![]() |
Pemandangan dari atas Canada Hill, Miri, Sarawak |
![]() |
Melihat Miri dari Atas Canada Hill, Sarawak |
Perjalanan berikutnya pukul 8 malam dari Kuching menuju Miri. Suasana masih sedikit mendung dan beberapa kali kilatan petir di angkasa terlihat jelas dari jendela kaca bandara. Saya menggunakan pesawat berbaling-baling untuk menuju Miri. Saat panggilan boarding bergema, kaki bergegas masuk ke pesawat, agak berdegup namun semangat untuk berpetualang mengalahkan segalanya. Selama di pesawat saya mencoba untuk menenangkan diri, beberapa kilatan petir terlihat di jendela pesawat namun tidak saya rasakan turbulensi hingga pesawat mendarat.
![]() |
Miri Malam hari |
Pukul 09.45 malam saya mendarat selamat di bandara Miri. Ini adalah penerbangan terakhir,bandara sudah sepi, saya melewati lorong bandara. Pesawat sepertinya langsung masuk ke Apron untuk persiapan penerbangan esok hari. Saya bergegas menuju pool taksi dan membeli voucher untuk menuju hotel yang sudah saya pesan. Taksi di Miri boleh dikatakan paling mahal di dataran Malaysia apalagi pada saat malam hari. 60 ringgit untuk menuju kota. Kota ini sudah mati dibeberapa titik hanya tinggal beberapa jalan yang sederetnya dipenuhi pub dan cafe. Tidak banyak lokasi seperti ini di Miri
![]() |
Melihat Miri dari Atas Canada Hill, Sarawak |
![]() |
Pengunjung menikmati Miri di Malam Hari |
Terasa agak aneh itulah yang ada di benak saya, sederetan pub sang saling berdekatan dan remang-remang. Pintunya terbuka sehingga musik tembus hingga keluar. Ada beberapa meja yang diletakkan diluar dan menggunakan penerangan dari lampu minyak. Beberapa pelayan diluar dan berusaha mengajak tamu yang lewat untuk masuk. Berbeda terbalik dengan di Indonesia yang berada dalam lokasi tertutup dan nyaris tidak ada suara yang dapat keluar.
![]() |
Grand Old Lady Miri |
Kaki terus melangkah karena rasa penasaran, sayup-sayup saya mendengar lagu dangdut yang berkumandang, Lagu ini saya kenal! Keong Racun! Mata saya langsung jelalatan, telinga saya berusaha mencari asal suara. Diantara banyaknya Pub dan Restoran mata saya tertuju pada sebuah Bar Karaoke. Wow! Suara lagunya menembus keluar dan membahana. Padahal saya pikir awalnya ada konser dangdut dilapangan terbuka karena lagunya kencang sekali. Lagu Indonesia terbilang laris di Miri, tak lama lagu Cita citata dan Tegar berlanjut terdengar sambung menyambung. Wajar saja, dari data statistik BPS provinsi Kalimantan Barat, Miri menduduki rangking pertama TKI asal Kalimantan Barat.
![]() |
Miri di siang hari |
Sebenarnya saya masih penasaran. Tapi saya sudah terlalu lelah berjalan Kembali menuju taksi sembari berbincang dengan supir taksi. Saya bertanya mengapa tempat seperti ini bisa ramai. Supir taksi hanya tersenyum sembari menjelaskan bahwa sebenarnya yang paling banyak datang kesana justru warga Brunai dan ekspatriat yang bekerja di perusahaan minyak di beberapa pulau seperti Labuan. Saat akhir minggu, bisa dipastikan seluruh hotel, pub, dan restoran akan penuh di kunjungi. Ia lalu menunjuk sebuah Mall yang super megah, Permaisuri mall. “Orang Brunai itu kaya-kaya, orang puteh yang kerja minya’ pon banyak duet. Mereke habiskan kat sini. You lihat itu mall? Semua brand mahal semua ada”. Demikian supir taksi itu menjelaskan sambil tertawa.
![]() |
Miri di siang hari |
Saya salut, dengan penduduk hanya 350.000 jiwa, kota Miri menjadi kota terbesar ke dua di Sarawak. Perkembangan ekonominya boleh di bilang berkembang pesat. Bayangkan saja, 80% bangunan di Miri adalah hotel, beberapa bertaraf Internasional dan berbintang 5. Saya takjub dengan kota ini.
![](https://exooi.com/wp-content/uploads/2024/10/exooi_logo.png)
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.