![]() |
Disebelah tenda ada pohon tempat gue masang hammock |
Setelah sehari sebelumnya bersusah payah mengurusi tetek-bengek tugas akhir, tanggal 30 januari fix gue daftar sidang. Sembari nunggu jadwal sidang keluar, gue bersama 3 travelmates yang sempat kemah bareng di Ranca Upas, ngewujudin rencana kita 2 bulan yang lalu, kemah di Tanjung Layar, pesisir Banten. Malam sebelum berangkat kami sempat briefing dulu buat bagi-bagi logistik. Persiapan gue yang seadanya, apalagi sebelum berangkat kartu atm gue hilang, dan duit di dompet cuma 50 ribu. Terpaksalah sms sana sini cari pinjeman uang. Hadeeh..

Setelah carrier masuk ke bagasi, kami sedikit bisa bernafas sejuk karna bus yang kita tumpangi ke Pelabuhan Ratu itu ber-AC. Baru mau bayar ongkos bis, ternyata kita dimintai lagi biaya bagasi, buset dah udah kayak pesawat ajah kalo kelebihan beban ada biaya tambahan..haha orang sukabumi matre2 apa yak..wkwk Sampe di pelabuhan ratu sekitar jam setengah 12 siang. Makan siang dengan lalap kol + sambel kecap bikin siang kita makin renyah, segala urusan tentang kuliah dan tugas akhir bener-bener lupa. Mungkin ini yang gue sebut “get lost”, tersesat dari kesibukan dunia yang itu-itu aja.

![]() |
Waw nama gue eksis juga yah |
Untuk menuju pantai Ciantir kami melewati desa Sawarna yang sawah nya telah meranggas karena sudah melewati musim panen. Pantai Ciantir ini adalah pantai yang paling ramai karena selain jadi lokasi surfing, pantai ini juga paling dekat dari penginapan-penginapan yang ada di desa Sawarna. Warung-warung yang ada di pantai Ciantir tutup. Ahh bener-benar seperti pantai milik pribadi. Sore itupun kita langsung menuju pantai Tanjung Layar yang letaknya tidak jauh. Mungkin butuh satu jam jalan kaki lewat pesisir *sambil foto-foto dan leha-leha. Setelah mendapat lokasi yang asik, kami bangun tenda persis di depan batu layar.
Senja yang ciamik di balik batu layar, lalu gelap yang kemudian diterangi bulan setengah dan bintang-bintang membuat malam itu begitu istimewa meski menu makan malam hanya nasi + ind*mie goreng seadanya. Ini ceritaku apa ceritamu? :p
Hari kedua kami bangun lebih pagi untuk mengejar sunrise di Lagon Pari. Awan mendung masih terlalu angkuh pagi itu. Kami tak kecewa, matras dan ponco digelar, mari kita buat pancake! Dan pas sekali dengan secangkir teh tubruk panas. Kebersamaan kami pagi itu pun disambut dengan terik matahari. Kami lanjutkan perjalanan dengan mengitari bukit dibelakang kami. Awalnya hanya iseng saja, yang kemudian berbuntut kesasar. Untunglah kami bertemu dengan ibu Eti yang tanpa kami minta ia sedia mengantar kami sampai di penghujung bukit. Kesasar itu pun membuahkan sebuah pemandangan indah pantai Ciantir.

![]() |
| Seorang bapak yang sedang memancing di pantai Ciantir |
Ini video hasil gabungan asal rekam, yang bikin batere gue cuma bertahan dua hari.
Pesisir Timur Banten from andrianiken on Vimeo.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.













