Jawabannya karena camping ground (campground) yang berada di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini mengusung konsep campsite ramah keluarga dan anak.
Oleh karenanya campsite yang juga menyediakan paket glamping (glamour camping) ini berkomitmen untuk menjaga kenyamanan tamu/camper dengan menerapkan beberapa peraturan untuk kenyamanan bersama, salah satunya dengan pemberlakukan jam tenang tersebut.
Di dalam katalog Annapurna Campsite dijelaskan camper dilarang berisik/main gitar/musik/nyanyi dan sebagainya pada masa jam tenang. Bila masih membuat keributan maka alat musiknya akan disita dengan paksa oleh pihak Annapurna Campsite. Bahkan di dalam tenda tertera satu kertas HVS berwarna putih yang di-laminating bertuliskan: “PERHATIAN!, Dilarang Membawa Speaker Besar dan Maximal Keramaian di Jam 22:00. Kami akan Menyita Speaker tersebut Jika Tidak Mematuhi”.
Usai ikut survei dengan tim panitia Jambore 45 Tahun TAPAL beberapa waktu lalu, saya dari TravelPlus Indonesia yang bertugas sebagai sie dokumentasi dan publikasi menelaah lebih jauh bahwa jam tenang itu bukan sekadar rules yang sesuai konsep yang diusung Annapurna Campsite, ternyata punya beberapa keuntungan buat camper yang mengindahkannya.
Sekurangnya ada tiga keuntungannya. Pertama, menanamkan kedisplinan. Dengan mematuhi aturan tersebut berarti sebagai camper, kita sudah menumbuhkan sikap disiplin dan tidak egois mengingat masing-masing campground atau campsite itu punya konsep dan rules yang berbeda-beda.
Keuntungan kedua, camper mempunyai waktu istirahat yang cukup agar keesokan harinya bisa bangun dini hari (minimal tidak kesiangan salat subuh) dan fisiknya jadi lebih siap untuk melakukan outdoor activity berikutnya seperti treking ke Curug Cibogo, dan lainnya.
Terakhir atau keuntungan ketiga dari pemberlakukan jam tenang di Annapurna Campsite, buat camper yang tidak biasa tidur malam cepat atau biasa begadang maupun yang belum bisa tidur, tetap bisa melakukan kegiatan ringan yang bermanfaat dan berkesan namun dan tidak sampai bikin gaduh (ingar bingar) selama jam tenang.
Apa saja kegiatannya? Jawabannya banyak, antara lain memasak panganan gorengan seperti tempe, kentang, sosis, dan pisang atau bermacam rebusan jagung, pisang, ubi, dan singkong serta aneka minuman hangat seperti teh, kopi, wedang jahe, dan lainnya untuk mengusir dingin dan lapar malam serta sekaligus sebagai “amunisi” buat teman ngobrol santuy dan tenang.
Jika tiap tenda memasak gorengan/rebusan itu berbeda-beda bahan dan kemudian saling berbagi/bertukar antar satu kelompok tenda dengan kelompok tenda lain tentu akan membuahkan kebersamaan yang lebih guyub.
Apalagi kalau aktivitas memasak tersebut diabadikan (difoto dan divideokan) secara detail, kemudian diracik (di-edit) sedemikian rupa menjadi konten video, tentu akan menjadi salah satu dokumentasi kegiatan jambore yang berkesan.
Tapi yang perlu diingat, bahan-bahan mentahnya beserta bumbunya, harus dibawa/disiapkan sendiri atau bisa dengan cara gotong royong sesama penghuni satu tenda. Begitupun kalau mau buat aneka minuman seperti tersebut di atas. Harus bawa sendiri bahan-bahannya termasuk gula puth/gula batunya.
Misalnya kalau mau masak tempe goreng tepung yang rencananya akan saya lakukan untuk mengisi jam tenang di Annapurna Campsite saat Jambore 45 Tahun TAPAL nanti, saya akan membawa sekitar 3 balok tempe, 1 kantong tepung terigu, 3 bumbu racik sa-chetan, garam dapur, daun bawang (opitional), dan satu kantong minyak goreng.
Adapun peralatan masak dan makannya untuk tenda isi 4 orang sudah disediakan oleh Annapurna Campsite seperti 1 kompor gas, 1 gas portable, 1 panci, 1 wajan penggorengan, 1 teko, 4 sendok makan, 4 garpu, 4 piring, 4 mangkok, 4 gelas, 1 meja portable, dan 4 kursi camping serta 1 lampu portable dan 1 kabel roll sebagai penerang. Kalau alat masaknya, terutama kompor gas, gas, dan wajannya dirasa tidak cukup, bisa bawa sendiri buat tambahan biar cepat proses memasaknya.
Hal lain yang perlu camper perhatikan, aktivitas memasak di jam tenang itu jangan dilakukan di dalam tenda. Sebaiknya dilakukan di atas meja portable, agak jauh dari luar tenda, sambil duduk-duduk di kursi camping untuk mencegah tenda terkena percikan api/minyak goreng panas dan lainnya.
Kiat/kegiatan jitu lainnya, mendengarkan musik favorit dengan volume rendah atau cukup dengan menggunakan earphone.
Pilihan lain, membaca tulisan/artikel/buku yang menarik perhatian dan belum sempat dibaca. Bisa juga mengisinya dengan kegiatan bermuatan religi seperti tadarusan, zikiran dan atau salawatan dengan suara rendah.
Intinya apapun kegiatan yang dilakukan untuk mengisi jam tenang, jangan sampai menimbulkan kegaduhan atau mengganggu penghuni satu tenda apalagi tenda lain, sekalipun itu masih dalam satu grup/kelompok.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & tiktok @faktawisata.id
Captions:
1. Satu kertas peraturan yang harus diperhatikan camper terkait jam/waktu tenang di Annapurna Campsite.
2. Suasana Annapurna Campsite sore hari.
3. Ini beberapa contoh kegiatan pengisi jam tenang (memasak, makan, ngobrol santuy, dan diabadikan/didokumentasikan) yang dilakukan tim survei awal untuk Jambore 45 Tahun TAPAL di Megamendung, September 2024. (dok. tim survei awal)