Lantaran sudah kebelet ingin water therapy sambil berzikir di aliran sungai itu, selepas menuruni trek licin dari pos 2 menuju aliran sungai itu, saya percepat langkah dan tiba lebih dulu di tepiannya. Di sana ternyata sudah ada Rowi dan Rifki, dua pemuda lokal yang sedang bersih-bersih di lintasan river trekking.
Sadar tidak membawa celana pendek, saya memutuskan water therapy di bagian dalam aliran sungai dengan mengenakan “CD”, supaya tidak dilihat pendaki lain yang menyeberangi sungai.
Ternyata selain lebih tersembunyi, terhalang bebatuan dan kerimbunan pepohonan di sekitarnya, suasananya pun jauh lebih nyaman dan tenang. Di sana, saya temukan beberapa aliran sungai yang membentuk pancuran alami, semacam air terjun kecil, Masya Allah indahnya dan cocok sekali buat water therapy.
Tak lama kemudian, Adnin dan Hazul menyusul, menuju tempat saya terapi air. Adnin mengenakan celana pendek dan kaos kaki hitam sedangkan Hazul tetap memakai t’shirt dan celana panjangnya yang juga berwarna hitam.
Kami bergiliran melakukan water therapy di pancuran alami sambil menikmati alunan orkestra alam berupa suara gemuruh aliran sungai. Sungguh nikmatnya.
Berada di sana bersama Adnin dan Hazul, saya merasa seperti seorang ayah yang tengah mengajak dua anak bujangnya mandi di sungai alami di tengah belantara Gunung Aseupan😊.
“Wiiih, segeeer.., banget ya pak. Airnya juga nggak dingin-dingin amat. Jadi badan kita nggak sampai menggigil,” ujar Adnin.
Diselingi dengan tawa bahagia, tak lupa kami mengabadikan special moment tersebut secara bergantian dengan HP jadul saya.
Pendakian yang Komplit
“Ini benar-benar pendakian yang komplit ya Pak,” ujar Adnin lagi. “Gimana nggak komplit, jarang-jarang lho turun gunung bisa lanjut mandi di sungai yang berair jernih dan alamnya masih asri seperti di sini,” balas Hazul dengan mimik senang.
Apa yang diutarakan Adnin dan Hazul memang benar. Komplit di sini artinya pendakian gunung yang dilakukan lebih dari sekadar nanjak lalu turun ke basecamp (BC) awal, namun diselingi dengan aktivitas outdoor lain yang menambah nilai plus pendakian itu, sekaligus membuahkan kenangan tak terlupakan.
Kegiatan alam bebas tambahan itu misalnya turun gunung plus terapi air di sungai seperti di Gunung Aseupan via Desa Sikulan ini dan atau turun gunung lanjut mandi di air terjun antara lain di Gunung Burangrang via Legok Haji; Kawah Ratu Gunung Salak via Ciandong mandi di Curug Ratu, dan di Gunung Raung via Kalibaru mandi di aliran Curug Tirto Manten.
Bisa juga turun gunung plus berendam di pemandian air panas, sebagaimana di Gunung Rajabasa via Kalianda di Lampung Selatan dan Gunung Sibayak di Sumatera Utara.
Sewaktu memulai pendakian, saya memilih river trekking melewati aliran sungai itu. Sedangkan pulangnya, setelah bersih-bersih, mandi, dan terapi air di bagian atas sungai itu, tepatnya selepas menuruni Pos 2 saya bersama Adnin, Hazul, Cucu, dan Aef serta Rifki, memilih jalur paving block untuk sampai di Pos Satu, baru kemudian ke basecamp Herman.
Sewaktu saya tanya Rifki, apa nama sungai yang sudah bikin saya jatuh hati itu? Anak muda itu mengaku kurang begitu tahu. Agak aneh juga, padahal dia akamsi alias anak kampung sini. “Coba Rifky tanyain sama Rowi (temannya yang lebih dewasa) ya,” pinta saya.
Tak lama kemudian, Rifki memberi jawaban. “Kata Rowi, namanya Sungai Cipurut Pak”.
Daya Tarik Lebih
Apapun nama sungai itu, yang jelas bagi saya dan mungkin juga pendaki lain sama-sama menilai keasriannya sudah membuat pendakian Gunung Aseupan via Desa Sikulan punya daya tarik lebih.
Lewat tulisan ini sekaligus saya ingin mengimbau agar semua pihak, termasuk para pendaki untuk menjaga baik-baik keberadaannya, termasuk hutan di sekitar sumber air dan sepanjang aliran sungai itu.
Sewaktu turun menuju BC Herman bareng dengan Reza, Garin, dan pendaki muda lainnya, hati saya sempat berkata: “Nanti kalau mendaki Gunung Aseupan di musim panas, Insya Allah saya bakal menemui sungai itu lagi, bersih-bersih, mandi dan water therapy sambil berzikir supaya kembali mendapatkan pendakian yang berujung sempurna”.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Keasrian sungai itu bikin saya jatuh hati.
2. Adnin dan Hazul melakukan water therapy di sungai, disela-sela turun gunung Aseupan.
3. Pertama kali bertemu, langsung Jatuh hati dengan sungai itu (video).
4. Susur sungai atau river trekking, salah satu kelebihan pendakian Gunung Aseupan via Desa Sikulan.
5. Beberapa aktivitas outdoor di sungai Gunung Aseupan.
6. Alhamdulillah, bertiga menikmati terapi air sambil berzikir di aliran sungai Gunung Aseupan (video).
7. Berada di sana bersama Adnin dan Hazul, saya merasa seperti ayah tengah mengajak dua anak bujangnya mandi sungai alami.
8. Keberadaan sungainya bikin pingin balik lagi mendaki Gunung Aseupan.