
Reog Ponorogo berhasil memikat perhatian penonton di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah Minggu malam (14/9). Mereka menyuguhkan cerita Prabu Klono Sewandono melamar Dewi Songgolangit, Putri Kediri.
Legenda tersebut disajikan dalam bentuk dramatari dengan menampilkan empat dadak merak reog serta sejumlah warok dan gendaknya. Dalam perjalanan menuju Kediri, Prabu Klono diadang Singo Barong. Prabu Klono akhirnya mengalahkannya.
Sebelumnya opening ceremony IIMF 2014 bertema ‘’The Greatest Panji’’ini dimeriahkan dengan suguhan pesta kembang api yang dibawakan Semarak Candra Kirana Art Center berkolaborasi dengan Red Batik dan perwakilan delegasi.
IIMF yang kali pertama digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintahan Surakarta ini dibuka oleh Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain Iptek, Kemenparekraf, Harry Waluyo. Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo dan Juju Masunah selaku Direktur Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Kemenparekraf turut hadir.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dalam sambutan yang dibacakan Harry Waluyo mengatakan IIMF mengangkat satu repertoire seni pertunjukan multidisiplin yakni seni rupa, kerajinan, seni pertunjukan, dan bahkan film.
“Dengan mengangkat satu repertoire topeng, kita dapat melibatkan subsektor ekonomi kreatif lainnya dan banyak seniman yang tampil. Festival ini diharapkan menjadi salah satu promosi karya-karya mereka agar dikenal dan diapresiasi lebih luas,” ujarnya.
Pertunjukan seni selama dua hari ini, selain menampilkan delegasi kesenian dalam negeri juga menghadirkan kelompok seni dari berbagai negara, antara lain Kamboja, Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia.
Gelaran malam pertama menampilkan delapan grup. Selain Reog Ponorogo dan kolaborasi Semarak Candra Kirana Art Center dengan Red Batik dan perwakilan delegasi, juga ada suguhan Through The Mask dari Kamboja, Maya Dance Theatre (Singapore), Duta Seni Krakatau Steel (Cilegon), Sanggar Topeng Purwa Kencana (Cirebon), Anak Seni Asia (Malasyia) dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara dari Jakarta.
Maya Dance Theater dari Singapura berkolaborasi dengan penari Indonesia. Mereka menggarap cerita Ramayana yang terjebak cinta sejati dengan Dewi Sinta. Tiga penari hadir masing-masing membawakan karakter topeng sesuai tokoh yaitu Rama, Shinta, dan Sarpakenaka.
Anak Seni Asia dari Malaysia menampilkan Tari Maha Meri yang mengungkap ritual memanggil Muyang atau roh leluhur untuk hadir dalam festival. Sementara Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara mengusung sajian teater Tari Bapak Jantuk Kepo. Tarian topeng itu berbentuk teater tradisional Betawi. Kedua penampil tersebut pun menutup IIMF malam pertama dengan menawan.
Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: beritafoto

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.