Umum

Lima Pendaki Nanjak Sumbing di Musim Hujan, Ini Cerita Perjalanannya

Lima pendaki muda mendaki Gunung Sumbing via Garung baru-baru ini. Sadar pendakian pada musim hujan lebih berat tantangannya, sebelum nanjak mereka  melakukan persiapan. Apa saja?

Lima pendaki muda seumuran itu berasal dari kampus yang berbeda. Ada Arvin dan Rafa yang masih tecatat sebagai mahasiswa Telkom Purwokerto. Rayhan (Unsoed), Terdy (Telkom Bandung), Rafa, dan Aqip dari UII. Kelimanya bertemu di Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng).
Berdasarkan tulisan mentah yang dikirim Arvin ke TravelPlus Indonesia, sekurangnya ada enam persiapan yang mereka lakukan.
Pertama, melakukan voting gunung apa yang akan mereka gapai puncaknya. Ketika itu kandidatnya mengerucut ada dua yaitu Gunung Slamet dan Gunung Sumbing.

Hasil voting, Gunung Sumbing-lah yang terpilih dengan alasan karena di antara mereka lebih banyak yang memilih gunung berketinggian 3.371 Mdpl tersebut lantaran belum pernah mendakinya.

Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ke-2 di Jateng setelah Slamet. Gunung yang besar wilayahnya masuk dalam Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo ini, letaknya bersandingan (bertetanggaan) dengan Gunung Sindoro.
Persiapan kedua, menentukan waktu pendakian. Menurut Arvin, awalnya mereka ingin mendaki pada tanggal 4 dan 5 Februari 2024 via Garung. Namun Pada H-2 mereka mengubah jadwal pendakian maju 1 hari mengingat berdasarkan informasi prakiraan cuaca terlihat tanggal 3 dan 4 lebih banyak mendapatkan prediksi cuaca yang cerah khusus untuk pendakian Sumbing via Garung yang berada di Kabupaten Wonosobo.
“Akhirnya  setelah melewati berbagai diskusi, kami melakukan pendakian tanggal 3 dan 4 Februari,” terang Arvin.

Persiapan ketiga, memilih moda kendaraan untuk menuju basecamp (BC).  Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan membawa mobil sendiri karena jauh lebih praktis bukan menggunakan moda. “Kami diantar oleh om-nya Terdy dengan  mobil menuju BC pendakian Sumbing via Garung 

“Kami berangkat tanggal 2 Februari sore  sekitar pukul 17.00 dari Purwokerto, sampai di BC malam, sekitar pukul 20.00,” jelas Arvin.
Persiapan berikutnya atau yang keempat, menyewa tenda. Dikarenakan mereka  berjumlah ganjil yaitu 5 orang, mereka sempat bingung menyewa tenda berkapasitas 4 atau 6 orang. Kalau kapasitas 6, selain lebih berat dan makan tempat akhirnya mereka menyewa satu tenda kap 4.

Persiapan kelima, membuat beberapa menu untuk bekal sangat malam. Menu yang mereka buat  dari Purwokerto adalah ayam bumbu dan adonan flat bread. Selain itu mereka juga bawa beberapa jenis logistik lain.

 
Setibanya di BC mereka langsung ke warung untuk menggoreng ayam bumbu tersebut untuk makan malam. “Kami hanya bayar Rp5000 per orang untuk menggoreng ayam dan sudah ditambah dengan nasi,” ungkap Arvin.
Setelah makan malam, di antara mereka ada yang lanjut tidur dan ada juga yang  masih bersantai  di teras BC sambil menikmati hawa sejuk yang malam itu bersuhu sekitar 20 derajat Celcius. Pukul 12 malam mereka semua sudah tertidur lelap. 

Pagi hari 07.30 usai mandi dan berkemas mereka melakukan registrasi. “Biaya simaksinya 35K per orang dan serta ojek 30K per orang untuk menuju Pos 1.

“Saat registrasi kami diberikan sebuah trash bag untuk menyimpan sampah selama pendakian. Dan sampahnya harus dibawa turun hingga ke BC lagi,” terang Arvin.
Tiba di Pos 1 puk 08.20, udaranya begitu sejuk. Di sana hanya ada rombongan mereka yang melakukan pendakian, maklum karena waktu pendakian yang mereka lakukan itu pada hari Senin, bukan akhir pekan.
Baru saja 15 menit berjalan dari Pos 1, tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang  ingin BAB. Untungnya Arvin membawa sekop lipat dan temannya itu meminjamnya kemudian mencari area yang jauh dari trek untuk BAB.

Menurut Arvin selama perjalanan dari Pos 1 sampai Pos 3 hanya 3 kali mereka berpapasan dengan pendaki lain yang turun.

Mereka juga melewati beberapa warung namun tidak ada satupun yang buka. “Maklum karena ini hari Senin atau hari kerja. Jadi sepi pendaki dan warung-warungnya hanya buka pada akhir pekan atau musim liburan,” terang Arvin.
Sesampainya di Camp Area 1 menuju Camp area 2, mereka melihat ada pendaki lain yang berasal dari Ponorogo. “Kami sempat ngobrol dengan mereka di warung Camp Area 1,” terang Arvin. 
Pukul 12.00 mereka menuju Camp Area 2. Durasi pendakian dari Pos 1 sampai Camp Area 2 mereka tempuh selama sekitar 4 jam dengan waktu istirahat yang cukup banyak.

Di Camp Area 2 mereka mendirikan tenda dengan dilapisi fly sheet. Mereka juga membuat parit air dan menaruh beberapa rerumputan dibawah tenda untuk mengantisipasi hujan turun supaya air tidak masuk tenda.

“Agar tenda kap 4 orang cukup untuk tidur 5 orang, solusinya kami menaruh ransel di luar dengan ditutupi fly sheet dan  beberapa lagi di bagian teras outer tenda dengan masing-masing ransel di tutupi rain cover,” terang Arvin.
Selepas mendirikan tenda mereka lanjut masak dan makan malam dengan menu  flat bread dan super bubur instan.

Adonan flat bread yang mereka buat di Purwokerto berkomposisi tepung terigu, ragi, gulam, dan garam. “Adonannya kami masukkan ke dalam plastik zip tanpa udara untuk membiarkannya terfermentasi, lalu kami goreng dan hidangkan dengan mentega serta madu,” terang Arvin seraya menambahkan bahwa referensi menu tersebut mereka lihat dari kanal youtube outdoor boys bernama luke.

Persiapan terakhir atau keenam, packing untuk summit attack. Setelah selesai makan, mereka merapikan tenda untuk tidur dan juga melakukan packing ransel, perlengkapan dan bekal untuk summit attack yang akan mereka lakukan pukul jam 02.30 dini hari.
Mereka tidur lelap di sekitar pukul 23.00 malam dan bangun lagi pukul 01.30 dini hari untuk membuat makanan sebelum menuju puncak.
“Makanan yang kami buat di tengah malam  mie instan dan tahu aci yang direbus bersamaan dengan mie instannya agar efisien dan cepat makannya,” jelas Arvin seraya menambahkan menu itu cocok untuk  udara dingin yang malam itu bersuhu sekitar 15 derajat celcius diluar tenda.

Selepas sarapan dini hari, mereka beranjak untuk summit attack. Namun belum lama sekitar 20 menit-an pendakian dari camp area, si-Terdy kembali ingin BAB. Rekannya,  Aqip menemaninya untuk mencari tempat yang cocok untuk BAB. Sementara rekan-rekannya yang lain menunggu di kejauhan sambil mengabadikan suasana langit dini hari.

“Malam itu langit cerah dengan angin yang cukup kencang. Pemandangan indah Gunung Sindoro dan Gunung Kembang serta city light Kota Wonosobo dapat terlihat dengan jelas dan sangat cantik,” ungkap Arvin.
Selepas itu mereka melanjutkan pendakian summit menuju Puncak Kawah, salah satu puncak yang ada di Gunung Sumbing.
Sekitar 30 menit lagi sampai di Puncak Kawah atau tepat pukul 05.30 pagi, tiba tiba kabut datang dan angin berhembus sangat kencang.  Mereka mempercepat  langkah menuju Puncak Kawah, dan benar saja sekitar 10 menit lagi menuju puncak saat siluet dari sunrise mulai terlihat, badai datang dan membuat beberapa di antara mereka merasa sangat kedinginan.

Tindakan Penyelamatan 

Melihat kondisi seperti itu, Arvin dan Rayhan berinisiatif segera mengambil tindakan dengan mempercepat langkah ke Puncak Kawah untuk mencari berteduh dari angin badai. 
“Sesampainya di Puncak Kawah kami segera membuka emergency blanket untuk teman kami yang lemas dan kedinginan dan berlindung diri di balik batu yang besar untuk menutupi diri dari angin badai yang sangat kencang,” terangnya.
Di bawah batu besar yang mereka gunakan sebagai tempat berlindung, ternyata mengantarkan pandangan mereka ke arah  kawah serta pemandangan matahari terbit yang sangat cantik.
Singkat cerita, setelah matahari mulai naik ke atas dan langit sudah mulai cerah, Arvin dan Rayhan menyemangati ketiga rekan  lainnya untuk bergerak menuju Puncak Sejati. Sayangnya, badai tak juga reda, langkah mereka pun melambat dikarenakan angin yang sangat kencang. 
Setibanya di tebing menuju Puncak Sejati, di antara mereka, terutama yang baru pertama kali mendaki gunung, mengeluh dan tidak yakin bisa melewati trek yang menggunakan tali tersebut untuk menuju Puncak Sejati, ditambah badannya sudah sangat lemas dan kedinginan seiring berjalannya badai terebut.

Arvin dan Rayhan kembali memilih tindakan terbaik yakni memutuskan untuk turun saja kembali ke Camp Area 2 demi menjaga keselamatan seluruh anggota tim.

Di perjalanan turun menuju Camp Area 2, mereka bertemu lagi dengan 2 orang pendaki asal Ponorogo. ‘Kedua pendaki itu pun tidak jadi ke Puncak Sejati lantaran angin badai yang terlalu kencang,” ungkap Arvin.
Lewat tulisan yang dibuat Arvin kemudian diracik TravelPlus Indonesia ini semoga bermanfaat buat pembaca terutama pendaki yang ingin melakukan pendakian gunung di musim hujan dengan melakukan sederet persiapan dengan baik (tentunya termasuk persiapan fisik dan mental) agar pendakian berjalan aman serta mampu dengan segera mengambil tindakan penyelamatan sebagaimana dilakukan Arvin dan Rayhan.
Perlu diingat, mendaki gunung bukan semata menggapai puncak tertingginya, namun yang lebih utama (baca: penting) adalah menjaga keselamatan seluruh tim pendaki yang ikut serta. 
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis, Sumber tulisan: Arvin, foto: Arvin & tim pendaki
Captions:
1. Arvin, Rafa. Rayhan, Terdy, Rafa, dan Aqip di Pos 4 Gunung Sumbing via Garung.
2. Lima pendaki berstatus mahasiswa beda kampus nanjak bareng Gunung Sumbing.
3. Naik mobil dari Purwokerto ke Basecamp Garung, Kabupaten Wonosobo.
4.  Berlima tapi sewa tenda kapasitas 4 orang.
5. Salah satu trek Gunung Sumbing via Garung.
6. Di BC, jalur pendakian dan menikmati sepenggal pemandangan Gunung Sumbing.
7. Menghalau dingin dengan mengenakan emergency blanket dan suasana di tenda.
8. Arvin di Puncak Kawah, Gunung Sumbing.
9. Pemandangan siang dan malam hari khas Gunung Sumbing.
10. Berlindung di balik batu besar dan mengenakan emergency blanket.
11. Usai nanjak bareng Gunung Sumbing, Arvin berbagi cerita kepada TravelPlus Indonesia.

Cat. : Buat pendaki yang ingin cerita pendakiannya dimuat di TravelPlus Indonesia, kirim saja tulisan mentahnya (kisah perjalanan & tipsnya) berikut foto-fotonya dalam format HD ke WA saya. Sebelumnya DM aja ke IG saya @adjitropis.

, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top