Umum

Punya Tradisi Mandi Safar, Daya Tarik Wisata Daerah-daerah Ini Bertambah

Sebuah ritual yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara berulang setiap tahun hingga menjadi tradisi, tak bisa dipungkiri bisa menambah daya tarik wisata budaya bagi daerah tersebut. Salah satu contohnya tradisi mandi safar.

Mandi safar merupakan tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat muslim di beberapa wilayah di Tanah Air, di antaranya di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Maluku.
Di wilayah Sumatera antara lain di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), tepatnya di Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu atau sekitar 4 jam berkendara dari Kota Jambi.
Desa Air Hitam Laut juga merupakan salah satu pintu masuk kawasan Taman Nasional Berbak (TNB) yang memiliki potensi ekowisata dengan berbagai jenis flora dan fauna.
Daerah lainnya di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, tepatnya di Desa Tanjung Punak, Pulau Rupat dan Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Di Kabupaten Lingga, tradisi mandi safar sudah ada sejak zaman Kesultanan Abdulrahman Muazamsyah (1883-1911).
Mandi safar di kabupaten berjuluk Negeri Bunda Tanah Melayu ini merupakan mandi dengan air yang sudah didoakan atau air yang direndami dengan wapak, yang dikemas dalam bentuk kearifan lokal sedemikan rupa dan sudah menjadi turun temurun sehingga menjadi bagian dari budaya masyarakat Melayu Lingga.
Mandi safar sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai warisan budaya dari bumi Melayu Kabupaten Lingga pada tahun 2018.
Tradisi satu ini juga dilakukan oleh masyarakat Melayu di Kota Batam, Kepri.
Tahun ini, tradisi mandi safar di Kota Batam bertempat di Kampung Terih, Kelurahan Sambau, Nongsa, Rabu (6/10) yang digelar  oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Nongsa bersama dengan masyarakat kampung tersebut.
Dilansir dari

Tradisi ini, lanjutnya juga menjadi kebangkitan pariwisata NTB, khususnya di kawasan tiga Gili.

Makna ritual Rebo Bontong adalah pembersihan diri yang selaras dengan semangat membangun kembali destinasi yang sehat dan aman. “Jika bersih dan aman, kawasan tiga Gili di Lombok Utara siap dikunjungi wisatawan,” tambah Yusron Hadi.
Di Maluku, tradisi mandi safar tahun ini berlangsung di Negeri (Desa) Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (6/10) petang.
Mandi Safar di Leihitu digelar pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar dalam hitungan tahun hijriah yang jatuh pada 6 Oktober 2021.
Raja Negeri Hitu, Salhana Pelu mengatakan tradisi mandi safar ini bersamaan dengan masuk atau siarnya agama Islam, dan sudah dilakukan juga di tahun lalu. “Kita berupaya meneruskan dari datu-datu atau orang tua kami,” jelasnya sebagaimana dikutip  ANTARA di pelataran rumah Raja Hitu.
Amatan TravelPlus Indonesia @adjitropis dari berbagai sumberdi beberapa tempat sekalipun masih ada yang pro dan kontra, namun dari sisi budaya pelaksanaan tradisi mandi safar terbukti menambah pesona daerah bersangkutan sehingga kian berdaya pikat dan tentunya semakin dikenal nama daerahnya.
Teks: Adji TravelPlus
Foto: dok. Yusron Hadi/Dispar NTB

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top