Di jantung Kalimantan, sebuah gerakan kuliner lintas batas sedang tumbuh, didorong oleh semangat persahabatan, inovasi, dan keinginan untuk merayakan warisan bersama. Underground Dango Club (UDC), kolektif koki revolusioner dari Kuching, Sarawak, baru-baru ini berkolaborasi dengan beberapa tempat makan di Pontianak seperti Ngopi di Aphen, Djaya Kopi Tiam dan The Paws yang hangat dan dinamis di Pontianak.
![]() |
Underground Dango Club, Jembatan Kuliner Kuching Pontianak |
Melalui acara pop-up bertajuk “BREAKING THE BORDER: BTB 2 KUCHING & PONTIANAK,” mereka tidak hanya menyajikan makanan; mereka membangun jembatan budaya, satu gigitan lezat dalam satu waktu.
Lihat postingan ini di Instagram
Kolaborasi epik ini, yang didukung oleh Zass Puravida Event Agency, lebih dari sekadar acara makan malam biasa. Ini adalah perwujudan dari visi Underground Dango Club untuk melihat makanan sebagai bahasa universal yang melampaui batas geografis dan budaya. Dengan latar belakang Ngopidiaphen yang akrab dan bersemangat, serta sentuhan eksperimental dan “nakal” dari masakan UDC, BTB 2 menjadi panggung bagi pertemuan rasa, ide, dan persahabatan yang tulus.
Menerobos Sekat, Filosofi di Balik Underground Dango Club
“Masakan underground, makanan nakal.” Demikianlah Underground Dango Club mendefinisikan pendekatan kuliner mereka. Berakar di Kuching, kolektif ini terdiri dari para koki yang melihat makanan sebagai bentuk ekspresi tanpa batas. Mereka menolak kekakuan tradisi demi kreativitas yang liar dan spontan, menciptakan pengalaman “fun dining” yang kaya akan rasa dan emosi.
![]() |
Makanan Nakal, Underground Dango Club |
Inspirasi nama “Dango” sendiri berasal dari dialek lokal Sarawak, yang membangkitkan gambaran permainan masa kecil yang riang dan tanpa aturan. Pendiri UDC, Greg Gluma dan Ezi Firhan, menciptakan platform ini sebagai wadah bagi para koki untuk tampil layaknya bintang rock di dunia kuliner – berani, inovatif, dan tak gentar dalam bereksperimen dengan rasa dan presentasi.
Bagi UDC, makanan bukan hanya sekadar pengisi perut, melainkan sesuatu yang mampu menggetarkan jiwa dan menghubungkan orang-orang pada tingkat yang paling fundamental.
Visi yang Melampaui Satu Acara, Membangun Komunitas Melalui Makanan
Visi Underground Dango Club jauh melampaui kesuksesan satu acara pop-up. Mereka membayangkan BTB sebagai acara tahunan yang secara konsisten membawa cita rasa Kuching ke Pontianak, sekaligus menjadi katalisator untuk pertukaran kuliner lintas budaya yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi dengan para koki Indonesia, UDC bertujuan untuk berbagi teknik, cerita di balik hidangan, dan kecintaan yang mendalam terhadap dunia gastronomi. Tujuan akhirnya adalah membangun hubungan yang langgeng, yang didasarkan pada pemahaman dan apresiasi bersama terhadap kekayaan kuliner kedua wilayah.
Lebih dari sekadar makanan, UDC berupaya menciptakan pengalaman multi-indera. Setiap acara mereka dirancang untuk memadukan cita rasa yang unik dengan musik yang menggugah dan seni yang menginspirasi, semuanya dalam ruang yang inklusif dan ramah. Bagi UDC, makanan adalah jantung dari sebuah komunitas, dan melalui BTB, mereka ingin merayakan persahabatan lintas batas atas nama warisan Sarawak dan Kalimantan Barat.
BREAKING BORDER, Lebih dari Sekadar Pop-Up Biasa
Frasa “BREAKING BORDER” bukan hanya sekadar nama; ia merangkum esensi dari kolaborasi ini. Ini adalah deklarasi untuk melampaui batasan geografis dan administratif yang seringkali memisahkan komunitas dengan akar budaya yang serupa. Antara Kuching dan Pontianak, terjalin sejarah panjang dan kedekatan budaya yang tak terbantahkan.
Melalui makanan, UDC menghidupkan kembali koneksi ini, merayakan kesamaan sambil tetap menghargai keunikan masing-masing.
Acara BTB 2 menjadi wadah bagi pertemuan yang otentik. Para pengunjung tidak hanya disuguhi hidangan-hidangan inovatif yang memadukan cita rasa Malaysia dan Indonesia, tetapi juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para koki dan pemilik kafe. Cerita di balik setiap hidangan, inspirasi dari warisan budaya, dan semangat kolaborasi menjadi bumbu utama dalam pengalaman kuliner ini.
Melipir ke Breaking the Border 2.0, Ketika Mie Kolok Sarawak Menembus Perbatasan Pontianak
Ini kali kedua Tukang Jalan Jajan, melipir ke Breaking the Border. Underground Dango Club berani meramu cita rasa otentik Sarawak dan membawanya langsung ke Pontianak. Sebuah langkah berani yang patut diacungi jempol.
![]() |
Mie kolok merah, Mie kolok original, Mie tomato krispi, Nasi goreng kornet |
Membawa makanan menembus perbatasan, apalagi cita rasa yang sangat spesifik seperti mie kolok ini, memang seakan menghapus jarak. Sekarang, tanpa perlu terbang jauh, kita bisa menikmati mie kolok merah, mie original, bahkan mie tomato yang legendaris di kalangan warga Kuching.
![]() |
Mie Kolok Original UDC |
Meski sama-sama masuk kategori makanan Peranakan, ada perbedaan rasa yang sangat signifikan antara kuliner Peranakan Sarawak dan Pontianak. Namanya mungkin serupa, tapi eksekusi dan rasa akhirnya sangat jauh berbeda. Semua menu yang disajikan di sini sudah melewati eksperimen panjang untuk mendapatkan rasa yang pas dan otentik.
Mie Kolok Merah yang Memukau
Pilihan pertama saya jatuh pada Mie Kolok Merah yang terlihat sangat ciamik. Tekstur mienya kenyal sempurna, terbalut rapi oleh minyak berbumbu charsiu yang warnanya menggoda. Begitu mienya masuk mulut, ada sensasi rasa yang lekat, dan aromanya pun langsung mengikat. Rasa gurih dan asinnya berpadu dengan nuansa manis yang tipis, menciptakan harmoni yang pas.
![]() |
Mie Kolok Merah |
Toppingnya tak kalah menarik, ayam berselaput bumbu charsiu yang rasanya bold dan kuat. Daging ayamnya tetap empuk dan juicy, apalagi ditambah irisan sawi asin yang memberikan sentuhan asam segar. Tak lupa, bawang merah goreng dan daun bawang yang semakin memperkaya rasa. Rasanya, ini adalah perpaduan yang sangat berbeda dari mie Peranakan yang biasa kita temui. Die Die Must Try!
Citarasa Lain yang Tak Kalah Menggugah Selera
Bagi yang lebih suka rasa klasik, Mie Kolok original bisa jadi pilihan. Citarasanya lebih dominan asin gurih dengan topping ayam cincang dan jamur yang membuat teksturnya lebih kaya. Uniknya, di sini juga ditambahkan daun cangkok manis rebus sebagai pelengkap.
![]() |
Mie Kolok Original. |
Ada juga Mie Tomato Krispi, salah satu makanan klasik Peranakan yang cukup sulit ditemui di Kuching, apalagi yang halal. @undergrounddangoclub mengadopsi konsep yang lebih sesuai dengan lidah Pontianak dengan kuah yang lebih kental. Rasanya pun lebih bold, dengan perpaduan asam manis yang diselimuti gurih.
![]() |
Mee Tomato Crispy |
Mie yang renyah disiram kuah kental dengan potongan bakso ikan, kue ikan, daun cangkok manis, dan jamur shitake. Perpaduan tekstur ini sungguh memanjakan lidah, beradu padu dengan semua rasa yang ada. This is sooooo yammmmieeeeh.
![]() |
Nasi Goreng Kornet |
Selain menu mie, ada Nasi Goreng Kornet yang jadi signature dish mereka. Saya merasa ada yang unik dari nasi goreng ini. Mereka menggunakan mustard buatan sendiri yang rasanya spesifik, asam, dan menyegarkan.
Semua hidangan ini bisa dipadukan dengan chili oil dari @djaya.kopitiam. Rasanya cakep banget karena rempahnya terasa sangat kuat dan infuse dengan sempurna.
Ditunggu Breaking the Border jilid 3. Jabat Tangan Budaya Lintas Batas
“Jabat tangan budaya lintas batas” adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan dampak dari kolaborasi ini. Melalui BTB 2, Underground Dango Club tidak hanya memperkenalkan cita rasa baru kepada para pengunjung, tetapi juga membuka jendela kebudayaan masing-masing. Bahan-bahan lokal dari kedua wilayah dipadukan dengan teknik memasak yang unik, menciptakan harmoni rasa yang melambangkan persatuan dalam keberagaman.
![]() |
Kopi C Peng dan Teh C Peng |
Lebih dari itu, acara ini juga menjadi platform untuk pertukaran ide dan pengetahuan di antara para pelaku industri kuliner di Kuching dan Pontianak. Diskusi informal, berbagi pengalaman, dan kolaborasi di dapur menjadi jembatan yang mempererat hubungan profesional dan personal. Diharapkan, inisiatif seperti ini akan terus tumbuh dan menginspirasi lebih banyak lagi kolaborasi lintas batas di masa depan.
Masa Depan yang Cerah, Melanjutkan Tradisi Kolaborasi
Keberhasilan “BREAKING THE BORDER: BTB 2” menjadi fondasi yang kuat untuk kolaborasi yang berkelanjutan antara Underground Dango Club dan Ngopidiaphen. Visi UDC untuk menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan adalah langkah yang menjanjikan dalam mempererat hubungan kuliner antara Kuching dan Pontianak. Dengan setiap edisi BTB, diharapkan akan muncul inovasi-inovasi baru dalam cita rasa, teknik memasak, dan konsep “fun dining” yang menjadi ciri khas UDC.
![]() |
Mie kolok merah UDC |
Selain itu, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi UDC untuk menjalin kemitraan dengan lebih banyak lagi koki dan pelaku industri kuliner di Indonesia. Pertukaran budaya melalui makanan tidak hanya memperkaya khazanah kuliner kedua negara, tetapi juga memperkuat ikatan persahabatan dan pemahaman antar masyarakat.
Semangat “Breaking the Border” yang diusung oleh UDC adalah contoh inspiratif tentang bagaimana kreativitas, kolaborasi, dan kecintaan pada makanan dapat melampaui segala batasan dan menyatukan kita semua. Mari terus dukung inisiatif-inisiatif seperti ini dan rayakan keberagaman kuliner yang kita miliki.Selamat makan dan salam yumces!

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.