sama tidak
menyukai wasabi. Jadi udah pasti diskip. Sempet saya cobain sedikit
banget. Kira-kira setitik, lah. Cuma nyobain seuprit aja, rasa pedas yang
tajam dan sensasi panas di hidung langsung saya rasakan. Nyegrak.
Bener-bener gak suka hehehe.
Nai juga kurang menyukai gari.
Kebalikannya, saya suka sekali gari. Makanya saya yang ngabisin acar
jahenya.
aja ya ukurannya. Padahal itu aslinya gede lho ukuran wadahnya. Piring
makan berwarna putih jadi kelihatan kayak piring kecil.
Dia
minta bantuan bundanya untuk bantu menghabiskan. Tetap lebih banyak Nai
yang menghabiskan. Saya hanya makan 2 potong. Tapi, memang potongannya
cukup besar. Jadi bikin kenyang walaupun hanya makan ikan.
awal, memilih menu ini karena lagi ingin makan yang berkuah. Sayangnya di
Gion The Sushi Bar hanya ada 2 menu berkuah. Saya pilih yang spicy karena
ingin yang ada pedas-pedasnya.
Karena dimasak perlahan, kaldunya mengandung kolagen yang tinggi. Warna
kaldunya juga putih seperti susu dengan rasa gurih dan creamy.
banget ini kuahnya! Berasa rich. Gak ringan di mulut, tetapi gak bikin
eneg. Gurih dan creamynya pas banget. Enaknya disruput pelan-pelan
kuahnya.
kayak saya. Tapi, ya, udahlah. Saya gak mau nambahin apapun. Saking enak
banget kuahnya. Khawatirnya kalau saya tambahin ini itu malah jadi aneh
rasanya. Gak cuma ramennya. Sushi dan sashimi yang dipesan pun gak kami
kasih tambahan apapun. Karena apa yang disajikan udah enak banget.
Pramusajinya dengan sigap menawarkan untuk diisi ulang bila minuman kami
sudah terlihat mulai habis. Memilih ocha memang pilihan yang pas. Rasanya
yang ringan, sehingga di mulut rasanya netral lagi setelah menyantap
hidangan yang kami pesan.
enak. Meskipun, buat saya pribadi, jadi berasa agak berat. Apalagi kalau
di-pairing sama sushi yang Bian pesan. Pasti bakal begah banget kalau
untuk saya bila harus menghabiskan semua.
Tapi, Bian kan memang
lebih kuat nafsu makannya dibandingkan uwanya. Porsi makannya juga besar.
Jadi, semua pesanannya dia habiskan tanpa sisa. Alhamdulillah.
Harganya memang lumayan
pricey ya di Gion The Sushi Bar. Tapi, semua menu yang kami pesan, gak ada
satupun yang mengecewakan rasanya. Semuanya enak banget. Minumannya juga
enak. Ditambah lagi dengan keramahan service dan suasana yang sangat
nyaman. Jadi, menurut kami sepadan lah dengan harga yang dikeluarkan.
Kalau
ke Gion The Sushi Bar, sepertinya kami akan mencoba menu lain. Karena
memang banyak banget pilihan makanannya. Buku menunya aja hampir 60
halaman hehehe. Bikin penasaran apakah menu lain juga memiliki kelezatan
yang sama.
Sahabat KeNai lebih suka sashimi, sushi, atau
ramen?
Gion The Sushi Bar
Mall Klp. Gading 1
Lantai Dasar Unit GF – 199 B
Jl. Boulevard
Raya No.1
Jakarta Utara 14240
Jam operasional: 10.00 s/d
21.00 WIB
IG: @gionsushi_id
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.