Umum

Tektok Pulosari Dimusim Hujan, Lebih Menantang

Tinggi Gunung Pulosari memang cuma 1.343 Mdpl. Tapi kalau didaki secara tektok dimusim hujan seperti sekarang, boleh dibilang jadi lebih menantang.

Kenapa bisa begitu? Pasalnya kondisi treknya terutama mulai dari pos 3 atau camp area ke Pos 4 hingga puncak yang konturnya cukup terjal, berubah jadi lebih becek dan licin. Sewaktu nanjak menguras tenaga, ketika turun butuh fokus lebih agar tak terpeleset.
Supaya berhasil menggapai puncaknya secara tektok pada musim hujan, sekurangnya diperlukan beberapa persiapan. 
Berdasarkan pengamatan langsung dan pengalaman saya tektok gunung berapi bertipe stratovolcano yang berada di Kabupaten Pandeglang, Banten via jalur pendakian (japen) Cihunjuran, baru-baru ini, ada beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan.
Sebaiknya beberapa Minggu sebelum tektok-an, mempersiapkan fisik dengan baik dengan melakukan olahraga tipis-tipis (olgapis) seperti joging dan renang, minimal seminggu sekali.
Mental pun perlu dipersiapkan dengan menyadari kalau mendaki gunung dimusim penghujan, baik itu tektok ataupun nge-camp dipastikan akan bertemu hujan, trek becek, berlumpur, licin, kabut tebal, dan tembok putih. Jadi mental sudah ready, ketika menemukan kondisi seperti itu.
Sebaliknya, jangan berekspektasi tinggi mendapatkan cuaca cerah terang benderang. Jika kenyataannya cerah, ya jangan lupa berucap syukur, alhamdulillah.

Nyaman & Praktis 

Perlengkapan yang dibawa dan digunakan harus nyaman terutama sepatu lapangan yang tidak licin. Jika tidak punya sepatu gunung, minimal menggunakan sepatu running. Jangan lupa kaos kaki yang juga berbahan nyaman, jangan yang kasar. 
Apapun jenis sepatu dan mereknya, sebaiknya di-sol terlebih dahulu agar tidak mudah jebol, mengingat dibeberapa titik akan menemui trek medan becek dan berlumpur. Jangan menggunakan sandal, sekalipun itu sandal lapangan atau sandal gunung.
Pakailah pakaian (kaos atau celana) yang simpel dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Bawa pula jaket/sweater untuk mengantisipasi dingin dan angin.
Selain itu bawa pula hujan atau ponco dan trekking pole. Kalau tidak ada cukup menggunakan tongkat kayu. Sedangkan pakaian ganti/salinan (baju, celana, dan pakaian dalam) serta sandal, dititipkan di BC), tidak perlu dibawa nanjak. 
Ransel yang digunakan cukup jenis day-pack untuk membawa logistik, jas ujan, jaket, obat-obatan pribadi, dan P3K standar.

Jenis logistik yang dibawa sebaiknya yang praktis dan siap santap seperti sosis, telor asin, lontong atau roti. Selain itu makanan ringan seperti biskuit, wafer, dan lainnya serta minuman ringan minimal 2 botol (ukuran sedang dan besar).

Kalau kekurangan logistik, tenang saja di beberapa titik sampai sebelum Pos Tiga ada warung sederhana yang menjual aneka minuman ringan dan mie rebus. Jadi harus bawa uang tunai, jika ingin membelinya.
Sebelum berangkat wajib registrasi on the spot di BC dengan membeli simaksi Rp 30 ribu per pendaki sudah termasuk asuransi. 
Menurut salah seorang petugas registrasi, harga tersebut berlaku baik untuk pendaki dalam negeri maupun pendaki mancanegara. “Khusus pendaki asing diwajibkan menggunakan pemandu lokal dengan tarif Rp 150 ribu,” terang petugasnya. 
Jam operasi BC mulai pukul 5 pagi sampai 10 malam. Jika pendaki datang kemalaman, bisa menginap di BC yang sudah difasilitasi dengan musala dan toilet.
Dijelaskan pula kalau keberangkatan pendakian dimulai pukul 5 pagi atau selepas salat subuh sampai pukul 5 sore. Tidak diperkenankan solo hiking. Bila mendaki pada malam hari, wajib didampingi pemandu.
Khusus pendaki tektok, waktu keberangkatan pendakian dimulai pukul 5 pagi sampai pukul 11 siang. Juga tidak diperkenankan solo hiking. Durasi tektok dari BC ke puncak dan kembali ke BC sekitar 8 jam, tergantung kondisi fisik dan japennya.

Japen Pulosari memang mudah dilalui pendaki karena sudah tersedia tanda petunjuk arah. Namun buat pendaki yang ingin tektok-an atau nge-camp, kalau dalam small group (kelompok kecil, 2 sampai 5 orang), sebaiknya ada satu orang yang sudah pernah mendaki Pulosari. Jika belum pernah, sebaiknya ikut kelompok pendaki lain yang sudah pernah.

Cara lainnya, bisa mengikuti open trip (OT) yang dibuat oleh tour operator (TO) yang berpengalaman atau punya reputasi bagus.
Setelah registrasi lanjut packing ulang. Barang yang dibawa dititipkan di BC. Selanjutnya mengikuti briefing dari petugas BC.
Sebelum berangkat, sebaiknya sudah sarapan lalu melakukan pemanasan (warming up) untuk peregangan otot agar tidak kaget. Satu lagi jangan lupa berdoa agar diberi kelancaran dan keselamatan.
Waktu memulai pendakian sebaiknya sepagi mungkin, lalu istirahat sejenak di setiap pos. Saat di puncak, jangan terlalu lama. Usai foto-foto dan isama (istirahat, salat zuhur dengan tayamum dan makan logistik yang dibawa), lanjut turun biar tidak kesorean ke kawah. Kalah kesorean sebaiknya tidak usah ke kawah, langsung turun ke BC.
Saat nanjak dan turun, sebaiknya jangan lari. Cukup jalan santai atau jalan cepat saat mendapat bonus (trek datar). 
Perlu diingat, sampah logistik yang dibawa harus dibawa turun kembali dan diserahkan ke petugas di BC. Bila melanggar akan dikenakan sanksi.
Setibanya di BC, bersih-bersih dan salat asar. Kalau mau nyantai sejenak bisa jajan di Kafe Sisi Sungai sambil menunggu waktu magrib. Selepas salat magrib, baru kembali ke rumah.
Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, disarankan tiba di BC sebelum asar karena angkot cuma sampai sore.

Eksplor Objek Lain

Kalau mau lebih santai dan bisa sekaligus eksplor objek lain di sekitar BC, sebaiknya jangan tektok. Pilih nge-camp, berangkat dari BC setelah sarapan, sampai di Pos 3 mendirikan tenda lanjut ke kawah. Perlu diketahui, pendaki yang nge-camp, dilarang mendirikan tenda di puncak dan kawah.
Balik dari kawah, istirahat dan bermalam di tenda. Usahakan tendanya dilapisi fly sheet agar tidak rembes saat turun hujan. Tentu selain tenda, harus pula membawa perlengkapan masak, makan, dan tidur.
Paginya summit attack, selepas subuh. Di puncak setelah foto-foto dan sarapan, langsung turun ke Pos 3 untuk bongkar tenda dan lanjut ke BC. 
Setelah titip barang di BC lalu berenang di kolam renang tak jauh dari BC, tarifnya RP 10 ribu per orang. Bisa juga melihat aktivitas orang berziarah di makam setempat atau nyantai sambil kulineran di kafe atau warung yang ada di sekitar BC.
Kalau ingin mendapatkan suasana yang lebih hening (tidak ramai pendaki), pilih waktu pendakian baik tektok ataupun nge-camp diluar akhir pekan/liburan. Terlebih buat yang suka trail running, kenapa? Supaya ketika ngebut (lari) di japen, lebih leluasa dan tidak sampai mengganggu pendaki lain.
Naskah: Adji TravelPlus , IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id 
Captions:
1. Saya di puncak Gunung Pulosari, Pandeglang.  (foto: adji & adit/rekan pendaki)
2. Suasana di basecamp (BC) Gunung Pulosari via Cihunjuran & tiket simaksi.
3. Kondisi jalur pendakian (japen), salah satu warung & area camp di Pos 3. (foto: adji)
4. Saya di BC, pos 4 , di atas batang pohon di Pos 3 & duduk santai di pohon tumbang sebelum puncak. (foto: nazil & abdul/rekan pendaki)
5. Saya kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Pulosari. (video: adit/rekan pendaki.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top