Bali

Pura Meduwe Karang Buleleng – Wisata Bali Utara

Masih membahas banguanan pura di
Kabupaten Buleleng, Bali. Tak terlalau
mengherankan jikalau kawan pariwisata ini banyak di jumpai pura dengan
keunika-keunikan yang berdesa di setiap bangunannya. Yuk lihat apa saja yang
dimiliki Pura Meduwe Karang dan mengulas segala ketertarikan wisatawan untuk
mengunjunginya.
Kata Meduwe Karang adalah bahasa
bali yang berarti “memiliki lahan”, hal ini bisa dimurotkan bahwa Pura Meduwe
Karang adalah Pura yang memiliki lahan yang mana tempat untuk berdoa meminta
kesuburan pada tanaman. Yak, lokasi tempat wisata ini berada dii Desa
Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan yang 
mana kawasan ini masih banyak didominasi dengan lahan yang bisa disebut
juga tegalan.
Mayoritas masyarakat setempat
menanami lahannya dengan tanaman ubi kayu, jagung, kopi, kelapa maupun jeruk. Alhasil
tak sedikit para masyarakat yang menjadikan Pura Meduwe Karang sebagai tempat
memohon doa agar tanamannya tumbuh dengan subur. Dalam sejarahnya, pura ini di
bangun pada abad ke 19 Masehi atau tahun 1890 oleh para migrasi lokal dari Desa
Bulian ( Desa Bali Kuno ) yang bermigrasi ke Desa Kubutambahan.
Kawasan daerah sekitar Pura
Meduwe Karang merupakan salah satu lingkungan Pura di Bali yang sudah dikenal oleh
wisatawan mancanegara sebelum terjadinya Perang Dunia Kedua . pada waktu itu,
mereka datang ke Bali melalui jaut laut dan berlabuh di EX Pelabuhan Buleleng. Sembari menunggu angkutan umum, para
wisatawan memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke Pura Beji di Desa Sangsit ataupun Pura Meduwe Karang di
Desa Kubutambahan.
Tata letak dan arsitektur Kata Meduwe
Karang ini sangat khas dengan seni masyarakat Bali Utara ( Kabupaten Buleleng ).
Gugusan tangga , areal cukup luas, ornamen-ornamen dan juga deretan
patung-patungnya jarang ditemukan kesamaan pada pura-pura lain selain di
Buleleng.
Bangunan Kata Meduwe Karang terbagi
menjadi tiga tingkat diantaranya adalah Jaba Pura di luar lingkungan pura ( Jabaan
), Jaba Tengah , dan Jeroan ( bagian yang paling disucikan ). Dua buah tangga
berbahan batu dengan konstur menanjak menuju Jaba Pura, yang mana tepat di
bagian depannya dihiasi dengan patung-patung batu padas yang berjumlah 34 (
tokoh-tokoh cerita Ramayana ).
Patung yang berdiri di
tengah-tengah memperlihatkan Kumbakarna yang sedang berkelah ddengan kera-kera
laskar Sang Sugriwa. Daya tarik lainnya terletak pada pahatan Durga dalam
manifestasinya sebagai Rangda, dalam posisi duduk dengan kedua lututnya terbuka
lebar yang mana alat kelaminnya jelas terlihat.
Tangan kanannya diletakkan di
atas kepala seorang anak kecil yang berdiri di sebelah lututnya, kaki kanannya
diletakkan di atas binatang bertanduk dalam posisi berbaring. Pada bagian lain
dari dinding lingkungan pura ini terdapat pahatan seorang penunggang kuda
terbang dan pahatan Astimuka. Tokoh ini dilukiskan persis dengan Sang Hyang
Gana atau Ganesha yaitu dewa bermuka gajah.
Jika pembaca memandanag Kata Meduwe
Karang dari kejauhan, maka susunan batu padas dari dasar hingga puncak
padmasana terlihat seperti halnya susunan bangunan pyramida. Keunikannya tak
hanya itu saja hlo Guys, pada dindning sebelah utara Kata Meduwe Karang dapat dilihat
ukiran setinggi 1 meter yang menggambarkan tentang seorang pegawai Pemerintah
Belanda sedang mengendarai sepeda.
Usut punya usut informasi yang di
dapatkan dari masyarakat setempat bahwasannya ukiran tersebut ialah hasil
reproduksi dari ukiran yang dibuat pada tahun 1904 yang pernah hancur saat
terjadinya gempa bumi, Dari sejarahnya bahwa pengendara sepeda itu adalah
W.O.J. Nieuwenkamp ( pelukis Belanda yang terkenal ) yang berkeliling Bali
dengan mengendarai sepeda di tahun 1900-an. Kemudian Ia melukis tempat-tempat
yang sempat dikunjunginya.
Dalam perbaikannya bentuk dari
roda sepeda tersebut diubah menjadi roda berbentuk bunga teratai, Nieuwenkamp
diubah mengenakan kamen atau kain dan ditambahkan dengan pattern tumbuhan serta
bunga-bunga sebagai latar belakangnya. Di antara roda sepeda diberi gambar
anjing dan tikus , kumis tebal Nieuwenkamp sudah tidak ada lagi .
Untuk menuju ke Pura Meduwe
Karang tentunya sangat mudah sekali yakni berada di Desa Kubutambahan,
Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten buleleng, provisi bali, Indonesia. Dari pusat
kota singaraja berjarak sekitar 12 kilometer atau tidak sampai 1 kilometer dari
pertigaan Singaraja, Kubutambahan, Kintamani.
Perburuan tempat wisatamu ketika
berada di kabupaten Buleleng tak hanya di Pura Meduwe Karang saja hlo Guys,
dibawah ini adalah obyek wisata terdekat yang bisa anda jadikan agenda wisata selanjutnya
:

>>>Pura Dalem Jagaraga di Singaraja

>>>Tugu Singa Ambaran Raja Buleleng – Cocok Untuk Berselfie

>>>Gedong Ketya Buleleng – Perpusatakaan Satu-satunya di Dunia

>>>Agrowisata Kebun Anggur Bali – Indico Wine Bali’

>>>Desa Tua Sida Tapa Buleleng – Desa Bali Aga

>>>Brahma Wihara Arama Buleleng – Tempat Ibadah Umat Buddha Terbesar di Bali


, Terimakasih telah mengunjungi Ulasani.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top