
Lezatnya Sate Samyang di Kedai Mama Lita
Bunda: “Dek, belajar bikin martabak manis mau gak? Sebentar lagi mau bulan
puasa.”
Nai senang masak. Biasanya dia lebih suka baking atau membuat berbagai
camilan manis lainnya. Saya memintanya untuk belajar bikin martabak
manis. Tentunya bukan saya yang ngajarin. Nai lebih suka berguru dari
YouTube.
Dari tahun ke tahun, setiap bulan Ramadan, martabak manis selalu jadi
salah satu menu berbuka puasa setiap hari. Yup! Setiap hari!
Kadang-kadang saya sampe bosan karena menyantapnya setiap hari. Tapi,
tidak demikian dengan suami dan anak-anak. Mereka suka banget martabak
manis meskipun rasa yang mereka suka paling hanya coklat, kacang, dan
wijen. Sesekali aja beli martabak manis keju.
Itulah kenapa saya meminta Nai untuk belajar bikin martabak manis.
Alasan pertama tentu aja karena faktor pengeluaran hehehe. Kalau
setiap hari harus ada martabak manis, sebagai emak kan saya makin
berhitung π
Nai juga suka bikin makanan manis. Jadi sekalian aja dia belajar bikin
martabak manis yang sempurna. Saya katakan sempurna karena Nai udah
beberapa kali bikin martabak manis. Rasanya udah enak tapi teksturnya
masih butuh banyak belajar lagi.
dong. Teteap aja kalau ada yang enak mah dibeli hehehe. Salah satu
martabak manis terenak yang baru-baru ini kami cobain ada di daerah
Harapan Indah. Namanya Martabak Mama Lita atau Martabak Manis Bandung
33.

Kedai Mama Lita tidak besar, tetapi bersih
Minggu, 6 Agustus 2017, kami sekeluarga *minus Keke yang lebih
memilih nge-mall buat nonton* makan siang di Kedai Mama Lita. Kedai
ini usianya masih termasuk bayi, baru sekitar 3 bulan. Tapi, untuk
martabak manisnya sudah berjalan 8 tahun. Makanya gak heran saat kami
makan di sana, selalu ada aja pembeli datang untuk membeli martabak
manis. Sesekali ada driver ojek online membeli martabak manis pesanan
pelanggan.
Awalnya memang spesialis martabak manis. Kemudian mbak Kristina dan
suami membuka kedai yang menjual beberapa menu makan utama. Kami ada
di sana dari jam makan siang hingga menjelang sore. Memang seenak apa
sih makanan di kedai ini hingga kami rela berlama-lama?
[Silakan baca:
Love Go-Jek, Save Go-Jek]
Sate Taichan Mozarella


Sebaiknya disantap saat masih hangat supaya kejunya masih mulur kayak
gini
di kedai, dia masih lumayan diam karena baru aja dibangunkan. Disuruh
memilih menu, dia gak mau. Bener-bener baru bangun banget. Masih belum
ngumpul energinya hehehe. Saya pun memilihkan sate taichan mozarella
untuk Nai. Keke dan Nai suka dengan ayam taichan. Nai juga suka banget
dengan keju hingga harus selalu stok keju di rumah. Jadi saya pikir
Nai akan suka.
Sate taichan itu rasanya sangat sederhana. Bukan seperti sate ayam
pada umumnya yang diberi bumbu kacang. Nah justru karena sederhana,
jadi harus pas di lidah. Keasinan sedikit aja kayaknya bakal rusak
rasanya. Sate taichan ala Kedai Mama Lita ini pas banget rasanya.
Mozarella di taro di atas sate kemudian dibakar menggunakan
torch hingga keju meleleh dan ada gosongnya di beberapa bagian.
Karena menggunakan keju, sate taichan mozarella ini paling enak
disantap saat masih panas. Ketika kejunya masih mulur.
Ayam Bakar

Nasi, IDR5K
Menu ini jadi pilihan suami. Di deskripsinya tertulis kalau ini ayam
bakar pedas. Sahabat KeNai yang tidak suka pedas, bisa memilihi ayam
bakar kiddo. Tapi, ketika kami cobain, ayam bakarnya gak pedas.Β
Rasanya juga enak banget karena bumbunya meresap hingga ke dalam. Nai
yang tadinya masih kelihatan ngantuk pun sedikit demi sedikit ikut
makan ayam bakar pilihan ayahnya. Kata dia enak banget ayamnya.
Hmmmm… tau gitu, pilih bagian dada ayam biar lebih banyakan
dagingnya, ya π
[Silakan baca:
Nostalgia Megaria]
Gepuk Sapi

Β
Bisa dikatakan ini pilihan menu yang tertukar hehehe. Biasanya suami
lebih suka memilih menu daging kalau makan di luar rumah. Sedangkan
saya memilih ayam. Bukan karena saya gak suka daging, lho. Tapi kalau
datang ke rumah makan baru, saya kadang suka ragu memilih menu daging.
Gigi saya mudah sakit kalau dapat daging yang teksturnya keras.
Saya sempat heran ketika suami memilih ayam bakar. Mau ikutan pilih
menu yang sama, tapi saya penasaran dengan gepuknya. Jadilah saya
pilih gepuk. Saya pikir kalau sampe keras tinggal minta tukeran ma
suami.
Ternyata gepuknya empuk banget dan meresap juga bumbunya. Gak melawan
ketika saya gigit, tetapi tetap ada teksturnya. Kalau di Bandung ada
tuh yang jualan gepuk enak. Nah sekarang saya gak perlu jauh-jauh ke
Bandung dulu buat bisa makan gepuk enak. Dan yang paling menyenangkan
adalah saya gak sakit gigi sama sekali ketika menyantapnya.
Yang juga saya suka adalah taburan bawang merahnya gak seuprit.Β
Lihat aja di fotonya, sampe gepuknya ketutupan ma bawang merah goreng.
Saya suka bawang merah goreng. Makanya seneng banget pas lihat
taburannya banyak. π
Siomay Ayam Udang

Sebelum ketiga makanan utama yang dipesan tadi datang, kami lebih
dulu menyantap siomay. Siomaynya enaaaaakkk! Isinya ayam dan udang
cincang. Teksturnya pun berasa kres-kres gitu. Masih berasa
banget tektur udangnya. Pas deh porsinya untuk menu pembuka. Apalagi 1
porsi kami makan bertiga. Masing-masing 2 siomay. Gak bikin kenyang,
lah. Masih snaggup menyantap makanan berikutnya.
[Silakan baca:
Batagor Riasari dan Selera Tionghoa]
Thai Tea dan Green Thai Tea

Thai Tea / Green Thai Tea, IDR15K/botol

Lebih segar kalau dikasih tambahan es batu kayak gini
banget. Asa ada penjual Thai Tea pasti dia pengen beli. Ketika di
Kedai Mama Lita ada Thai Tea, saya udah tau minuman ini akan dipilih
Nai.
Tadinya saya akan memilih air mineral atau es teh manis saja seperti
pesanan suami. Tapi mbak Kristina menawarkan untuk mencoba Green
Thai Tea. Saya penasaran, sih karena baru kali ini denger nama Green
Thai Tea. Meskipun awalnya gak terlalu yakin bakal suka. Tapi saya
tetep pesan karena penasaran.
Membandingkan kedua rasa teh ini, saya lebih suka green thai tea.
Kalau thai tea tetep ada rasa yang aneh di lidah saya sehingga tetap
gak begitu suka. Sedangkan green thai tea lebih soft rasanya. Lebih
enak lagi kalau minta segelas es batu kemudian tehnya dituang ke
gelas. Kedua teh ini juga asli racikan Kedai Mama Lita.
[Silakan baca:
Segarnya Es Kepal Jadoel, Summarecon Mall Bekasi]
Seneng banget ketika makan di luar ternyata makanannya enak
semua. Jadi penasaran dengan menu lainnya. Sambil menunggu perut
agak kosongan, saya pun ngobrol sejenak dengan mbak Kristina yang
sangat ramah.
Mbak Kristina bercerita kalau semua menu yang dijual di kedainya
adalah menu favorit keluarga. Kecintaannya terhadap dunia kuliner
diawali ketika ibunda wafat saat mbak Kristina masih berusia cukup
muda. Meskipun ayahnya tidak pernah memintanya untuk memasak,
tetapi mbak Kristina merasa perlu belajar masak untuk ayah dan
kakaknya. Mbak Kristina pun mulai belajar masak dari tantenya.
Lama kelamaan dunia kuliner menjadi salah satu passionnya.
Passionnya yang lain adalah menulis buku. Sudah ada beberapa novel
yang diterbitkan. Silakan Sahabat KeNai mencari novel karya mbak
Kristina Yovita bila penasaran.
Saat ini memang mbak Kristina sudah tidak produktif menulis. Lebih
fokus dengan dunia kuliner. Mbak Kristina juga bercerita tentang
martabak manis yang menjadi andalannya. Berawal dari kesukaan
suami akan martabak manis, mbak Kristina mencoba membuat adonan
martabak hingga 30x baru menemukan formula yang pas. *Catatan
penting banget yang bisa dicontoh, nih. Jangan mudah
menyerah.
Martabak Brownies Coklat

martabaknya. Seperti yang sudah saya tulis di awal, biasanya kami
kalau beli martabak manis itu pilih varian coklat (meises), kacang,
dan wijen. Tadinya di kedai pun kami akan memilih yang sama. Tapi mbak
Kristina menyarankan untuk cobain brownies coklat.
Tentu saja ini bukan brownies seperti yang sudah kita kenal. Ini tetap
martabak tetapi wanginya mirip brownies. Untuk martabak brownies
coklat menggunakan 4 macam coklat, yaitu coklat bubuk, Milo, meises,
dan susu kental manis coklat. Tapi rasanya gak kemanisan walaupun
bahannya banyak yang manis.
Martabak Keju

Martabak manis lain yang kami pilih adalah martabak keju. Untuk
martabak keju, ada berbagai masam varian. Tetapi kami memilih keju
saja dengan susu kental manis.

2 martabak manis yang kami pilih. Keduanya berdiameter 18cm saja.
Terlihat lembut dan berminyak kan, ya?
Martabak manis di Kedai Mama Lita ada 2 ukuran, yaitu 18 dan 22 cm.
Menurut suami, ukuran pertama enak atau enggaknya martabak manis
adalah di martabaknya sebelum diberi berbagai macam isian. Martabak
manis kedai ini lembut banget, tapi gak lembek. Martabaknya juga
lembab serta mengkilat dengan cantik karena diberi campuran butter dan
mentega dalam jumlah yang cukup banyak.
Β
Adonan dasar martabak tidak dicampur dengan telur. Telur baru
dicampurkan ke dalam adonanan ketika ada pembeli. Cara ini membuat
adonan martabak tetap segar. Untuk isiannya, martabak manis Mama Lita
selalu menggunakan bahan berkualitas. Ketika harga-harga bahan baku
mengalami kenaikan, mbak Kristina tetap tidak ingin menurunkan
kualitas bahannya. Tidak hanya untuk martabak, semua bahan baku untuk
menu lain pun selalu dipilih yang berkualitas.
Martabak manis di Kedai Mama Lita tidak hanya memiliki varian klasik
seperti yang selama ini dikenal. Tetapi banyak varian lainnya yang
terasa kekinian. Martabak manis ini juga dikenal dengan nama Martabak
Manis Bandung 33. Menurut mbak Kristina, di sekitar Harapan Indah ada
beberapa penjual martabak. Biasanya warga di sana lebih mengenal
penjual martabak bila menggunakan angka. Makanya martabak Mama Lita
lebih dikenal sebagai martabak manis bandung 33.
Agar-Agar Gula Merah

gula merah. Tapi gak mungkin deh kalau baru datang langsung pilih
dessert. Apalagi perut kami sedang lapar-laparnya.
Saya tertarik ingin cobain agar ini karena saat masih kecil, mamah
suka bikin agar gula merah. Kalaupun mamah lagi gak bikin, zaman dulu
kan suka ada penjual agar-agar keliling. Ya meskipun agar-agarnya gak
dingin dan rasanya juga standar tapi dulu sih saya suka. Jadi ini
semacam menu nostalgia. π
Biasanya agar gula merah kan warnanya coklat bening dan ada sedikit
santan di lapisan atas. Nah kalau di Kedai Mama Lita posisinya di
balik. Bagian bersantannya lebih banyak. Saya benar-benar bernostalgia
dengan menu ini.
Agar gula merah yang disajikan di sini ukurannya cukup besar, ya. Tapi
ada tempatnya, sehingga bisa dengan mudah dibawa pulang.
Sate Samyang

lumayan banyak, kami hanya pesan 1 porsi tanpa nasi. Di Kedai Mama
Lita ada 4 menu sate yaitu sate samyang, sate taichan mozarella, sate
ayam madura, dan sate ayam manis. Ketika baru datang, aroma sate
langsung tercium sehingga semakin menggugah selera makan. Saya
langsung memesan sate ayam taichan dengan alasan yang sudah saya tulis
di atas. Sebelum pulang, kami pesan sate Samyang.
Sahabat KeNai tentu sudah mengenal mie instan merk Samyang, kan? Sate
samyang ini bukan berarti diberi bumbu mie instan Samyang, lho. Mbak
Kristina tetap meracik sendiri bumbunya sehingga rasanya mendekati
bumbu mie instan Samyang.
Meskipun satenya terlihat pedas, bagi kami gak terlalu berasa
pedasnya. Etapi kalau level kepedesan kan tiap orang beda-beda, ya.
Kami memang suka pedas, terutama saya dan Keke. Tapi level sate
Samyang ini masih bisa diterima juga sama Nai. Dia malah sampe jilatin
bumbunya. Wajib dicobain, deh! Rasanya pun komplit dan daging ayamnya
gak kering.
Mbak Kristina juga bercerita kalau sate ayam maduranya memiliki rasa
yang berbeda. Mbak Kristina yang berasal dari Madura tentunya juga
pahak dengan rasa sate ayam madura. Tetapi menurutnya, rasa satenya
memiliki rasa yang khas dan berbeda dari rasa sate ayam madura yang
biasa di jual di berbagai tempat.
Saya jadi penasaran juga, sih. Tapi lain kali, deh. Perut rasanya udah
sangat kenyang. Agar-agar serta martabak aja kami bawa pulang. Gak
bakal sanggup menghabiskan langsung di tempat. Ini aja tadinya saya
mau ajak suami belanja di Lulu Hypermarket dulu setelah dari Kedai
Mama Lita. Tapi karena kenyang banget, akhirnya memilih pulang dulu.
Belanjanya diundur minggu depannya lagi.
Keke: “Ini apa, Bun? Brownies ya? Kok begini?”
Begitu smapai rumah, saya langsung menyodorkan 2 kotak berwarna hijau
yang berisi martabak manis ke Keke. Ketika membuka kotak martabak
brownies coklat, Keke sempat bingung. Dia tau kalau dari bentuknya
pasti martabak manis. Tapi wanginya mirip brownies. Makanya dia
bertanya ke bundanya. Saya dan Nai sempat pandang-pandangan kemudian
tertawa.
Keke langsung suka dengan rasa kedua martabak manis itu. Langsung
dikuasai ma dia sehingga berebut ma adiknya.
Nai: “Keke harusnya ikut. Enak semua makanannya. Apalagi ayam bakar ma
sate Samyang. Pasti deh Keke makannya bakal banyak banget.”
Dari hasil rebutan, cuma disisain 1 potong. Padahal tadinya saya mau
ngetes kualitas martabak ini. Kan katanya kalau dibiarkan di luar
semalaman, martabaknya tetap enak dan tidak jadi keras. Untung masih
ada sisa 1 potong. Besok paginya saya cobain, ternyata beneran masih
enak. Kulitnya msih lembut dan berminta. Isiannya juga masih nikmat.
Bedanya udah dingin aja.
Kalau Sahabat KeNai baru pertama kali ke sini dan mengandalkan Google
Maps, mendingan minta mbak Kristina untuk share location. Memang gak
sulit cari lokasinya. Tapi, perumahan Harapan Indah tuh luas. Dari
pada nyasar di komplek kan mending nanya hehehe.
Di Google Maps bila kita mengetik Kedai Mama Lita masih ditunjukkan ke
lokasi tempat berjualan martabak manisnya saja. Bukan ke kedainya
meskipun kata suami, kedianya juga ada di maps. Tapi daripada bingung
mending minta share location. Atau bisa juga ketik ‘Resto Kedai Mama
Lita’ di maps. Kayaknya lebih akurat, langsung ke kedainya.
Bakal balik lagi ke Kedai Mama Lita. Maunya sih gitu. Happy tummy lah
kalau makan di sana. Abis semuanya yang kami pesan enak. Trus sekarang
juga lagi ada promo menarik banget. Batas waktunya hingga ada promo
berikutnya. Trus kapan promo berikutnya? Silakan tanya aja ke mbak
Kristina π

Kedai Mama Lita
Blok EB1 no. 17
Kota Harapan Indah
Bekasi Barat
Telp: 0813 1740 3477 / 087 888 663 633
IG: @kedaimamalita.harapanindah

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.










