
Sate merupakan salah satu makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Salah satu jenis sate yang mungkin belum banyak dikenal adalah sate Afrika. Di Jakarta, terdapat sebuah tempat makan yang menyajikan sate Afrika yang sangat nikmat, yaitu H. Ismail Coulibaly. Kami menikmati menu ini di cabangnya di La Piazza, Kelapa Gading.
Sate Afrika yang disajikan di H. Ismail Coulibaly terbuat dari daging domba. Meskipun bernama sate, tapi tampilannya berbeda dengan kuliner sate yang selama ini kita tau. Gak pakai tusuk sate sama sekali. Tapi, dimasak seperti steak yang setelah matang baru dipotong agak kecil-kecil.
Sebagai pelengkap, disediakan pula loco atau pisang goreng. Tetapi, bila Sahabat KeNai tetap ingin makan pakai nasi juga bisa. Juga ada beberapa kuliner lain meskipun gak banyak pilihannya.
Di La Piazza Kelapa Gading, Jakarta, banyak pilihan kuliner. Tetapi, Sate Afrika H. Ismail Coulibaly ini patut menjadi pilihan.
Saya sudah lama banget tau resto ini. Udah lama juga pengen icip-icip ke
sana karena saya penggemar kuliner daging kambing atau domba. Tetapi,
suka malas jalan ke sananya. Tanah Abang daerah yang lumayan
crowded buat saya. Makanya jarang banget jalan ke sana. Bahkan
sampai sekarang saya belum pernah tau seperti apa bagian dalam Pasar
Tanah Abang yang terkenal itu. Cuma pernah ngelewatin aja. 😂
Sate Domba Afrika H, Ismail Coulibaly La Piazza, Kelapa Gading,
Jakarta
Ismail Coulibaly, seorang imigran asal Mali, Afrika Barat. Saya baru tau
kalau resto ini juga ada cabangnya di La Piazza, Kelapa Gading. Waktu
itu suami buka puasa bersama teman-temannya di sini. Dan dia bawa
beberapa potong sate domba ke rumah. Lumayan lah buat sahur. 😋
Saya langsung suka dengan rasanya dan minta suami untuk mengajak kami
semua buka puasa di sana. Tuh, saking suka dengan satenya. Padahal
biasanya juga saya suka malam buka puasa di luar rumah. Suami pun
menyanggupi. Usai maghrib, kami pun meluncur ke Kelapa Gading. Untung
perjalanan ke sana lagi agak lancar. Akhir-akhir ini lagi suka macet
karena ada pembangunan LRT dan Veldrome.
[Silakan baca:
Sate Maranggi Cibungur]
Diby Soko, Sate Afrika yang Teksturnya Lumer di Mulut
Diby (sate) soko (daging) adalah nama asli kuliner asal Afrika ini.
Sate
yang selama ini kita tau adalah daging yang sudah dipotong kecil-kecil,
ditusuk, kemudian dibakar. Setelah matang diberi bumbu kecap atau
kacang. Tetapi, Diby Soko tidak seperti itu. Potongannya besar-besar,
jadi lebih mirip seperti potongan steak.

Ketika kami sampai di sana, asap mengepul dari area panggangan. Tetapi,
tenang aja, asapnya terkumpul di kotak panggangan. Sahabat KeNai tidak
akan menjadi bau asap meskipun duduk dekat panggangan. Andai saja sate
ala Indonesia seperti ini, ya. Asapnya gak menguar kemana-mana.
Tidak hanya asap, tetapi seluruh hawa panas juga terkurung dalam kotak
kaca. Mungkin karena panggangannya dibuat tertutup dalam kotak kaca,
maka proses memanggangnya jadi sangat cepat. Sehingga tidak perlu
dikipas-kipas lagi supaya bara api tetap menyala. Selain panggangan,
daging dombanya juga muda. Dalam waktu singkat, daging yang baru
dipanggang dibawa ke dapur untuk diungkep sebentar tanpa air dan minyak.
Minyak yang keluar dari daging akan dibuang, sehingga makanan ini
menjadi rendah kolesterolnya.
[Silakan baca:
Berlemak di Warung Sate Shinta]

hingga paket family seharga IDR320K.
Rasanya minimalis banget! Hanya daging, garam, dan (mungkin) sedikit
bumbu penyedap. Kalau kami suka dengan bumbu minimalis begini. Bumbu
yang minimalis ini justru meningkatkan cita rasa dagingnya. Teksturnya
pun empuk banget. Langsung berasa lumer di mulut karena gak pakai
berantem ketika mengunyahnya. Bukan berarti lumer kayak makan es krim,
lho. Tapi, saking saya suka dengan tekstur dagingnya yang empuk, gak
bikin gigi saya sakit ketika mengunyahnya, serta rasanya yang nikmat.
Sate Afrika disajikan dengan irisan bawang bombay mentah. Tinggal
singkirkan saja kalau Sahabat KeNai tidak suka bawang bombay mentah.
Kalau saya lebih memilih mencobanya ternyata enak juga mengunyah bawang
bombay mentah dengan sate afrika.
Sambalnya sangat pedas. Saya yang kuat makan sambal pun mengakui
kepedasan sambalnya. Mendingan cocol sedikit dulu biar gak kaget dengan
rasa pedasnya.
[Silakan baca:
Menyantap Sate Kelinci, Berani?]
Pisang Goreng atau Loco Sebagai Pelengkap Sate Afrika

Di negara asalnya, sate afrika dinikmati bersama loco atau pisang
goreng. Yup! Pisang tanduk yang digoreng tanpa tepung. Pisang gorengnya
garing, nyaris tanpa minyak. Tangan saya tetap kering, tidak lengket
berlumuran minyak seperti kalau makan pisang goreng.
Udah beberapa bulan ini saya diet carbo. Bahkan makan malam pun sebisa
mungkin tidak dilakukan. Makanya saya tetap memilih loko sebagai
pendamping sate afrika. Tetapi, di sini juga disediakan nasi putih,
kok.

Sate afrika, irisan bawang bombay, dan loko menghasilkan cita rasa yang
cukup komplit di lidah. Apalagi kalau minumnya lemonade. Hmmm… makin
komplit, deh. Gurih, manis, dan segar.
Kalau Sahabat KeNai sedang tidak ingin makan sate afrika, juga ada menu
nasi goreng. Tetapi, mendingan order 1 dulu, deh. Kalau saya lihat 1
porsi nasi goreng cukup besar. Kayaknya kalau saya yang makan, mungkin
gak akan sanggup menghabiskan sendiri. Suami juga sependapat. Menurutnya
1 porsinya bisa untuk 2-3 orang.
Service dan Suasana di Sate Afrika Kelapa Gading

Selain pusatnya di Tanah Abang, resto ini juga ada beberapa cabang.
Salah satunya di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta. Tempatnya tidak
besar. Mungkin hanya mampu menampung sekitar 30-an orang saja. Tidak ada
AC di sini.
Mengingat saat itu bulan Ramadan, saya tidak terlalu berharap mendapakan
service yang sangat memuaskan. Namanya juga bulan Ramadan Biasanya
kan kalau buka puasa, suasa resto selalu ramai. Kalau ada pelayan yang
mungkin sedikit terlihat lelah atau kurang senyum ya dimaklumi aja.
Mungkin baru berbuka puasa. Tetapi, saat kami ke sana langsung disambut
dengan senyuman ramah dari seseorang keturunan Afrika yang sedang
membakar daging. Bahkan dia sempat menghampiri dan menyapa kami.
Tidak lama kemudian datang pelayan lain berwajah lokal menawarkan menu.
Kebalikannya dengan yang menyambut kami. Ekspresinya tanpa senyum,
tetapi gak cemberut juga. Begitupun ketika menghidangkan makanan ke meja
kami. Masih dengan ekspresi tanpa senyum.
Gak masalah buat saya dan masih bisa dimaklumi. Resto lagi cukup ramai
dan bulan Ramadan pula. Lagipula makanan yang disajikan lumayan cepat.
Cita rasanya pun memuaskan. Pastilah saya masih mau banget diajak ke
sini lagi.
[Silakan baca:
Rela Terkena Macet Demi Semangkuk Soto Betawi Panas di Bakul
Betawi]
Sate Afrika H. Ismail Coulibaly
Lantai Ground, Gading Food City Blok D #107
Jl. Kelapa Gading Boulevard, Kelapa Gading
Jakarta Utara
Open hours: 10.00 s/d 23.00 wib

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.