dulu, saya selalu menyukai jalan Braga. Jejak-jejak masa lalu cukup
terasa saat datang ke kawasan ini. Berbagai bangunan bergaya art deco,
baik yang terawat atau tidak menjadi salah satu alasan saya untuk
kembali ke sana. Beberapa kali saya foto-foto di sana dengan para
sahabat saat masih SMA. Ketika sudah menikah, saya pun kembali
berfoto-foto di sana dengan keluarga termasuk anak-anak.
Saat saya masih SMA, Braga tidak seramai sekarang. Kesannya seperti
hidup segan mati tak mau. Berbagai bangunan tua masih berdiri dengan
megah. Tetapi, dengan kondisi yang tidak terawat. Gedung-gedung
tersebut seolah-olah hendak bercerita kalau pada masa Hindia Belanda,
daerah tersebut pernah berjaya dan menjadi salah satu pusat
keramaian.
Dari beberapa sumber yang saya dapatkan melalui internet, membahas
kejayaan jalan Braga tidak lepas dari cerita tentang toko kelontong
bernama de Vries. Adreas de Vries adalah seorang warga negara Belanda
yang datang ke Bandung pada tahun 1899. Sebagai warga Eropa ke-1500
yang datang ke Bandung, dia mendirikan toko de Vries. Toko ini menjual
berbagai macam kebutuhan. Ya bisa dikatakan udah kayak mall pada masa
itu.
Toko de Vries ini lah yang menjadi cikal bakal kejayaan jalan Braga
dan sekitarnya. Bank, hotel, toko, hingga restoran pun mulai berdiri
di kawasan ini. Jalan Braga menjadi semakin populer sebagai kawasan
elite pada kurun waktu tahun 1920-1930. Wali kota Bandung pada saat
itu, B. Coops, memang menginginkan kawasan Braga sebagai pusat
perbelanjaan elite dengan gaya Eropa.
[Silakan baca:
Lebaran di Hotel El Royale (D/H Hotel Grand Royal Panghegar),
Bandung]
Maison Bogerijen, Braga Permai Tempo Dulu
Setelah sempat berjaya, kemudian meredup, kini kawasan Braga kembali
ramai. Bahkan sangat ramai. Seingat saya, saat masih SMA masih bisa
bebas berfoto bahkan di tengah jalan sekalipun karena sepi. Sekarang
mah boro-boro, kawasan Braga dan sekitarnya sudah macet banget. Saya
pernah cerita juga di postingan mudik lebaran lalu, buat bisa masuk ke
hotel aja lama banget karena kena macet. Padahal hotel udah di depan
mata. 😅
[Silakan baca:
Sepanjang Jalan Braga]
Beberapa bangunan modern mulai ada di Braga. Bercampur dengan
beberapa bangunan klasik yang masih tetap berdiri. Bangunan-bangunan
klasik yang masih berdiri sudah banyak yang berubah fungsi, termasuk
de Vries. Setelah sempat terbengkalai sekian lama, bangunan ini
sekarang menjadi bank. Hanya segelintir bangunan klasik yang isinya
masih bertahan. Salah satunya adalah restoran Braga Permai.
Walaupun tidak sekinclong gedung-gedung sekitarnya, bentuk resto ini
tetap terlihat klasik. Tetapi, sebetulnya bangunan aslinya tidak
seperti itu. Braga Permai tadinya bernama Maison Bogerijen. Maison
dalam bahasa Perancis artinya rumah. Sedangkan Bogerijen adalah nama
belakang dari pemilik resto ini yaitu L. van Bogerijen.
Ada lambang kerajaan Belanda pada bangunan aslinya. Ratu Belanda pada
saat itu langsung menyetujui pembangunan resto ini. Bahkan kabarnya
Maison Bogerijen menjadi satu-satunya resto di luar Belanda yang
mendapatkan izin menyajikan kue khas kerajaan yaitu Koningin Emma
Taart dan Wilhelmina Taart. Berada di kawasan elite jalan Braga, resto
ini menjadi tempat bersantap anggota kerajaan dan gubernur Hindia
Belanda pada saat itu.
Ada sumber yang mengatakan kalau Maison Bogerijen mengalami kebakaran
pada era tahun 60-an. Tetapi, ada juga yang mengatakan bangunan
aslinya memang sengaja dirombak. Entah mana yang benar, tetapi pada
masa itu Presiden Soekarno memiliki sikap anti kolonialisme. Akibatnya
nama Maison Bogerijen pun berubah menjadi Braga Permai.
[Silakan baca:
Nostalgia Megaria]
Berbagai Kuliner Klasik di Braga Permai
Meskipun bangunannya sudah tidak seperti aslinya, suasana jadul masih
cukup terasa saat kami masuk ke resto ini. Foto-foto zaman dahulu
terlihat dipajang di dinding. Meja-meja yang tertata rapi dengan
taplak, peralatan makan dan minum, serta serbet.
[Silakan baca:
Wiki Koffie, Kongkow Hemat dan Asik di Sudut Braga]
Dengan sigap pramusaji segera memberikan buku menu yang lumayan
tebal. Pilihan makanan di Braga Permai memang lumayan banyak. Tidak
hanya menu western, makanan Indonesia juga ada. Di bagian depan buku
menu juga ada beberapa lembar tentang sejarah Braga Permai. Sayangnya
kenapa backgroundnya harus garis-garis, sih. Bikin saya agak puyeng
bacanya. 😂
Sambil menunggu makanan pesanan kami datang, pramusaji menyajikan
sekeranjang kecil roti dan mengisi gelas-gelas di hadapan kami dengan
air putih. Untuk air putih, kami bisa minta refill secara gratis.
Nanti pramusaji akan menuangkan ke gelas.
Roti tinggal segini, baru keingetan buat difoto 😅
Kami tidak menyangka kalau di sini akan ada makanan compliment. Udah
gitu lumayan bervariasi pula roti-rotinya. Makanya saya sempat gak
keingetan untuk fotoin itu roti-roti. Setelah dimakan sebagian, baru
nyadar buat difoto hehehe. Lumayan banget deh buat cemal-cemil sambil
menunggu makanan yang dipesan datang. Rasa rotinya pun enak.
1. Pina Apel Bit (Jus Kesehatan terdiri dari nanas, apel, dan bit), IDR25K
2. Pinky Float, IDR28,5K
3. Bubble Grape (Grape juice, Lime, Sprite, Bubble, dan Selasih),
IDR34,5K
Makanan pesanan kami pun datang. Platingnya biasa banget. Gak seperti
kuliner zaman sekarang yang instagramable. Side dish untuk steak juga
standar banget dengan saus barbeque. Tetapi, makanan yang kami pesan
rasanya enak. Malah senang kan ya kalau rasanya enak.
[Silakan baca:
Sejuta Rasa di Rasa Bakery & Cafe]
Mahal atau murah memang relatif. Setiap orang memiliki pendapat yang
berbeda. Tetapi, bagi saya harga di sini termasuk biasa aja, Memang
yang saya tulis ini adalah harga tahun 2016. *Yup! Kami ke sana pada
tahun 2016. Saya baru sempat menuliskan sekarang. 😁* Saya gak tau
berapa harga makanan ini sekarang. Mungkin sudah mengalami
kenaikan.
Tetapi, yang juga harus dicatat adalah porsi makanan di sini lumayan
besar. Mungkin karena tamu di sini kebanyakan bule. Kayaknya porsinya
menyesuaikan dengan mereka. Jadi, dengan tamu yang mayoritas bule dan
porsi makanannya juga lumayan besar, menurut saya masih cukup
bersahabat, lah.
Kami datang bertiga. Saya, suami, dan Keke. Nai gak mau ikut karena
pengen main sama sepupunya. Kalau Nai ikut, saya yakin dia gak akan
sanggup menghabiskan 1 porsi. Memang lumayan banyak, sih. Tetapi, saya
bahagia banget melihat Keke sanggup menghabiskan steak pesanannya. 500
gram lho steak di sana per porsinya.
Kalau lagi sehat, Keke memang banyak makannya. Tetapi, saat itu dia
baru sembuh banget dari typus. Berat badannya susut sampai sekitar 10
kg. Nafsu makannya belum bagus meskipun sudah mulai mau makan. Makanya
saat itu saya seneng banget Keke mau menghabiskan steaknya.
Jangankan Keke yang baru banget sembuh, Saya aja sempat ragu apakah
mampu menghabiskan makanan yang dipesan kalau banyak begitu. Apalagi
sebelumnya sudah menyantap roti. Alhamdulillah ternyata saya sanggup
hehehe. Tapi, jelas udah gak sanggup lagi menyantap dessert. Kenyang
banget!
Saya memilih steak ala braga permai. Steak ini menggunakan daging
sapi bagian has dalam. Side dishnya sama kayak steak pesanan Keke.
Tetapi, saya memilih ini karena sausnya. Saya menyukai jamur dan steak
ini disiram saus jamur champignon.Berbeda dengan steak pesanan Keke di
mana saus dan steak disajikan terpisah. Steak pesanan saya disajikan
dalam keadaan tercampur. Steaknya nyaris gak kelihatan. Apalagi masih
ditutup lagi dengan lembaran keju.
Memang harusnya makan di sini tuh dalam keadaan santai dan perut
kosong. Jadi bisa menikmati appetizer hingga dessert. Tapi,
tetap antara yakin dan enggak juga kalau saya sanggup menghabiskan
semuanya. Mungkin kalau sempat pesan dessert atau appetizer, pilih 1
menu untuk disantap bersama-sama.
[Silakan baca:
Mudik Lebaran Lagi di Hotel Ibis Styles Bandung Braga]
Restonya bersih, pramusajinya ramah, dan pelayanannya lumayan cepat.
Tapi, kabarnya kalau akhir pekan bisa waiting list saking ramainya.
Ada live music juga saat akhir pekan. Untungnya waktu kami ke sana
langsung dapat tempat meskipun suasana resto ramai.
Kapan-kapan balik lagi ke sini, ah. Apalagi katanya es krim dan
kue-kue di sini memang enak. Tapi, kapan ya? Udah lama juga gak main
ke Bandung *Kangen Bandung banget! 😁
Braga Permai
, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.