Tim pendaki yang berasal dari berbagai daerah itu terdiri atas Fitriani asal Aceh yang mewakili komunitas Pidie Adventure, Belli Bel Fatjeri juga dari Aceh, Alfin Ardiansyah (Palembang), A Vepriya (Lampung), Risky Ridha Syamza (Bekasi) dan Panca Sunu P asal Bogor.
Mereka didampingi 2 pemandu gunung berpengalaman dari Resor Kedah, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Abdul Rahman dan Maisar. Kedua guide itu ditunjuk oleh pihak TNGL untuk menemani/memandu pendakian mereka.
Pendakian dimulai pada tanggal 20 Januari 2025 lalu dan berhasil mereka tempuh dalam waktu 10 malam 11 hari, tepatnya tanggal 30 Januari 2025, pukul 18.40 WIB.
Mereka melakukan pendakian melalui jalur pendakian (japen) Khansa yang masa pendakian normalnya memakan waktu 12 hari.
Sehari sebelum keberangkatan, tim tiba dan berkumpul di Resor Kedah atau basecamp (BC) pendakian yang berada di Gampong Penosan Sepakat, Kecamatan Keudah, Kabupaten Gayo Lues.
Semua perlengkapan dan logistik mereka siapkan di BC Keudah, dibantu dan diarahkan oleh dua pemandu sebagaimana tersebut di atas.
Adapun tiga puncak yang berhasil mereka gapai adalah Puncak Loser yang berketinggian 3404 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Puncak Leuser (3145 Mdpl), dan Puncak Tanpa Nama (3455 Mdpl).
Menurut Fitriani, satu-satunya perempuan dalam tim pendakian itu, semula mereka berencana menggapai puncak Tanpa Nama terlebih dahulu mengingat puncak tersebut berbeda punggungan dengan puncak Loser dan Leuser.
Namun sewaktu tiba di simpang puncak Tanpa Nama pada hari keenam, mereka berdiskusi soal keefisiensi-annya.
“Akhirnya kami memutuskan untuk menggapai puncak Loser lebih dahulu, kemudian lanjut ke puncak Leuser yang berada bersebelahan dengan jarak tempuh lebih kurang lebih 4 jam lagi,” terangnya kepada TravelPlus Indonesia, Senin (3/2/2025).
Untuk menggapai puncak Loser dan Leuser, lanjut Fitriani, mereka bermalam di camp Lapangan Bola. “Besoknya kami kembali ke simpang Tanpa Nama untuk menuju puncak Tanpa Nama,” ungkapnya.
Apa saja yang mereka temukan sepanjang pendakian? Menurut Fitriani yang pernah menjadi anggota mahasiswa pencinta alam (Mapala) Jabal Everest Unigha Sigli, mulai dari hari pertama sampai hari kelima mereka harus menapaki tanjakan terjal dan turunan curam. “Terjal dan curamnya bukan hanya di hutan rimba, pun sama saat memasuki hutan lumut,” terangnya.
Saat memasuki hutan lumut pada hari kedua, mereka terpesona dengan keindahan yang ditawarkan seperti dalam film – film animasi.”Tapi di Leuser itu nyata,” ungkap Fitriani.
Selain hutan lumut yang begitu memesona, sambung Fitriani, Leuser juga menyajikan aliran sungai yang menantang diseberangi, keindahan savana dengan rumput-rumput yang unik, kantung semar yang tumbuh sembarangan di hamparan tanah, dan anggrek yang beragam jenis.
Diikuti si-Belang
Pada hari kedelapan menuju puncak Tanpa Nama dari camp Lapangan Bola, mereka diberitahu oleh guide bahwa kemarin atau pada hari ketujuh saat menuju camp Lapangan Bola, mereka diikuti oleh si-Belang alias Harimau Sumatra.
“Si-Belang oleh orang Gayo Aceh biasa disebut Nenek. Dan kami melihat langsung jejaknya di jalur yang kami lewati,” ungkap Fitriani yang dalam pendakian menapaki puncak pegunungan Leuser kali ini mendapat dukungan dari Pemkab Pidie dan keberangkatannya pun dilepas oleh PJ Bupati Pidie, Samsul Azhar.
Bagi Fitriani, menggapai tiga puncak Pegunungan Leuser merupakan mimpi besar yang akhirnya menjadi kenyataan setelah tahun lalu gagal.
“Tantangan dalam pendakian Leuser ini luar biasa, mulai dari fisik mental dan hal-hal tak terduga lainnya. Alhamdulillah, akhirnya tergapai juga,” pungkasnya.
Naskah: Adji TravelPlus , IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id (sumber dari Fitriani)
Captions:
1. Berfoto bersama di tiga puncak pegunungan Leuser. (foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser)
2. Menyeberangi sungai. (foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser)
3. Salah satu trek berpanorama indah. (foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser)
4. Di puncak Tanpa Nama, tertinggi di pegunungan Leuser. (foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser)
5. Trek turunan curam dan jejak si-Belang. (foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser)
6. Fitriani, satu2nya perempuan dalam tim pendakian tiga puncak pegunungan Leuser.
(foto dok.: Jeri/tim pendakian Leuser & Pidie Adventure)