Hari
pertama banyak sekali penampil yang memberikan persembahan kepada seluruh tamu
undangan, programmer dan juga masyarakat. Untuk hadir diacara ini masyarakat
umum dikenalan biaya 30 MYR. Acara dimulai pukul 19.00 dan berakhir pukul 22.00
setiap harinya. Untuk hari pertama ada 4 (empat) penampil yang memberikan
persembahannya.
pertama banyak sekali penampil yang memberikan persembahan kepada seluruh tamu
undangan, programmer dan juga masyarakat. Untuk hadir diacara ini masyarakat
umum dikenalan biaya 30 MYR. Acara dimulai pukul 19.00 dan berakhir pukul 22.00
setiap harinya. Untuk hari pertama ada 4 (empat) penampil yang memberikan
persembahannya.



pertama sekaligus menyambut tamu yang hadir adalah Kelompok Gendang Melayu Sri
Buana dari Sarawak Malaysia yang merupakan pemusik tradisional dari kampung
Samariang Petra Jaya, semuanya terdiri dari masyarakat lokal. Dan dipimpin oleh
Mr Armat bin Bakar, awalnya mereka memberikan pertunjukan di Water Front dan
setelah itu mulai mengisi diberbagai konser dan pernikahan. Peralatan yang
mereka gunakan sangat sederhana, seperti gendang yang dipukul menggunakan
tangan, Gong dan Biola, tentu saja ini juga diisi dengan berbagai nyanyian
melayu yang berisi puisi dan juga pantun.


Penampil berikutnya adalah Madeeh yang merupakan
kelompok musik dari suku Bidayuh, berasal dari daerah Padawan yang berjarak 65
km dari Sarawak dimana dikampung itu terdapat banyak rumah panjang yang masih
ditinggali oleh penduduknya. Madeeh sendiri bearti sepupu yang intinya bahwa
semua pemain musik berasal dari satu rumah panjang. Mereka menyanyikan dan
memainkan musik tradisionalnya, menari dan bernyanyi. Instrumen utamanya adalah
Pratuokng, terbuat dari tabung bamboo yang besar dan harus berasal dari bamboo
Patukng yang hanya tumbuh didataran tinggi. Alat musik ini bisa dimainkan
sendiri atau dimainkan bersama dengan alat musik lain seperti Gaduok yang
merupakan alat perkusi dan Sritaking yang berbunyi seperti xylophone. Jika di
Indonesia kumpulan musik ini seperti kentongan yang dipukul sehingga
menghasilkan nada pentatonic.
kelompok musik dari suku Bidayuh, berasal dari daerah Padawan yang berjarak 65
km dari Sarawak dimana dikampung itu terdapat banyak rumah panjang yang masih
ditinggali oleh penduduknya. Madeeh sendiri bearti sepupu yang intinya bahwa
semua pemain musik berasal dari satu rumah panjang. Mereka menyanyikan dan
memainkan musik tradisionalnya, menari dan bernyanyi. Instrumen utamanya adalah
Pratuokng, terbuat dari tabung bamboo yang besar dan harus berasal dari bamboo
Patukng yang hanya tumbuh didataran tinggi. Alat musik ini bisa dimainkan
sendiri atau dimainkan bersama dengan alat musik lain seperti Gaduok yang
merupakan alat perkusi dan Sritaking yang berbunyi seperti xylophone. Jika di
Indonesia kumpulan musik ini seperti kentongan yang dipukul sehingga
menghasilkan nada pentatonic.


Penampil
berikutnya adalah Mah Meri yang berasal dari Malaysia Timur tepatnya di Carey
Island. Mah Meri merupakan pemusik dari suku Orang Asli yang merupakan penduduk
asli Malaysia yang DNA nya tidak ditemukan di suku bangsa lainnya . Mereka
hidup dari bertani, dan hidup dengan menukar hasil panen mereka. Masih hidup
primitif dengan menggunakan kulit kayu. Kehidupan mereka semakin terdesak
akibat pengrusakan hutan dan perkebunan. Untuk saat ini pemerintah Malaysia
mulai membangun kampung Orang Asli sehingga mereka dapat melakukan pertunjukan
dan menjual hasil karya mereka kepada turis yang datang. Dalam penampilannya
dimalam pertama mereka menggunakan baju dari kulit kayu dan menggunakan
peralatan yang sangat sederhana seperti daun kepala yang digesek-gesekan, dua
batang bamboo yang diketuk ketuk bergantian dilantai dan alat dawai yang dibuat
dari bamboo, disaat bersamaan mereka juga bernyanyi seperti membacakan mantra.
Cukup terdengar aneh, seperti mendengar nyanyian pemanggil arwah.
berikutnya adalah Mah Meri yang berasal dari Malaysia Timur tepatnya di Carey
Island. Mah Meri merupakan pemusik dari suku Orang Asli yang merupakan penduduk
asli Malaysia yang DNA nya tidak ditemukan di suku bangsa lainnya . Mereka
hidup dari bertani, dan hidup dengan menukar hasil panen mereka. Masih hidup
primitif dengan menggunakan kulit kayu. Kehidupan mereka semakin terdesak
akibat pengrusakan hutan dan perkebunan. Untuk saat ini pemerintah Malaysia
mulai membangun kampung Orang Asli sehingga mereka dapat melakukan pertunjukan
dan menjual hasil karya mereka kepada turis yang datang. Dalam penampilannya
dimalam pertama mereka menggunakan baju dari kulit kayu dan menggunakan
peralatan yang sangat sederhana seperti daun kepala yang digesek-gesekan, dua
batang bamboo yang diketuk ketuk bergantian dilantai dan alat dawai yang dibuat
dari bamboo, disaat bersamaan mereka juga bernyanyi seperti membacakan mantra.
Cukup terdengar aneh, seperti mendengar nyanyian pemanggil arwah.


Peampil
terakhir berasal dari Rajasthan. India, The Barmer Boys. Kelompok musik ini
juga kan tampil di Rain Forest Festival. Kelompok yang terbentuk di tahun 2011
ini membawakan musik dari tradisi lama Manganiyars yang merupakan perpaduan
musik Rajashtani folk and Sufi musik. Musik yang mereka bawakan memiliki alunan
lembut yang tiba-tiba bisa saja meledak-ledak. The Barmer Boys juga cukup
mempunyai pengaruh luar biasa di India. Mereka juga mendapat beberapa
penghargaan di India dan sempat menjadi Artist of the week di bulan Agustus
2013 MTV India. Pertunjukan yang mereka berikan luar biasa, banyak hal menarik
yang mereka berikan, dengan peralatan musik yang tradisional dan belum pernah
saya liat sebelumnya seperti 2 buah papan tipis yang diketuk bersamaan sehingga
terdengar seperti tepukan dan juga alat instrumen dari dawai namun untuk
menghasilkan bunyi harus ditempelkan ke mulut terlebih dahulu, termasuk alat
dawai yang hanya mempunyai 1 senar dan harus ditarik dan dibetot sehingga
menghasilkan suara seperti bas betot. Mereka juga sudah melakukan tur keliling
dunia ke Amerika dan Denmark. Saya sungguh merasakan berada di India malam ini.
terakhir berasal dari Rajasthan. India, The Barmer Boys. Kelompok musik ini
juga kan tampil di Rain Forest Festival. Kelompok yang terbentuk di tahun 2011
ini membawakan musik dari tradisi lama Manganiyars yang merupakan perpaduan
musik Rajashtani folk and Sufi musik. Musik yang mereka bawakan memiliki alunan
lembut yang tiba-tiba bisa saja meledak-ledak. The Barmer Boys juga cukup
mempunyai pengaruh luar biasa di India. Mereka juga mendapat beberapa
penghargaan di India dan sempat menjadi Artist of the week di bulan Agustus
2013 MTV India. Pertunjukan yang mereka berikan luar biasa, banyak hal menarik
yang mereka berikan, dengan peralatan musik yang tradisional dan belum pernah
saya liat sebelumnya seperti 2 buah papan tipis yang diketuk bersamaan sehingga
terdengar seperti tepukan dan juga alat instrumen dari dawai namun untuk
menghasilkan bunyi harus ditempelkan ke mulut terlebih dahulu, termasuk alat
dawai yang hanya mempunyai 1 senar dan harus ditarik dan dibetot sehingga
menghasilkan suara seperti bas betot. Mereka juga sudah melakukan tur keliling
dunia ke Amerika dan Denmark. Saya sungguh merasakan berada di India malam ini.
Hari
pertama diisi dengan pertunjukan luar biasa dan banyak sekali hal menyenangkan
bisa dilihat, dihari kedua masih ada pertunjukan menarik lainnya yang bisa disaksikan
dari pukul 19.00 – 22.00
pertama diisi dengan pertunjukan luar biasa dan banyak sekali hal menyenangkan
bisa dilihat, dihari kedua masih ada pertunjukan menarik lainnya yang bisa disaksikan
dari pukul 19.00 – 22.00

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.