Lalu kenapa pula saya sebut itu justru anugerah? Sebelum saya menjawabnya, ada baiknya kita pahami satu persatu makna kata-kata kunci dalam judul tulisan ini yakni hiking, Curug Cibogo, lansia, dan anugerah.
Mungkin ada yang bertanya kenapa saya menggunakan kata hiking bukan trekking?
Jawabannya meskipun kedua kata itu sama-sama merujuk pada kegiatan di alam terbuka (outdoor activity) atau lebih tepatnya olahraga diluar ruangan (outdoor sport), sama-sama menikmati pemandangan alam yang indah dan udara segar, dan sama-sama bermanfaat meningkatkan kesehatan mental dan fisik terutama menyehatkan tulang dan menguatkan otot kaki serta menurunkan risiko penyakit jantung dan hipertensi namun ternyata masing-masing ada perbedaannya bila dilihat dari sisi jarak dan waktu tempuhnya, kondisi jalur dan medannya, tujuan, perlengkapan, dan lainnya.
Hiking berasal dari kata berbahasa Inggris ‘to hike’ yang berarti berjalan kaki, mendaki, atau menjelajah.
Pengertian hiking secara umum adalah aktivitas berjalan kaki di alam terbuka baik perorangan maupun kelompok kecil ataupun besar lewat jalur yang sudah ada di perbukitan, pegunungan, dan daerah pedesaan dalam durasi setengah hari atau sehari penuh dengan tujuan rekreasi, menyegarkan/menjernihkan pikiran, dan atau senang-senang.
Perlengkapan yang dibutuhkan pun terbilang simple seperti sepatu, kaos kaki dan pakaian yang nyaman, ransel kecil untuk memuat makanan/minuman ringan, HP, dan handuk kecil. Contohnya seperti hiking Curug Cibogo yang dilakukan sejumlah peserta Jambore 45 Tahun TAPAL pada Sabtu (17/5/25) pagi.
Adapun trekking berasal dari kata ‘trek’ yang berarti berjalan kaki dengan rute panjang dan melelahkan.
Pengertian trekking secara umum adalah perjalanan di alam liar dengan berjalan kaki yang jaraknya lebih jauh dan sulit melalui jalur-jalur yang belum atau jarang orang lalui dengan medan yang beragam seperti pegunungan, hutan, sungai, dan daerah terpencil dalam waktu berhari-hari dan dengan tujuan tertentu seperti pendataan dan atau mencari makna spiritual.
Selain membutuhkan keterampilan navigasi dan orientasi yang baik, juga perlengkapan yang lebih banyak seperti ransel yang jauh lebih besar 50-60 liter untuk memuat beberapa pakaian ganti, bermacam logistik sesuai durasi perjalanan, tenda, sleeping bag, matras, peralatan masak dan makan, sepatu trekking yang kuat dan nyaman, kaos kaki cadangan, senter, obat-obatan dan lainnya.
***
Curug Cibogo berasal dari dua kata yakni curug (bahasa Sunda) yang berarti air terjun dan Cibogo nama curug tersebut.
Lokasinya terletak di Kampung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekitar 30 menit – 1 jam berjalan kaki dari bumi perkemahan (camping ground) Annapurna Campsite, tempat perayaan 45 tahun TAPAL yaitu organisasi mahasiswa pencinta alam (Ompa) yang berbasis di Jakarta.
Sebagai tempat wisata alam, Curug Cibogo punya keistimewaan tersendiri lantaran berada di zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Untuk menikmati curug yang memiliki kolam alami ini, pengunjung dikenakan harga tiket masuk (HTM) Rp 25 ribu per orang yang dapat dibeli langsung di loket tiket di sebelah kiri depan pintu gerbangnya.
Buat pengunjung yang merasa tidak mampu melakukan hiking, bisa menggunakan jasa ojek sepeda motor Rp 50 ribu per orang atau naik ATV Rp 125 ribu per orang sampai di batas akhir kendaraan. Selanjutnya berjalan kaki dengan rute menanjak melewati aliran air jernih yang bersumber dari curug tersebut.
Aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di Curug Cibogo antara lain berenang, mandi, berbasah ria di kolam alami dekat tumpahan curugnya, berfoto bareng atau bervideo bareng, serta duduk-duduk santai sambil menikmati kesegaran air terjun, udara sejuk, dan bekal yang dibawa. Kalau tidak bawa bekal makanan/minuman, pengunjung bisa membelinya di warung yang ada di dekat loket penjualan tiket dan di batas terakhir kendaraan ojek/ATV.
Kalau ingin mendapatkan vibes yang sepi, sebaiknya memilih waktu kunjungan ke Curug Cibogo pas hari kerja (week day), bukan akhir pekan (weekend). Pengunjung bisa bawa kendaraan sendiri baik mobil ataupun motor sampai ke parkiran loket tiket.
***
Lansia menurut WHO adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. WHO mengelompokkan lansia menjadi lansia muda (60-69 tahun), lansia madya (70-79 tahun), dan lansia tua (80 tahun ke atas).
Bila dikaitkan dengan peserta Jambore 45 Tahun TAPAL yang ikut hiking Curug Cibogo, usianya dominan masuk lansia muda (60-69 tahun) dan dibawahnya usia jelang senja (50 tahun ke atas). Hanya satu orang peserta yang masih terbilang muda, Dhito yang belum genap 30 tahun.
***
Anugerah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti karunia (dari Tuhan). Bila dihubungkan dengan judul tulisan ini berarti hiking Curug Cibogo bareng lansia itu karunia dari Tuhan.
Saya sebut anugerah karena banyak manfaat yang saya dapat. Manfaat yang pertama, menjadi lebih sabar.
Kesabaran saya diuji di sini lantaran harus menurunkan ritme langkah untuk tidak bergerak cepat-cepat dan harus rela menjadi sweeper atau panitia yang bertugas menjaga peserta yang berjalan paling belakang.
Mengingat saya dalam kepanitiaan Jambore 45 Tahun TAPAL bertugas sebagai seksi dokumentasi dan publikasi, sesekali saya harus berjalan cepat ke tengah untuk mengabadikan (memotret dan atau memvideokan) beberapa peserta.
Manfaat lainnya, saya bisa mendengarkan masukan, pendapat, petuah, curahan hati (curhat), dan atau pertanyaan dari peserta lansia terkait hiking dan lainnya.
“Mas adji, padahal saya di rumah rajin olahraga jalan kaki tapi kenapa hiking Curug Cibogo saya agak kewalahan ya?”. Begitu isi pertanyaan dari salah satu peserta lansia.
“Ibu jalan kakinya jangan hanya di jalan atau setapak yang datar. Harus diselingi di jalan yang menanjak, menurun, berbatu (bukan beraspal mulus) agar nanti tidak kaget saat bertemu jalur seperti ini saat hiking,” jelas saya.
“Oh begitu ya mas. Jadi medan jalannya paling tidak yang mirip dengan kontur jalur pendakian ke curug atau ke gunung ya. Makasih mas masukannya. Nanti saya coba terapkan,” balas ibu tersebut.
Ada satu lagi manfaat yang saya peroleh dengan membawa rombongan yang didominasi lansia hiking Curug Cibogo, yaitu jadi lebih bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bertemu, berkenalan, dan berjalan kaki bersama mereka yang usianya rata-rata jauh lebih tua dari saya dan patut saya panggil ‘ibu, bapak’ dan atau yang lebih tua dari saya beberapa tahun sehingga pantas pula saya sebut ‘kakak/abang/mas’ sehingga saya merasakan mendapatkan banyak orang tua dan kakak di alam.
Bersyukur pula karena akhirnya semua peserta sampai di Curug Cibogo tanpa ada yang sakit atau mengalami cidera walaupun beberapa di antaranya pergerakannya sangat lamban namun memiliki mental yang tangguh hingga sampai juga ke curug, alhamdulillah.
Kalau nanti Anda berniat membawa rombongan yang pesertanya dominan lansia hiking Curug Cibogo, berikut 10 tipsnya.
1. Lakukan pemanasan (warming up) sebelum hiking seperti senam atau stretching atau peregangan otot agar fisik tidak kaget.
2. Sebaiknya dilakukan pagi hari setelah sarapan karena matahari pagi sangat bagus buat kesehatan kulit
3. Mengenakan sepatu dan pakaian yang nyaman.
4. Membawa bekal jangan berlebihan, cukup ransel kecil untuk memuat makanan/minuman ringan, pakaian ganti buat yang ingin mandi/berenang/berbasah ria, jas hujan/ponco, handuk kecil, HP, dan dompet serta uang tunai untuk membeli tiket masuk atau jajan di warung-warung setempat).
5. Berdoa terlebih dahulu sebelum start hiking memohon kelancaran, kemudahan, keselamatan, dan cuaca bersahabat.
6. Kalau pesertanya banyak belasan atau bahkan puluhan sebaiknya ada panitia yang bertugas sebagai leader dibagian depan sekaligus sebagai pemandu, petugas P3K (biasanya ditempatkan di tengah-tengah), dan sweeper yang berada paling belakang.
7. Berjalan dengan santai ikuti irama langkah peserta lansia yang pergerakannya paling lamban.
8. Bila ada peserta yang tidak kuat hiking dari pintu gerbang, sebaiknya menggunakan ojek sepeda motor ataupun ATV.
9. Mengobrol santai dengan mereka atau menjawab pertanyaan mereka dengan santun.
10. Tak lupa bersyukur, alhamdulillah bila semua peserta sampai ke Curug Cibogo dan kembali dengan selamat.
Semoga bermanfaat 🙏.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Manbar (mandi bareng) di kolam alami Curug Cibogo.
2. Pintu gerbang Curug Cibogo.
3. Loket tiket Curug Cibogo.
4. Fotbar (fotbar) dijepret Dhito fotografer sekaligus peserta paling muda.
5. Fotbar di dekat aliran sungai.
6. Plang larangan yang tidak boleh dilakukan pengunjung.
7. Bukti kalau Curug Cibogo masuk zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
8. Fotbar di depan Curug Cibogo.
9. Mejbar (mejeng bareng) di jembatan.
19. Tetap bersemangat muda
11. Adnan berbincang dengan pengunjung.
12. Setia dan sabar mendampingi ibu.
13. Lanjut siap naik ATV.
14. Vidbar (video bareng) di depan kolam alami Curug Cibogo.
15. Fotbar di depan Curug Cibogo.