Umum

Memetik Lima Hikmah dari Naskah “45 Tahun TAPAL – Sebuah Keberkahan”

“Bila dulu di kepala kita hanya belajar dan bermain. KINI,  kita sudah mulai taat beribadah. Seolah kita kembali sadar …. bahwa kehidupan tidak kekal. Ibarat arisan kita tidak tau kapan nomor pulang kita akan keluar……. Wallahualam”.

Begitu penggalan naskah bertajuk “45 Tahun TAPAL – Sebuah Keberkahan” yang dibacakan Adnan, salah satu dewan penasihat dalam kepanitiaan Jambore 45 Tahun TAPAL.
Adnan yang biasa disapa dengan embel-embel Encang (salah satu panggilan khas orang yang dituakan dalam budaya Betawi), membacakan naskah itu dengan khidmat dan penuh penjiwaan pada acara inti Jambore 45 Tahun TAPAL yang bertempat di pendopo Annapurna Campsite, Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu (18/5/25) malam.
Naskah yang narasi awalnya ditulis oleh Dudiek, salah satu seksi acara lalu ditambahkan Adnan itu, dibacakannya dengan suara agak pelan dan sesekali terdengar menahan tangis sehingga walau volume suaranya terdengar agak samar-samar namun pesan moralnya tetap sampai ke relung hati yang dalam.
Atmosfer yang sengaja dibangun berupa pencahayaan minim dari satu lilin yang dinyalakan di sampingnya, selain memberi nilai artistik pun menguatkan isi naskah yang dibacakan. 

Saat mengabadikan Adnan seperti itu, saya seperti tengah menyaksikan sepenggal adegan teater yang nyeni dengan pencahayaan buatan (artificial lighting) minimalis tapi membuahkan visual yang artistik.

Sebenarnya saya ingin mengabadikannya lebih dekat dan dari beberapa sudut namun saya ingat bahwa ada peraturan dari hasil rapat pelaksanaan acara inti tersebut dan juga arahan dari Tossy (juga salah satu seksi acara), yang melarang siapapun termasuk seksi dokumentasi dan publikasi untuk mondar-mandir sampai menggangu ketenangan renungan, akhirnya saya urung. Hanya memotret dan merekam Adnan dari kejauhan.
Entah kenapa pada malam itu ada fotografer (bukan Joko Dolok, bukan pula Dhito) yang terlihat lalu-lalang mengabadikan Adnan dari dekat. Entah orang itu tidak dikasih tahu oleh seksi acara atau sudah dikasih tahu tapi melanggar, atau memang dapat kelonggaran dari seksi acara ataupun ketua panitia? Entahlah yang pasti apa yang dilakukannya itu sudah agak ‘mengganggu’ suasana dan proses perekaman yang tengah saya lakukan.

Kembali ke penggalan naskah di atas yang saya jadikan lead tulisan ini, dari situ ada 2 hikmah yang saya petik yaitu pertama, MENEKANKAN KEMBALI dan MENGINGATKAN LAGI bahwa TIDAK ADA SATUPUN DI DUNIA INI YANG ABADI (hidup selamanya). 

Bila saya kaitkan dengan TAPAL yang tahun ini berumur 45 tahun, tentu diperlukan regenerasi mengingat mau tidak mau, suka tidak suka kematian akan menjemput satu per satu anggota dan simpatisannya.
Realitanya sejak tahun 1991 sampai sekarang, organisasi mahasiswa pencinta alam (Ompa) yang berbasis di Jakarta ini vakum dalam mencari, menyaring, dan menerima keanggotaan baru. Singkat kata proses regenerasi mandek. 
Bila kondisi itu didiamkan terus dalam artian tidak melakukan regenerasi baik lewat proses seperti dulu (konvensional) maupun dengan cara mengikuti perkembangan dunia pencinta alam era kekinian, lambat laun bisa jadi TAPAL hanya tinggal nama sementara anggota dan simpatisannya satu per satu akan berkurang karena wafat dan atau faktor lain.
Hikmah yang kedua dari sepenggal naskah itu adalah mengingatkan diri saya pribadi untuk MENINGKATKAN TERUS IBADAH kepada Allah SWT, dalam artian harus ada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, dari umur saya belasan tahun, 30-an tahun, kini 50-an tahun, dan seterusnya sampai napas tak lagi berembus.

Penggalan naskah berikutnya yang menarik perhatian saya berbunyi seperti ini. 

SAHABAT ….
Dulu semua hidangan tanpa ragu kita santap. Kini, hidangan itu harus kita pilih.
Dulu, begadang bukan hal yg sulit.  Kini, jam 10 sudah masuk kamar. 
Bila dulu, ajakan mendaki gunung selalu ditunggu. Kini… membayangkan saja sudah lelah. 
Dulu, kita kebal penyakit. Kini… kita berdampingan dengan masuk angin, panas dalam, pilek, flu, asam urat, kolesterol, darah tinggi dan lainnya. Sebuah phase yang tidak dapat dihindari……. Dan ini memang  Sebuah keniscayaan“.
Hikmah yang saya petik dari penggalan naskah itu juga ada dua. Pertama, ingat bahwa FAKTOR “U” (BACA: UMUR) ITU TIDAK BOHONG. 
Bila saya sambungkan dengan outdoor activities yang masih saya lakukan sampai saat ini seperti mendaki gunung, susur gua, arung jeram dan lainnya, sudah semestinya saya harus menyesuaikan dengan kondisi fisik dan umur saat ini. 
Misalnya, jika dulu nanjak dan turun gunung sering lari, kini cukup santai saja. Jika dulu pergerakan terasa begitu gesit, cekatan, ringan, lincah, trengginas, tangkas, sigap, cergas, dan atau istilah sekarang satset, sekarang kudu sadar tak mungkin lagi seperti itu, harus diturunkan/ditekan kecepatan agar tidak cidera. 
Hikmah yang kedua adalah MENJAGA KESEHATAN. Bila saya kaitkan dengan aktivitas alam bebas yang masih rajin saya lakukan sampai saat ini seperti mendaki gunung dan lainnya, tentunya saya harus tetap mempersiapkan fisik minimal dengan olah raga berjalan kaki di medan bervariasi (datar, nanjak, dan turun) serta renang minimal satu Minggu sekali supaya fisik tidak kaget saat mendaki gunung walaupun sudah pernah melakukan pendakian berkali-kali.

Menjaga Hubungan Baik

Satu lagi penggalan naskah itu yang mencuri pendengaran saya, berbunyi begini:
“TEMAN TEMAN …
Saat ini, kita tinggal segelintir yang bertahan untuk menjalin dan menjaga silaturahmi. Kita akan menyusul teman teman kita. Maka, di usia senja ini, jangan kita terpecah. Saling musuh. Saling fitnah, syirik, iri, dan mencari cari kesalahan orang lain hingga pupus dan pecah tali silaturahmi yang selama ini sudah terjaga. Renungkanlah Kawan. 
Jika hati ini masih ada ganjalan sesama teman. Masih ada permusuhan. Maka, lepaskan, ikhlaskan, dan saling maafkan. Agar kita sendiri, juga akan memiliki ketenangan hati. 
Teman, kita juga tidak tahu …. apakah esok, lusa kita masih sehat dan bisa bertemu lagi dengan teman teman yang ada di sini dan yang tergabung dengan TAPAL? Wallahu’alam”.
Ada satu hikmah yang saya petik dari penggalan naskah tersebut, yaitu: MENJAGA HUBUNGAN BAIK dengan teman lama ataupun baru mengingat silaturahmi itu banyak faedahnya antara lain menambah rezeki.
Bila saya hubungkan dengan pertemanan saya dengan anggota dan simpatisan TAPAL baik yang sudah lama kenal ataupun baru, tetap mengedepankan adab (sopan santun) antara lain memanggil dengan panggilan yang sopan misalnya ibu/pak dengan angkatan yang berumur jauh di atas saya atau senior (80-an).

Selain itu tidak merendahkan/mengecilkan teman lain sekalipun usianya seumuran, mengakui/menghargai kinerja/kelebihan orang lain tanpa tebang pilih, dan berusaha terus membantu TAPAL sebisa mungkin dengan kemampuan yang saya miliki seperti skill, pengetahuan, pengalaman terkait pendakian gunung dan outdoor activity lainnya sesuai perkembangan zaman, hal-hal terkait kepariwisataan maupun dokumentasi dan publikasi.

Itulah lima hikmah yang saya petik dari naskah yang dibacakan Adnan dalam perayaan 45 tahun TAPAL. 
Semoga bermanfaat 🙏, dan saya tutup tulisan ini dengan membaca Al-fatihah buat anggota dan simpatisan TAPAL yang sudah lebih dulu menghadap Sang Pencipta, Allah SWT sekaligus doa tulus buat kesehatan dan keberkahan anggota dan simpatisan TAPAL yang masih tersisa sampai saat ini.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions
1. Adnan, salah satu dewan penasihat dalam kepanitiaan Jambore 45 Tahun TAPAL saat membacakan naskah renungan bertajuk “45 Tahun TAPAL – Sebuah Keberkahan”
2. Video pencahayaan buatan (lighting artificial) minimalis berupa lilin yang dinyalakan.
3. Video sejumlah peserta Jambore 45 Tahun TAPAL menyimak naskah renungan yang dibacakan Adnan.
4. Video Adnan membacakan naskah renungan di pendopo Annapurna Campsite, Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu (18/5/25) malam. 
5. Naskah “45 Tahun TAPAL – Sebuah Keberkahan” narasi awal ditulis Dudiek lalu ditambahkan oleh Adnan.
6. Naskah yang disampaikan Adnan membuahkan sejumlah hikmah, dan TravelPlus Indonesia memetik lima hikmahnya.


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top