![]() |
Baru Sampai Sawahlunto langsung ambil “muka” didepang GPK Sawahlunto |
![]() |
ayo… siapa mau mimpin doa, tapi foto dulu ah….. |
Objek terdekat mulai kami kunjunggi yaitu Museum Kereta api Kota Sawahlunto yang berada di Stasiun Kereta Api yang masih aktif sampai sekarang sebagai stasiun Kereta Wisata yang beroperasi setiap hari Minggu dan Libur hari hari besar/nasional berlokasi didaerah Kampung Teleng Kota Sawahlunto. Harga Tiket Museum Kereta Api Rp.3000,-/orang. disini dapat jumpai koleksi berbagai koleksi peralatan Kereta Api sejak zaman colonial mengeksploitasi emas Hitam di kota Sawahlunto. Di museum ini juga disediakan ruangan Audio Visual, untuk menonton profil dan sejarah Museum Kereta Api berkapasitas 16 orang. Bagi yang akan bekunjung lagi, jangan lupa beli souvenir untuk oleh oleh ya……. di dekat recepcionist.
Dibelakang Stasiun Kereta Api terdapat kandang “Mak Itam”, Mak Itam adalah sebutan untuk Lokomotive
![]() |
Gerbong Kereta Mak Itam |
Uap E1060 bertenaga Batubara. Kereta Tua yang kembali dibawa pulang dari Ambarawa ini sekarang dijadikan Kereta Wisata yang beroperasi setiap hari Minggu dan Carteran dengan tujuan dari Stasiun Kereta Api Sawahlunto – Muaro Kalaban – Silungkang, PP. Tarif perjalanan Mak Itam untuk carteran Rp.3.000.000,-. Sebelum sampai ke Muaro kalaban Kereta akan Melewati sebuah terowongan menembus bukit yang panjangnya kurang lebih 900m. Sayangnya saat kunjungan Kami, Mak Itam tidak beroperasi, rombongan hnay bisa memanfaat foto foto dengan gerbong di depan kandang Mak Itam.
![]() |
Di Depan Rumah Pek sinkek |
Perjalanan selanjutnya menuju kawasan Pasar Remaja, melihat bagunan tua berarsitektur colonial yang masih terawat sampai saat ini, salat satu nya adalah Rumah Pek Sin Kek, bangunan ini sedikit berbeda dengan bangunan tua lainnya yang bergaya Eropa. Gedung ini memiliki ornanem China yang didirikan tahun 1906 milik salah seorang yang berkebangsaan China bernama Pek Sin Kek. Dahulunya gedung ini mengalami beberapa fungsi seperti gedung pertunjukan sandiwara, tempat pertemuan bagi masyarakat melayu hingga tempat pembuatan Es dan kantor koperasi milik China. Bangunan bercorak Eropa lainnya yang kami temui sepanjang kawasan pasar remaja menuju gedung Info box adalah Gedung Koperasi Ombilin di bangun pada tahun 1910, Hotel ombilin dibangun tahun 1918, Gedung Pusat Kebudayaan yang juga berdiri pada tahun 1910, Gedung Kantor PT.BA yang saat ini menjadi Landmark Kota Sawahlunto didirikan sejak tahun 1916.
![]() |
Di Depan Gerbang Loebang Mbah Soero |
Sampai di Gedung Info Box udara langsung berubah setelah berpanas panasan jalan kaki mulai dari Stasiun Kereta Api sekarang masung kedalam sebuah ruangan ber AC. Gedung Info Box merupakan Sarana informasi Pariwisata Sawahlunto, khususnya mengenai Objek Wisata Tambang Loebang Mbah Soero.Terdapat berbagai foto aktivitas pertambangan dahulunya, replika peralatan dan kostum tambang, hingga Rantai yang digunakan oleh Orang Rantai (sebutan untuk pekerja paksa pertambangan) dahulunya. Disini juga dilengkapi sarana Audio Visual untuk menambah apresiasi dan Informasi Profil Gedung Info Box dan Loebang Tambang mbah Soero.
![]() |
Galeri Infobox |
Seluruh Rombongan selanjutnya mencoba sensasi lain dengan memasuki objek wisata dalam perut bumi, Loebang tambang Mbah Soero. Tiket masuk Rp. 8.000,-/orang yang dapat dibeli di Gedung Info Box, Rombongan di Pandu oleh Pak Win salah seorang guide mbah soero yang paham seluk beluk lubang tersebut. sebelum masuk, rombongan harus memakai safety pertambangan seperti sepatu boat dan helm demi keselamatan dalam lobang. Pada dinding dalam lobang masih dapat kita temui lapisan batu bara yang di rembesi air, ini adalah batu bara kwalitas terbaik di Indonesia. Saat ini kita hanya bisa melewati lobang level 1, masih ada level berikutnya yang lebih dalam sedang di renovasi untuk pengembangan pariwisata loebang mbah Soero.
Untuk melengkapi cerita kejayaan Sawahlunto masa lampau, kami mengunjungi Muesum Goedang Ransum yang berjarak sekitar 200 m dari Loebang Tambang Mbah Soero. berbagai koleksi perlengkapan memasak dalam jumlah besar yang masih tertata dengan baik, di belakangl museum goedang ransum juga terdapat Power storm atau tungku raksaa untuk penyuplai panas dari batu bara untuk memasak makanan bagi para pekerja tambang batu bara dahulunya.
![]() |
Museum goedang Ransum |
Di penghujung petang, rombongan menyempatakan diri menikmati alun alun kota Sawahlunto atau masyarakat setempat lebih akrab dengan sebutan Lapseg alias Lapagan Segitiga yang berlokasi di depan Gedung PT.Ba Upo Ombilin sambil menikmati jajanan kuliner berupa makanan dan minuman yang disediakan para pedagang di taman kota Tersebut. dan kemudian kami lanjutkan melihat kota kuali dari ketinggian dihiasi lampu rumah rumah warga dari objek Wisata Poncak Poland, memang betul seperti di ceritakan orang orang sebelumnya. Sawahlunto bak Kota Hongkong di Waktu Malam.
FOTO LAINNYA DISINI

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.